.feed-links {display:none;}
Welcome at My Blog

Januari 29, 2013

MUSIC IN LOVE #4


èèèèèè MUSIK IN LOVE çççççç
Music in Love
#4


>>> Seoul Music High School <<<
08:30 AM

Park Hyun Young
3 bulan berlalu dan aku belum fasih mengucapkan kalimat Inggris. Haduh~ separah itukah lidahku sampai-sampai tidak bisah fasih berbahasa inggris dan harus berlatih khusus dengan Yunho seongseonim. Hash~ guru yang satu itu benar-benar membuatku berputar pikiran setiap kali dia berbicara bahasa inggris. Cih! Sok sekali tuh guru satu! Dan… seharusnya aku hari ini libur dan bukannya berangkat kesekolah hanya untuk belajar bahasa inggris. Hhhaaasssshhh~ bisa bisa aku frustasi sebelum debut! Padahal besok sudah mulai tanggal 1 Desember dan itu artinya hanya tinggal 25 hari lagi aku debut.

“ CHA! Kita langsung saja. “ kejut Yunho seongseonim yang tiba-tiba masuk kedalam kelas.
“ Kau sudah belajar mengucapkannya bukan semalam? “ selidik Yunho sepngseonim dan aku hanya menjawab dengan anggukan.
“ CHA! Bernyanyi! “

“ Hah~ sekarang? “ tanyaku dengan wajah innocent.

“ tahun depan! Ya sekarang PARK-HYUN-YOUNG!! PPALI! “

“ nde. “ jawabku lemas.
“ iiissshhh~ galak sekali nih guru satu. “ grutuku lirih kemudian bersiap-siap menyanyikan lirik partku.
A whole new~ wold..
A . . . “

“ STOP!
Hhaassshhh~ berapa kali aku harus bilang padamu. World World World… bukan wold. Lemahkan suaramu saat mengucapkan huruf ‘R’. Aku menyuruhmu untuk melemahkan suaramu bukan menghilangkan huruf ‘R’! “

“ Araseo! Akan ku ulangi lagi! “ seruku tak kalah tingginya dengan teriakkan Yunho seongseonim.
“A whole new~ world
A dazzing place I never knew
But when am . . .





“ AI-M bukan AM!!! Haassshhhh~ Park-Hyun-Young!!! Kau ini benar benar… hhhaassshhh~ “

“ Yunho seongseonim yang salah. Disini jelas tertulis I’m bukan I AM. Jadi aku benar kan bacanya AM. “ protesku benar dan Yunho seongseonim menepuk jidatnya dengan telapak tangan. Terlihat frustasi sepertinya.

“ I’m… itu kependekan dari I AM. ARASEO! Jadi kau harus mengucapkannya ai-m, bukan AM. Apa Henry tidak membantumu mengucapkan kalimat berbahasa inggris? “

“ hmm~ dia membantuku. Sangat membantuku. Bahkan dia lebih sabar melatihku. Sangat sangat sa-bar.. “ cibirku dengan penuh penekaan di setiap kata.

“ Kalau dia sabar melatihmu, kenapa sampai sekarang kau belum fasih?! “

“ Iiissshhh~ “

“ Mwo mwo mwo? Kenapa berdesis ha?
Lanjutkan! “

Aarrrggghhh~ kalau saja Henry tidak memiliki urusan, pasti aku berlatih dengannya dan tidak bertemu dengan guru bebuyutan(?)ku. Kenapa harus dia yang mengajarku, bukannya dia ini guru penjaga perpus. Ish~ dasar Leeteuk kyuwon menyebalkan!!!


>>> Ditempat Lain <<<

Kyuhyun POV
Aku terus berjalan sampai akhirnya aku berdiri di depan gereja yang sering aku kunjungi semasa kecil. Di gereja inilah aku pertama kali bertemu dengan Woo dan berkenalan dengannya. 23 Desember… tanggal itu tidak akan pernah aku lupakan. Tanggal dimana aku mendengar kabar kematian Woo.

“ tunggu… 23 Desember… itu berarti sebentar lagi. Hanya 24 hari lagi dari sekarang.
Hah~ 7 tahun… 7 tahun sudah kau meninggalkanku sendiri Woo-ya. “

Aku terus melihat Gereja yang berdiri kokoh dihadapanku. Belum pernah berubah sama sekali. Kalian pasti bertanya kenapa tempat pertama kali aku dan Woo bertemu itu di Gereja?
Akan aku jelaskan sedikit.


FLASHBACK
Author POV
>> Class Room <<

“ Selamat pagi anak-anak “ sapa seorang suster dengan menggandeng yeoja kecil disampingnya.

“ Selamat pagi suster. “ jawab semua anak-anak sekolah minggu dengan gembira.

“ Pagi ini… teman kita bertambah 1. “ sambung suster lalu mensejajarkan tubuhnya dengan yeoja kecil yang digandengnya.
“ Nah sekarang… perkenalkan dirimu pada teman-teman barumu. “ seru suster kemudian berdiri.

“ … hmm~ … annyeong… haseo. Joneun… hmmm~ … Jennifer Ai-Lian Woo. Joneun… hmm~ 6sal imnida. bangab…seumnida. “

“ Kau sepertinya grogi? “ tanya suster dan dijawab dengan anggukan kecil.

“ Namamu terlalu panjang! Bagaimana kami memanggilmu?! “ tanya salah seorang namja kecil.

“ … hmm~ kalian… bisa memanggilku… hmm~ dengan nama Woo-ya saja “


>>> Saat Pulang Sekolah Minggu <<<

Mendengar bel sekolah minggu berbunyi, semua anak-anak kemudian berhamburan keluar ruangan menghampiri orangtua masing-masing dan tepat disaat itu acara kebaktian usai. Woo lantas berjalan ke luar ruangan dan mencari sosok orang tuanya. Saat Woo belum melihat orangtuanya, Woo memutuskan untuk duduk di bangku yang terbuat dari kayu dibawah pohon. Di saat woo sedang berjalan kearah bangku, tiba-tiba ada seorang yang entah sengaja atau tidak berlari cepat kearah Woo dan menabrak Woo sampai Woo terjatuh dan lututnya terluka. Tanpa rasa bersalah, namja yang menabraknya itu terus berlari dan masuk kedalam mobil.

“ Aw~ “ pekik Woo saat mencoba untuk berdiri.

“ Gwenchanayo? “ tanya namja yang tiba-tiba menghampiri Woo yang masih duduk ditanah. Namja itu berlari kecil menghampiri Woo dan melihat luka di lutut Woo.
“ Lututmu berdarah. Pasti perih. “ selidik namja itu dan Woo hanya mengangguk.
“ Kibum-ya memang seperti itu. nakal dan usil. “
“ O… sebenarnya kau tadi ingin kemana? “

“ … hmm~ … aku ingin duduk… disana. “ seru Woo dengan gugup sembari menunjuk kearah bangku di bawah pohon.

“ Eoh~
Aku akan menggendongmu kesana? “

“ Aniyo. Aku bisa berjalan. “

“ Tak apa… lagian juga kakimu pasti belum bisa berjalan karena luka di lututmu. “

“ Tapi . . . “ ucap Woo terpotong saat namja itu tiba-tiba menggendong Woo di punggungnya.

Dalam diam, mereka berdua berjalan kearah bangku dan namja itu mendudukkan Woo di sana setelah itu ia mengambil plaster dari dalam ranselnya. Seperti seorang kakak, namja itu berlutut didepan Woo dan membuka plaster lalu perlahan menempelkan di lutut Woo.

“ Akh! Appo.. “

“ Hehehe~ tahan sedikit. Pasti rasa sakitnya hilang. “

Begitu selesai, namja itu kemudian duduk disamping Woo dan menutup kembali resleting ranselnya yang terbuka.

“ Apa kau berasal dari Negara Amerika? “

“ Aniyo. “

“ Lalu kenapa namamu seperti orang Amerika? “ Tanya namja itu dan Woo hanya tersenyum kecil.

“ Hmm~ mungkin… itu karena pihak dari nae Appa berasal dari Amerika. Jadi namaku seperti orang Amerika. Tapi menurutku, itu tidak. Namaku tidak sepenuhnya seperti orang Amerika. Jennifer, memang terdengar seperti nama orang Amerika, tapi Ai-Lian Woo itu terdengar seperti nama orang Korea dan China. “

“ A~ Aku baru menyadari itu.
Ai-Lian Woo… bukankah Woo di kamus bahasa korea itu berarti Bulan? “

“ Hm~ “
“ Eo… siapa namamu? “

“ A.. abata. Aku lupa memperkenalkan diriku. Joneun Marcus Cho imnida. kau bisa memanggilku Marcus saja, karena kita seumuran. “

“ Ooo~ Bangabseumnida Marcus. “
“ Eo.. namamu sendiri juga seperti orang Amerika. “ cibir Woo dan membuat Marcus tertawa kecil setelah itu Woo juga ikut tertawa.


FLASHBACK END

Kyuhyun POV
Begitulah ceritanya, awal mula aku bertemu dengan Woo dan berteman dekat dengannya. Seperti suratan takdir, saat keluargaku pindah ke Nowon dan tanpa aku duga ternyata rumah Woo terletak tak jauh dari rumahku. Aku mengetahuinya saat beberapa tetangga di sekitar rumah berkunjung kerumah dan disaat itu eomma Woo dan Woo juga ikut berkunjung dengan beberapa tetangga lain.
Bahkan kenangan ini masih teringat kuat dalam memori otakku. Saat pertama aku bertemu Woo sampai aku mendengar kabar kematiannya dari oppa Woo. Sungguh… berita itu bagaikan pisau yang menusuk tepat di jantungku. Sampai sekarangpun aku belum mengetahui makam Woo.
Setelah merasa cukup mengingat Woo di Gereja ini, aku lantas membalikkan tubuhku dan tanpa sengaja aku melihat bangku kayu tempat pertama kali aku dan Woo berkenalan. Bayangan semasa kecil kami sekilas muncul dan menghilang bagaikan debu yang diterpa oleh angin.

“ Woo-ya… bogoshipoyo~
Saranghaeyo Woo-ya. “ ucapku lirih sembari mengusap air mataku yang entah sejak kapan menetes mengikuti paras wajah tampanku (?) ini. ( Author : JjjiiaaahhH~ tampan dari hongkong -_-“ )
“ Jennifer Ai-Lian Woo “


Author POV
Setelah Kyuhyun sudah merasa cukup mengenang semasa kecilnya, Kyuhyun lantas berbalik arah dan berjalan meninggalkan Gereja. Tanpa sepengetahuan Kyuhyun, disaat itu juga Choi Rae Ki keluar dari dalam Gereja bersama dengan Ryeowook. Kyuhyun terus berjalan menjauh hingga tubuh tegapnya menghilang tidak terlihat. Choi Rae Ki dan Ryeowook lantas berjalan kearah bangku yang terbuat dari kayu dan duduk disana.

“ Hah~ lelah sekali… “ seru Ryeowook dan melempar senyum kearah Choi Rae Ki.

Sekilas Choi Rae Ki membalas senyuman Ryeowook lalu sedetik kemudian tanpa Ryeowook sadari raut wajah Choi Rae Ki menjadi murung.


Choi Rae Ki POV
Tempat pertunangan sudah kami pilih. Sekarang giliran tanggal pertunangan yang belum kami berdua pilih. Pertunangan… ya.. aku akan bertunangan dengan Ryeowook oppa. Awalnya aku terkejut saat Ryeowook oppa melamarku di restoran tadi. Tapi, entahlah… hati kecilku sepertinya belum seutuhnya menerima Ryeowook oppa. Walaupun kami sudah berpacaran selama 3 tahun. Untung Ryeowook oppa tidak memaksaku untuk menikah dengannya dan memutuskan untuk bertunangan terlebih dahulu. Gereja ini… Aku sengaja memilih gereja ini. Karena aku ingin gereja ini menghapus semua kenanganku dengan namja itu dan menggantikannya dengan kenanganku bersama Ryeowook oppa. Aku sudah memutuskan bertunangan dengan Ryeowook oppa dan aku harus menghapus semua kenangan dan melupakan namja pengkhianat itu. Walaupun aku tau itu sangat sulit untuk dilupakan.

“ Hmmm~ Jenni-ya… bagaimana kalau tanggal pertunangan kita tepat di hari natal? 25 Desember. Hm~ “ ucap Ryeowook oppa membuyarkan lamunanku.

“ Hmmmmm~ 25 Desember? “

“ Wae? Apa kau tidak suka? “

“ Eo.. aniya. Bukan itu maksudku. Tapi.. hanya saja… tanggal 25 Desember nanti… itu showcaseku, oppa. “

“ Aigoo~ Mianhae…
Kenapa aku lupa dengan tanggal showcasemu yaa… hehehehe~
Bagaimana setelah showcase selesai? “

“ Hmmm~ bagaimana kalau tanggal 1 Januari? Tepat di Tahun Baru. “

“ Oooo~ tidak terlalu buruk. Tanggal 1 Januari ya…
Johayo. 1 Januari. Jadi kita sudah sepakat tanggal pertunangan kita adalah tanggal 1 Januari. “

“ Hm~ “ jawabku seadanya dan tersenyum pada Ryeowook oppa.

Ryeowook oppa lantas memelukku dan aku merasakan sekilas Ryeowook oppa mencium keningku. Senyuman yang awalnya begitu mengembang di wajahku perlahan menghilang disaat aku kembali mengingat namja semasa kecilku itu.

‘ Apakah aku sudah siap menerimanya pergi dari hidupku dan menerima Ryeowook oppa seutuhnya? Sejujurnya… aku masih ingin bertemu dengannya dan menunggu janjinya itu. Sekarang kau berada dimana? Apa kau merindukanku saat ini? Atau kau sudah melupakanku dan melupakan janjimu padaku yang akan datang 3 tahun lagi?
Wae? Ini bahkan sudah lebih dari 3 tahun kau tidak menepati janjimu padaku. Semudah itukah kau mengingkari janji yang kau buat sendiri untukku? Bahkan sampai saat ini dan detik ini aku masih berharap kau menepati janjimu padaku. Untuk itu aku datang ke Nohwon… ke Gereja ini… tempat pertama kalinya kita bertemu. ‘ ucapku dalam hati dan meneteskan air mata.

“ O… Jenni-ya… tubuhmu bergetar? Apa kau menangis? “ selidik Ryeowook oppa dan melepaskan pelukannya.
“ Waeyo? “

“ Ani. Aku hanya terharu saja, Oppa.
Akhirnya kita bertunangan setelah 3 tahun kita berpacaran.
Gomawo oppa. Kau sudah bersabar menungguku selama 2 tahun ini sampai aku lulus SMA di California. “

“ Mau 2 tahun, 3 tahun, bahkan 10 tahun… aku akan terus bersabar. “

“ 10 tahun?
Kalau begitu kita menikah 10 tahun kemudian ya? “ ledekku.

“ HYA!! Kau ini… hhhaassshhh~ tidak bisa diajak bercanda sedikit. Mana mungkin aku bersabar selama itu untuk menikah denganmu. “

“ Ahahahah haaa~ Oppa… Jangan marah.. hm~
Aku hanya bercanda oppa. “ ucapku dan sekilas memeluk Ryeowook oppa.

“ Setelah ini aku akan berbicara dengan orangtuamu dan mengatakan rencana pertunangan kita yang sudah kita buat. “ seru Ryeowook oppa dan aku hanya mengangguk.


èMalam Harinyaç
07:06 PM KST

Choi Siwon POV
Setelah selesai mencari buku yang aku butuhkan di toko buku, aku kemudian berjalan menuju asrama. Disaat aku ingin melewati pintu gerbang asrama, aku melihat Kyuhyun berjalan lemas.

“ Kyu!! “ panggilku dan Kyuhyun langsung mendongakkan kepalanya dan melihat kearahku.
“ Waeyo? “ ucapku saat Kyuhyun melintas didepanku.

Kyuhyun tidak menjawab pertanyaanku dan masih tetap berjalan menuju asrama. Aku kemudian berlari kecil dan mengsejajarkan langkahku.

“ Kau habis darimana? “ tanyaku dan masih tetap diabaikan oelah Kyuhyun.

Kami berdua terus berjalan masuk kedalam asrama, tapi di saat sudah masuk Kyuhyun tidak berjalan ke kanan melainkan tetap lurus menuju lapangan luas di tengah asrama dan duduk di anak tangga yang hanya berjumlahkan 5. Aku mengikuti Kyuhyun duduk.

“ Ceritakan padaku. Sebenarnya kau kenapa? Kenapa wajahmu murung seperti itu?
Tidak seperti biasanya seorang Evil wajahnya terlihat murung. “

>> Setelah beberapa menit Hening <<

“ 24 hari dimulai dari sekarang adalah hari kematiannya.
Dan entahlah… hari ini aku merasa sangat-sangat merindukannya. Maka dari itu seharian aku pergi ke Nohwon dan mengunjungi tempat-tempat yang sering kita kunjungi bersama dulu. “

“ Kyu . . . “

“ Araseo… araseo… tidak seharusnya aku mengenangnya lagi. Tapi… seberapa keras aku melupakannya… itu tidak akan pernah berhasil.
Di satu sisi aku sangat merindukannya… geurae(tapi)… disatu sisi aku ingin dia tenang dialam sana dan tidak menangis melihatku seperti ini setiap kali aku merindukkannya. “

Aku melihat airmata Kyuhyun jatuh. Seperti ini… selalu seperti ini kalau Kyuhyun sedang merasa merindukkan yeoja yang dia sukai semasa kecilnya dulu. Menangis. Walaupun Kyuhyun terkenal Evil di sekolah, tapi dibalik ke Evilannya ini ada titik dimana Kyuhyun tidak bisa membendung airmatanya. Titik itu adalah hatinya. Disaat hatinya merindukan yeoja masa lalunya, air mata Kyuhyun selalu mengalir dengan mudah dan itu hanya di ketahui olehku saja. Bahkan Jonghyun… Evil couplenya saja tidak pernah melihat Kyuhyun serapuh ini.

“ Kalau kau mengerti… kenapa kau menangisinya seperti ini?
Berhentilah menangis seperti ini jika kau ingin dia damai dialam sana, Kyu. “

“ … johayo. Geurae… biarkan aku menangis saat ini dan setelah itu aku tidak akan menangis lagi. “
“ Siwon-a… gomawo. Kau sudah mau mendengarkan curhatanku selama ini. Aku tau… diantara kita ber-4 hanya kau yang tidak suka mengumbar rahasia orang. Maka dari itu… aku percaya denganmu, Siwon-a. “ aku hanya penepuk pundaknya sekilas.


Kim Joon Wook POV
Yeoja ini… kenapa sedari tadi melihat kearahku terus? Dan kenapa sikapnya aneh dari awal latihan sampai sekarang? Saat latihan juga sikapnya manis. Mau mengambilkanku botol mineral, handuk kecil, dan setiap kali Yesung seongseonim marah karena falsetku yang masih pas-pasan dia juga melakukan hal yang sama dan akhirnya kami dimarahin berdua. Ada apa dengannya?

“ Hey! Kenapa kau sedari tadi tersenyum melihatku ha? “ seruku sedikit mengejutkannya dan membuat ekspresi wajahnya berubah.

“ … hmm~ … ani. Si… si.. siapa yang tersenyum? A.. aku… hash~ sudahlah….
Seharusnya kita sudah kembali ke asrama 1 jam yang lalu kalau kau tidak salah terus saat menyanyikan lagu itu dengan suara falset. hhassshhH~ jinja jinja… “ ucapnya dan berjalan cepat meninggalkanku.

“ HYA!! KAU ANEH!! “ teriakku dan tidak dipedulikannya.


Park Jiyeon POV
Hhhaassshhh~ pasti mukaku tampak bodoh tadi. Tersenyum? Memang benar aku tersenyum padanya, tapi… tidak seharusnya kan dia menganggabku aneh. IIiissshhh~ dasar NAMJA PABO!! Apa kau tidak menyadari sikapku yang manis saat awal kita latihan sampai sekarang?!  Dasar namja pabo!! Dan kenapa aku harus menyukaimu ha?!
Aku lantas berlari kecil menuju asrama dan tida memperdulikan Joon Wook yang berjalan dibelakangku. Latihan kami memang sudah selesai. Semua gerakan sudah kami hafal hanya saja masih ada sedikit kendala yaitu suara falset kami yang belum bagus dan harus dibimbing lagi oleh Yesung seongseonim.


>>> Keesokkan Harinya <<<

08:30 AM KST

Choi Rae KI POV
Sudah berapa kali aku menarik nafas panjangku alih-alih untuk menghilangkan rasa bosan yang harus menunggu Donghae seongseonim datang ke kelas. Harusnya kelas sudah mulai 30 menit yang lalu. Kemana perginya si ikan seongseonim itu? Tidak seperti biasanya terlambat mengajar.

“ hah~ lama sekali datangnya… “ lirihku.

Sekilas aku melihatnya tengah asyik bermain game di PSPnya. Namja ini benar-benar mengerti cara membuang stresnya. Hah~ aku sudah bersabar 2x. pertama bersabar menunggu Donghae seongseonim dan yang ke dua bersabar menahan amarahku yang terusik dengan namja maniak game ini. Kalian tau.. sedari tadi dia berteriak atas kemenangannya bermain game dan itu cukup membuat suaranya menggema di kelas ini.

“ TIDAK BISAKAH KAU MENGECILKAN SUARAMU!! “ potongku cepat saat Kyuhyun ingin bersorak lagi.

“ WAE!! “

“ SUA . . . “

“ Maaf anak-anak… seongseonim terlambat masuk ke kelas. “ potong Donghae seongseonim tiba-tiba.
“ Hah~ OK.
Kila langsung saja berlatih. “ sambung seongseonim.

Dengan malas aku berdiri dan menerima mic yang di julurkan oleh Donghae seongseonim padaku.

“ OK. Singkirkan meja kalian. Kita mulai sekarang. “ perintah seongseonim dan langsung mem-play lagu Just The Way You Are sedangkan kami berdua menyingkirkan meja ke tepi kelas dan berdiri di depan kaca berukuran besar yang menampakkan seluruh tubuh kami.

Ekspresi… bukankah aku pandai menungkan ekpresi kedalam lagu. Tapi kenapa aku susah menungkan ekpresi ke dalam lagu ini. Ekpresi wajahku tidak ada. Aku akui itu. Mungkin karna efek dari namja maniak game ini. Feel dari lagu juga tidak aku dapatkan. Eotteokhae??

“ HYA!! Choi Rae Ki!! Kenapa kau diam ha! “ tegur seongseonim membuatku tersadar dari lamunan dan mematikan DVD playernya.
“ Ada apa denganmu ha! Kenapa tidak bernyanyi di partmu?! “

“ .. Mian… “

“ Hhhaassshhh~ Kita ulang dari awal! “


>>> Sedangkan di kelas yang berbeda <<<

Choi Hye In POV

“ Choi Hye In!!! Hash~ kau benar-benar…
Kalau setiap kali tangan Jonghyun-a memegang pinggangmu selalu kau singkirkan, bagaimana kau bisa menyelesaikan dancemu ha?! “ garang Eunhyuk seongseonim.

Hah~ apa yang dikatakan seongseonim benar. Tapi… apakah aku harus menerima tangan Jonghyun yang melingkar di pinggangku dari belakang? OMONA~~ eottheokae? Setiap kali Jonghyun melakukan dance itu, bayangn dan percakapan mereka di toilet selalu muncul di benakku. Berbagai pertanyaan kalau Jonghyun Gay atau tidak selalu mengelilingi(?) otakku.

“ Kita istirahat dulu!! “ seru Eunhyuk seongseonim dan keluar dari kelas tari meninggalkanku dan Jonghyun di kelas.

Aku lantas mengambil botol mineralku dari dalam ransel dan langsung menghabiskan ¼ air mineral.

“ Ada apa denganmu? “

“ Eobseo (tidak ada) “ jawabku sembari menutup tutup botol dan berjalan keluar ruangan.

“ Hya! Kau bilang tidak ada? Tapi kenapa kau selalu menyingkirkan tanganku dari pinggangmu?! “ serunya sembari berjalan di belakangku.


Jonghyun POV
Yeoja ini benar-benar mengacuhkan perkataanku. Choi Hye In… ada apa denganmu? Setiap kali part dance yang mengahruskanku memegang pinggangmu kau selalu dengan cepat membuat tanganku. Kau juga melihatku dengan tatapan risih. Sebenarnya kau kenapa?

“ HYA! Choi Hye In!! “ panggilku dan masih tetap diacuhkan.

Merasa tidak dianggap, aku langsung menarik pergelangan tangannya dengan kuat dan saking kuatnya membuat Hye In memelukku dan tatapan mata kami berdua akhirnya bertemu untuk pertama kalinya.

‘ Omona~ ke.. ke… kenapa jantungku berdetak seperti ini?
Hye In-a… Dangshineun areumdawo (kau cantik) ‘ ucapku dalam hati.

“ HYA! MWOYAJISA?! “ teriaknya dan langsung mendorong tubuhku menjauh.
“ DASAR NAMJA MESUM! “

“ Mian… Mwoya?! Kau mengataiku apa? Namja mesum?!
HYA! Kau . . . “

“ Wae?
Aaa~ araseo… mana mungkin kau namja mesum. Kau kan namja abnormal. “

“ MWOYA?!
Ab… ab… Mwo? Abnormal katamu? “

“ … hah! Apa sekarang kau tuli?
Sudahlah~ aku muak denganmu! “ serunya dan langsung berjalan meninggalkanku.

“ HYA!!! “
‘ Apa yang ada didalam pikirannya itu? Kenapa menuduhku sebagai namja abnormal? ‘


>>> Kantin Sekolah <<<

Henry POV
Melihatnya menangis seperti ini, aku jadi merasa kasihan. Sebenarnya, pengucapaan kata-kata inggrisnya tidak terlalu buruk. Asalkan berlatih dengan giat, pasti bisa.

“ Hhuaaa~ Naneun pabo-ya~ pabo-ya!! “ ucapnya dan kembali menjatuhkan kepalanya di meja kantin.

“ Hyun Young-a,, uljima… hm~
Asal kau berlatih dan sering mengucapkan kalimat bahasa inggris, pasti kau akan bisa Young-a. berlatih mengucapkan kalimat berbahasa inggris itu mudah Young-a.. “

“ Mudah? Mudah bagimu, Henry-ya. Karena kau berasal dari Kanada dan bahasamu harus menggunakan bahasa inggris. Sedangkan aku… aku ini orang korea. Lidahku tidak semudah itu mengucapkan bahasa asing.  “

“ Ok ok… calm down…
Masih banyak waktu untukmu belajar mengucapkan kalimat berbahasa inggris dengan benar. “

“ Mana mungkin aku bisa tenang~
24 hari lagi showcase akan digelar. Aku tidak ingin tampil buruk di hadapan semua undangan dan… wartawan. Hhuuaaaa~ “

Aku lantas mengubah posisi dudukku di samping Hyun Young dan menepuk pundaknya perlahan.

“ Young-a.. kau tau… bahasa inggrismu sudah lumayan baik. “

“ jinja? “

“ Hm~ asalkan kau berlatih lebih keras sedikit lagi… pasti kau bisa menggucapkan kalimat bahasa inggris dengan fasih. “

“ … joha. Akan ku coba berlatih lebih keras lagi. “

“ Hm~ Fighting!
Tenanglah… aku akan membantumu. OK! “ ucapku dengan semangat 45(?) dan dijawab dengan anggukan kepala dari Hyun Young.


Kyuhyun POV
1 jam kita berlatih, tapi yeoja ini sama sekali tidak bisa menungkan ekspresi sedikitpun.
Bisa bisanya aku mengira kalau yeoja ini Woo. Jelas jelas sifatnya berbeda 180 drajat dari Woo.

“ Rae Ki-ya… tidak bisakah kau menuangkan ekspresi senang saat bernyanyi?
Kenapa saat kau menyanyikan lagu yang kau ciptakan kau bisa memperlihatkan ekpresi lagu itu?
Aku hanya menyuruhmu melihat kearah Kyuhyun-a dan tersenyum bukan tatapan marah, apa itu saja kau tidak bisa mengekspresikannya di wajahmu? “ ucap Donghae seongseonim pada Rae Ki.
“ Hah~ … Rae Ki-ya… apa kau ada masalah dengan Kyuhyun-a? “

“ Mwo? Kenapa namaku dibawa? “

“ kau… diamlah. Aku sedang tidak berbicara denganmu. “
“ Rae Ki-ya… “
“ Gerakan dan suara kalian sudah baik. Tapi kau Rae Ki-ya… kau sama sekali… seperti tidak menuangkan perasaan senang saat bernyanyi dengan Kyuhyun-a di lagu ini. Sangat berbeda dengan Kyuhyun-a. “
“ Hah~ … sudahlah…
Kelas hari ini kita akhiri sampai sini.
Dan kau Rae Ki-ya… kau berlatihlah dengan Kyuhyun-a. “

“ Tapi seong . . . “

“ Mungkin itu lebih baik.
Cobalah untuk kalian mengakrabkan diri satu sama lain.
Sejak awal latihan sampai sekarang, terutama kau Rae Ki-ya… kau sama sekali tidak bisa menuangkan ekspresimu ke dalam lagu ini. Sangat berbeda saat kau menyanyikan lagu cinptaanmu dan sexophonemu. Kau sangat baik menuangkan ekpresi lagunya. Tapi.. saat kau menyanyikan lagu Just The Way You Are dan berduet dengan Kyuhyun-a, ekspresimu berbeda dengan lagunya.
Hah~ mungkin kendalanya ada pada kalian masing-masing.
Aku tidak ingin tau… saat showcase nanti kalian harus perfect menampilkan lagu ini. Jangan menjelekkan nama sekolah di kanca music korea. Araseo? “

“ Nde. Araseumnida. “ jawabku dan Rae Ki-ya hanya diam setelah itu langsung mengambil ranselnya dan keluar dari kelas.

Cih! Sepertinya Rae Ki-ya masih marah dengan insiden saat dia pertama kali masuk di sekolah ini. Tetaplah seperti itu, tetaplah membenciku. Dengan begitu kau tidak akan pernah berhasil mendapatkan ekpresi dari lagu ini dan aku tidak harus menganggabmu sebagai Woo.

‘ Rencana yang lebih hebat akan datang saat showcase nanti, Choi-Rae Ki. ‘ ucapku dalam hati sembari mengeluarkan smirk evil.


02:56 PM


Lee Taemin POV
Latihan untuk lagu kedua telah selesai. Sekarang tinggal latihanku dengan Youngmin di lagu pertama yang akan kami bawakan secara duet. Extrem dari Lee Min Ho, lagu itu yang akan kami bawakan. Setelah berlatih dance dengan Eunhyuk seongseonim selama 3 bulan, itu tidak membuat kami berdua hafal dengan gerakan dance -yang menurutku sexy- yang diberikan Eunhyuk seongseonim. Apalagi saat showcase nanti.. aku tidak berani menjamin kalau aku dan Youngmin akan dance sexy dengan dancer yeoja yang sudah disiapkan oleh Eunhyuk seongseonim dengan baik.

“ Hey! Tae Min-a… kemarilah sebentar… “ panggil Youngmin yang tatapannya masih tertuju pada iPadnya.

“ Wae? Aku sedang sibuk menghafal dance. Kau lebih baik berla . . . “

“ Kemarilah sebentar! Ada berita menghebohkan! “ teriak Youngmin dan membuatku terpaksa menghentikan latihan danceku dan duduk di sampingnya.

“ Memangnya berita apa? “ tanyaku setelah meneguk air.

“ Lihatlah ini… Putri Choi Sang Goo digosipkan keluar dari bangku universitasnya di California. “

Pplleetttaaakkk

“ HYA! Kenapa kau menjitakku?! “

“ Kau tau… kau hampir sama dengan yeoja. Suka bergosip yang tidak bermutu. Aku fikir berita tentang artis korea ternyata berita pengusaha itu. Kau ini benar-benar… “

“ Tapi tidak seharusnya kau memukul kepalaku kan?! “

“ Itu biar naluri namjamu kembali dan berhenti membuka gossip yang belum ada faktanya itu. “

“ Tapi ini fakta.
Lihatlah… disini jelas tertera kalau putri Choi Sang Goo yang bernama Jennifer Ai-Lian Woo telah meninggalkan bangku universitasnya di California. “

“ HhaassshhH~ sudahlah… kembali ke latihan dance. PPALI!! “ bentakku dan membuat Youngmin seketika mematikan iPadnya dan menyusulku berdiri.

“ Tapi Taemin-a,,, tadi aku sudah menelusuri foto dari putri Choi Sang Goo itu… “

“ Lalu… apa kau berhasil menemukannya? “

“ Ani. Fotonya sangat sulit ditemukan seperti orangnya. Aku dengar kalau dia itu jarang sekali tersorot kamera. Maka dari itu, di internet tidak ada fotonya yang beredar. “

“ CIH! Kau ini… apa kau penasaran dengannya? Dasar kau ini… “

“ Penarasan? Hmm~ sedikit. “


Choi Rae Ki POV
Sudah ku duga sebelumnya… pasti berita ini akan muncul. Apa yang harus aku lakukan? Mana mungkin aku terus bersembunyi dari appa. Aku berani jamin, saat ini pasti appa sedang menelusuri jejakku dan menyuruh anak buahnya untuk mencariku. Setidaknya di internet namaku bukan dicantumkan Choi Rae Ki melainkan Jennifer Ai-Lian Woo, namaku yang sebenarnya. Dan mereka berdua,, terutama Youngmin tidak mengenaliku sebagai Jennifer putri dari Choi Sang Goo. Sedikit bersyukur karena foto-fotoku tidak beredar di internet.
Dengan segera aku meninggalkan ruang dance secara perlahan dan berlari menuju asrama.

‘ aku tidak ingin ketahuan sekarang… aku mohon tuhan…
Aku belum membuktikan pada appa kalau aku bisa menjadi penyanyi.
Hiks hiks… aku mohon jangan sampai appa menemukanku sekarang. ‘ ucapku dalam hati.

Bbbuukkkkkkkkkk

“ HYA!!
O.. Rae Ki-ya… gwenchana? “

Aku lantas mendongak dan melihat siapa yang aku tabrak dan ternyata itu Kim Jong Wook. Saat Joon Wook mengulurkan tangannya dengan segera aku menepisnya dan berdiri.

“ Omona… kau menang . . . “

“ Diam Kau! “ ucapku sinis dan langsung berlari masuk kedalam asrama.


Kim Joon Wook POV
Aneh sekali… tidak seperti biasanya Rae Ki menangis. Bukankah dia terkenal dengan sebutan Yeoja tanpa ekpresi, tapi kenapa dia terlihat menangis tadi? Ah sudahlah… apa peduliku.

“ Joon-a!! “ panggil seseorang dari jauh dan ia berlari kecil kearahku.

“ Jiyeon-a? ada apa dia memanggilku? “lirihku.

“ ini… “ serunya dan menjulurkan botol air mineral yang sering aku bawa saat latihan.
“ Tertinggal di kelas tadi. “ lanjutnya dengan nafas yang tersengal.

“ Eo… gomawo. “ jawabku dan langsung mengambil botol mineralku dari tangannya.

“ … Eo… apa yang kau bicarakan dengan Rae Ki-ya tadi? “

“ Hah.
Eo tadi tanpa sengaja Rae Ki-ya menabrakku hingga ia terjatuh. Sepertinya dia sedang ada masalah. “ ucapku sembari berjalan masuk kedalam asrama dan jiyeon juga berjalan disampingku.

“ Darimana kau tau dia ada masalah? “

“ eo itu… tadi sekilas aku melihatnya menangis. “

“ Menangis? Rae Ki-ya menangis? Jinjayo? “

“ hm~ itu yang aku lihat tadi. “

“ hah~ yeoja itu benar-benar tidak bisa ditebak.
Kau tau,, dulu aku pernah memergokinya sedang tersenyum manis. Tapi setelah itu dia kembali memasangkan ekpresi marah padaku. Hahhh benar-benar yeoja aneh dia.. “

“ Hmm~ tadi juga dia seperti itu padaku. “

“ Tapi sudahlah… ini juga bukan urusan kita.
Ok… bye~ “ ucapnya sebelum berjalan kelorong menuju pintu asrama putri.


>>>>> Malam Harinya <<<<<

Choi Rae Ki POV
Aku terus berguling-guling -diranjang -tidak jelas. Aku terus khawatir kalau anak buah appa berhasil menemukanku disini dan impianku akan hancur seketika.

“ Bagaimana ini? Bagaimana ini? Bagaimana ini? “ gumamku tidak jelas dan setelah itu aku mendengar ponselku bordering. Sekilas aku melihar siapa yang menelfonku.

“ Minho oppa… waeyo? “
“ Eo… kau ada di depan asrama? “
“ Eo nde. Aku keluar sekarang juga. “

Aku kemudian berjalan keluar asrama dan betapa terkejutnya aku melihat wajah Minho oppa yang seperti habis di hajar orang. Aku lanta berlari menuju kearah Minho oppa.

“ Oppa… Wajahmu… kenapa babakbelur se . . . “ Ucapku terpotong saat aku melihat 2 orang berjas dan berkaca mata hitam keluar dari dalam mobil Min Ho.
“ Oppa… Kau… “

“ Mianhae~ “ Ucap Minho oppa dan sedetik kemudian 2 orang bodyguard langsung memegang kedua lengan tanganku.

“ Lepaskan aku!! “

“ Bawa dia masuk. “ perintah Min Ho oppa.

“ Andwae! Aku tidak ingin pulang!!
Oppa~ Kenapa kau tega melakukan ini?
Lepaskan aku!! “

“ Maaf nona. Kami diperintahkan Choi-ssi untuk membawa anda pulang. “ seru salah satu bodyguard.

“ ANDWAEYO!! Lepaskan aku sekarang!! “

Aku terus memberontak saat Minho oppa juga membantuku untuk masuk kedalam mobil. Dengan keberanian, aku lantas menendang kaki bodyguard itu dan mendorong Minho oppa hingga punggungnya terjatuh. Tidak membuang kesempatan, aku langsung berlari menuju asrama. Tapi naasnya, tangan bodyguard itu mencengkramku kembali dan menarikku kedalam mobil.

“ HYA!! Apa yang kalian lakukan? “ seru seseorang dan berhasil mengalihkan pandangan 2 bodyguard ini ke sang empunya suara.

“ Kyuhyun-a “ ucapku lirih

2 bodyguard itu lantas kembali menarikku untuk berjalan menuju kedalam mobil dan beberapa detik kemudian…

Bbukkk
Bbukkk

Kyuhyun langsung menghajar 2bodyguard itu sebelum melepaskan tangan mereka dari pergelangan tanganku dan menyembunyikanku di balik punggungnya.

“ HYA!! DASAR BOCAH TENGIK! “

1 pukulan meleset dari wajah Kyuhyun dan di saat 1 bodyguard lain ingin memukul Kyuhyun -dengan balok kayu yang entah dia dapat darimana-, dengan cepat aku langsung mendorong tubuh Kyuhyun dan alhasil serangan itu mengarah ke kepalaku.

“ Akh! “ pekikku sembari menahan rasa sakit.

Samar-samar aku melihat Kyuhyun menghampiriku tapi saat itu juga ke 2 bodyguard itu langsung memukuli Kyuhyun. Aku ingin berdiri untuk menolongnya, tapi aku merasa tubuhku lemas. Tidak ada sedikitpun tenaga pada tubuhku ini. Sekilas bayangan namja kecil itu melintas di otakku. Aku melihat ia mengulurkan tangan kearahku dan tersenyum. Dengan ragu, aku mencoba untuk menerima uluran tangan itu.

‘ Kau kembali… akhirnya kau kembali dan menepati janjimu padaku. ‘ ucapku dalam hati.
“ … Mar…cus… “ panggilku dan seketika suanya menjadi gelap.



TO BE CONNTINUED




Don't Be SILENCE and CoPast

Tidak ada komentar :