.feed-links {display:none;}
Welcome at My Blog

Oktober 29, 2013

Thank You For Everything #12

Thank You For Everything #12

Cast :
Cho Kyuhyun
Park Hye Moon
Shin Jae Mi
Lee Sung Min
Lee Donghae

Genre :
Blues, Romance, Tragedi and Drama




@Seoul Hospital
8:00 AM KST

Park Hye Moon POV
Aku terus menatap langit langit kamar inapku dan tak henti-hentinya mengucapkan syukur karena aku masih diberi kehidupan setelah kejadian kemarin. Ucapan Dokter Lee kemarin yang mengatakan penyakitku ini sudah kronis juga terngiang di telingaku. Bisa jadi kejadian kemarin terulang lagi. Rasanya benar-benar sakit di jantungku. Kenapa aku mengidap pengakit ini?

“ Annyeonghaseo “ sapa Dokter Lee dengan lirih
“ Suamimu tidur sangat nyenyak sekali “ lirih Dokter Lee sembari terkekeh kecil dan membuatku sekilas melihat Kyuhyun yang masih tertidur nyenyak disampingku.
“ Alat AEDnya sudah bisa di lepas. “ ucap Dokter Lee selesai memeriksa kondisiku lalu mulai melepaskan alat itu dari dadaku/
“ Hye Moon-ssi.. bisa kita berbicara sebentar? Ini mengenai kondisimu. “

Sekilas aku kembali melihat ke arah Kyuhyun untuk memastikan kalau ia masih berada di alam bawah sadarnya. Selesai memastikan aku kembali melihat kearah Dokter Lee dan mengangguk kecil. Dokter Lee membantuku untuk duduk dan turun dari tempat tidur lalu membawakan tiang infus.

“ Hati-hati.. “ ucap Dokter Lee saat membantuku duduk di kursi depan kamar inap.

“ Memang kenapa dengan kondisiku? “ ucapku dengan suara yang lemas begitu melihat Dokter Lee duduk didepanku.

“ … Kau tau sendiri penyakitmu ini tergolong parah dari hari ke hari. Bahkan kau memuntahkan darah 3x dalam 1 hari. Jadi aku sarankan segera lakukan transplantasi jantung. “

Aku kembali termenung, memulai membayangkan hal-hal yang akan terjadi padaku kelak. Hal yang akan membuat tubuhku ini merasa sakit yang teramat sakit. Semalaman aku mencari tau tentang penyakitku ini di internet. Hampir 95% orang yang mempunyai penyakit sepertiku ini mengalami kematian. Dokter Lee benar, jalan satu-satunya hanya transplantasi jantung. Tapi bagaimana? Aku tak mempunyai saudara.

“ … Berapa lama lagi waktuku? “

“ Mwo?
Apa maksudmu? “

“ Berapa lama lagi waktuku di dunia ini?
Penyakitku ini… bukankah tak bisa ditangani. Melakukan transplantasipun pasti ada resikonya dan itu tak bertahan lama bukan. Beberapa tahun kedepan juga aku akhirnya akan meninggal.
Jadi… katakan.. berapa lama lagi waktuku, Dokter Lee? “

“ … Transplantasi akan berhasil jika jantung baru berasal dari keluarga atau saudara dan resikonyapun kecil. “
“ Jika dilihat dari penyakitmu yang sudah akut… aku hanya bisa mengira… kurang dari 3 bulan. “

Otakku seketika kosong begitu pula pandanganku. Aku benar-benar merasa kehilangan arah saat ini. Tak ada harapan lagi untukku hidup.
Dokter Lee hanya memberikan tepukkan pelan di pundakku sebelum pergi. Aku mencoba untuk berdiri, tapi aku merasa kakiku ini tak kuat untuk berdiri. Aku tertunduk lemas di kursi dan tetes demi tetes air mataku menetas. Dirasa perasaanku sudah tenang, aku kemudian menghapus jejak air mataku dan berjalan masuk kedalam kamar. Aku lihat Kyuhyun masih terlelap tidur dengan posisinya yang tidak berubah. Perlahan aku kembali berbaring di tempat tidur sembari memastikan Kyuhyun tak terbangun. Kuubah posisi tidurku menjadi menghadap kearah Kyuhyun. Disaat itu juga aku merasakan genangan airmata di kelopak mataku.

‘ Aku fikir… saat aku pergi nanti kau tak akan pernah kesepian karena ada… Jae Mi eonnie, neo yeojachingu. Dan ternyata kejadiannya tak sama dengan fikiranku. Kau memutuskan hubunganmu dengan Jae Mi eonnie. Apa kau tak merasa kesepian karena tak ada yeoja yang berada didampingmu kelak? ‘ ucapku dalam hati dan mulai mengkhawatirkan Kyuhyun kelak saat aku meninggalkannya.

Saat melihat intens wajah Kyuhyun, aku baru menyadari kalau bulu matanya bergerak. Aku sedikit menjauhkan jarak wajahku tapi masih tetap menatap kearah Kyuhyun.

“ Kau sudah bangun? Sejak kapan? “ ucapku sedangkan Kyuhyun masih tetap dalam kepura-puraannya.
“ Aku tau kau sudah bangun, Kyu. “ sambungku dan Kyuhyun perlahan membuka matanya dan menatapku dengan tatapan sendunya.
“ Apa kau semalaman tidur dengan posisi seperti ini? “

“ … Hm~ … “

Cukup lama kami saling menatap wajah satu sama lain. Dan entah kenapa menatap Kyuhyun dengan jarak yang tak terlalu jauh seperti ini membuatku teringat dengan Sungmin. Sejak Sungmin tau statusku yang sebenarnya, aku tak pernah melihatnya lagi. Terakhir saat bertemu di depan rumah sakit.

“ Jangan terlalu lama menatapku seperti ini. Nanti kau jadi menyukaiku. “ ucap Kyuhyun membuatku tersadar dan sekilas memalingkan pandanganku.

“ … Cih! Tak mungkin aku mengingkari perjanjian kita dulu setelah menikah, Kyu. Aku berjanji tak akan menyukaimu. Sudah ada namja yang aku sukai. Bukankah kau mengetahui itu. “ sekilas aku menjulurkan lidahku.

“  Geudae Hye Moon-a… naega dangshineun joahaeyo (TR: Tapi Hye Moon… aku menyukaimu. ) “

Mataku membulat seketika karena kaget mendengar pernyataan Kyuhyun yang tiba-tiba. Ekpresi wajah Kyuhyun benar-benar tak bisa ditebak. Namun tiba-tiba saja Kyuhyun mencium mata kiriku dan sekilas mencium bibirku. Dan tindakkannya ini membuatku tak bisa berfikir jernih.

“ Tak perlu kaget seperti itu. Aku hanya bercanda. “
“ Dan aku hanya mengambil my morning kiss dari istriku. “

PLETAKKKKKKK!

“ HYA CHO KYUHYUN!!! KURANG AJAR!! “ murkaku seketika setelah selesai menjitak kepalanya

Kyuhyun hanya tertawa kemenangan karena sudah mengerjaiku seperti tadi sembari sekilas mencubit hidungku. Melihatnya seperti ini.. justru membuatku mengurungkan niat untuk memarahinya karena menjailiku tadi. Setidaknya untuk saat ini Kyuhyun tidak terpuruk setelah ia memutuskan hubungannya dengan Jae Mi. Jujur.. aku sebenarnya takut saat Kyuhyun memutuskan hubungannya dengan Jae Mi. Takut kalau Kyuhyun tak bisa tersenyum atau bahkan tertawa seperti ini.


Author POV
Kyuhyun berhenti tertawa saat dilihatnya Hye Moon yang menampilkan wajah sendu sembari tetap menatapnya. Kyuhyun terlihat bingung saat Hye Moon menatapnya terus menerus. Hye Moon masih tetap terus menatapnya hingga akhirnya saat Kyuhyun berdehem Hye Moon langsung mengalihkan pandangannya.

“ … Hmm~ … Joheun achime (TR : Pagi Ini )… kau ingin makan apa?
Biar aku belikan? “

“ … A… aniya.
Bagaimana kalau sarapan bersama di kantin rumah sakit? “

“ Johayo… aku kekamar mandi sebentar. “

Kyuhyun langsung bergegas turun dari tempat tidur dan langsung berlari menuju kamar mandi. Hye Moon lantas mengubah posisinya menjadi duduk diranjang dan perlahan turun lalu memakai sandal rumah sakit. Dilihatnya Kyuhyun keluar dari kamar mandi.

“ Kkaja… “

Kyuhyun lalu membawakan tiang infus Hye Moon dan mereka kemudian berjalan bersama ke kantin rumah sakit. Hye Moon berjalan dengan pelan karena tubuhnya yang masih lemas sedangkan Kyuhyun mengimbangi jalan Hye Moon.

“ Perlu aku ambilkan kursi roda untukmu? “

“ Aniya, Kyu. Aku masih kuat untuk berjalan. “

“ A.. johayo. “

Dari kejauhan dan dari arah yang berlawanan, Sungmin, Sungjin beserta Ny Lee berjalan menuju koridor yang sama dengan Kyuhyun dan Hye Moon. Sungmin seketika berhenti seketika saat melihat Hye Moon dan Kyuhyun membuat Sungjin yang tengah asyik memainkan ponselnya jadi menabrak tubuh Sungmin.

“ Wae . . . “ ucap Sungjin terpotong

Sungmin terburu lari kearah Hye Moon sebelum Sungjin menyelesaikan kalimatnya. Hye Moon sedikit kaget melihat Sungmin tib-tiba saja didepannya.

“ Hye Moon-a.. kau kenapa eo? Ndo gwenchana? Kenapa kau di infus seperti ini? “ panik Sungmin sembari memegang kedua bahu Hye Moon

Ny Lee dan Sungjin berjalan menghampiri Sungmin, sedangkan Kyuhyun menatap Sungmin dengan mimik wajah yang mengatakan  ketidaksukaannya terhadap sikap panik Sungmin. Hye Moon sekilas melihat kearah Kyuhyun. Disaat Sungmin mengikuti arah mata Hye Moon, Sungmin mulai menyadari keberadaan Kyuhyun yang sejak tadi disamping Hye Moon dan juga menatapnya tidak suka. Perlahan Sungmin menyingkirkan tangannya dari bahu Hye Moon.

“ Sungmin-a, nugu? “ ucap Ny Lee memecahkan kecanggungan antara mereka bertiga.

“ O.. dia Park Hye Moon, juniorku saat di  USA eomma.
Dan… yang disampingnya adalah.. suami dari Hye Moon-a. “ Sungmin memperkenalkan Hye Moon dan Kyuhyun.

Hye Moon dan Kyuhyun sekilas membungkukkan tubuhnya sebagai tanda hormat. Ny Lee yang melihat wajah Hye Moon pucat kemudian membelai pipi Hye Moon cukup lama dan secara halus. Sedangkan Hye Moon hanya diam tak mengerti. Namun disisi lain Hye Moon merasakan nyaman saat tangan Ny Lee menyentuh lembut pipinya. Sungjinpun hanya diam memandangi wajah Hye Moon.

“ Wajahmu pucat. Kenapa tidak istirahat saja? “

“ … A… nde. Terimakasih atas perhatian ajjuma.
Tapi… saya baru saja bangun tidur dan ingin berjalan-jalan sebentar. “

“ A~ araseumnida. “
“ Memangnya… Kau sakit apa? “

“ … hanya kelelahan. Besok juga sudah diperbolehkan pulang. “

“ Kau yakin hanya kelelahan? Wajahmu begitu pucat. “
“ .. a yeongseohamnida.. bukan maksudku untuk mencampuri urusanmu. “ ucap Ny Lee begitu menyadari tatapan canggung Hye Moon padanya dan kemudian menyingkirkan tangannya dari pipi Hye Moon.
“ Johayo~ kkaja Sungmin-agwa Sungjin-a.. eomeoni sudah di tunggu dokter.
Kalau begitu, kami permisi.
Cepat sembuh, Hye Moon-ssi. “

Ny Lee jalan terlebih dahulu dan di susul oleh Sungjin. Dengan enggan, Sungmin sekilas menundukkan kepalanya dan kemudian pergi menyusul eommanya. Kyuhyun memperhatikan pandangan Hye Moon yang tertuju pada Sungmin sejak Sungmin pergi. Menyadari Kyuhyun memperhatikannya, Hye Moon langsung kembali melihat kedepan dan merebut tiang infus yang dipegang Kyuhyun lalu berjalan duluan. Kyuhyun masih tetap berdiri dan pandangannya sekilas melihat kearah Sungmin lalu melihat ke arah Hye  Moon. Dilihatnya dari belakang punggung Hye Moon sediki bergetar. Kyuhyun putuskan menyusul Hye Moon dan berjalan tepat dibelakangnya. Sedangkan Hye Moon, entah sudah berapa kali ia menghapus airmatanya. Melihat Sungmin lagi, seperti membuka kenangan Hye Moon kembali.


Sungmin POV
Aku dan Sungjin menunggu eomma di luar ruangan untuk mendonorkan darah. Seharusnya kemarin eomma mendonorkan darah, tapi karena trombosit eomma menurun jadi dokter tidak memperbolehkan eomma untuk mendonorkan darahnya.

“ Hyung-a… yeoja tadi… kenapa kau tadi mengkhawatirkannya? “
“ Apa yeoja tadi adalah cinta pertamamu? “

“ Hya~!! Kenapa berbicara ngelantur seperti itu eo? “

“ Kalaupun tidak, kau tak perlu marah seperti ini. ckckckck… “

“ Ash!! Kembalilah bermain dengan ponselmu! “

“ … O Hyung-a.. apa kau tak merasakan sesuatu saat dekat dengan yeoja tadi?
Entah kenapa… aku merasa yeoja itu . . . “

“ hya hya hya~ … Lee Sungjin! kau tak boleh menyukainya! Dia sudah menikah dan memiliki anak! Araseo?! “

“ Haussshhhh~ kenapa kau sensitive sekali eo? Ck! “

Merasakan sesuatu? Iya.. Sepertinya perasaan ini masih ada di dalam hatiku. Melihatnya jatuh sakit seperti ini membuatku tidak tenang. Ditambahlagi saat melihat wajahnya yang pucat. Memang apa yang Hye Moon kerjakan sampai ia kelelahan dan jatuh sakit seperti ini? benar-benar membuatku khawatir. Melihatnya saat kecelakaan saja membuat hatiku sakit.


Kyuhyun POV
Aku melihat Hye Moon masih tak memakan makanan pesanannya. Yang Hye Moon lakukan hanya memutar sendok makannya sembari melamun. Melihat Hye Moon seperti ini, aku jadi tambah yakin kalau Hye Moon masih memiliki perasaan pada namja berparas yeoja tadi.

“ Kenapa kau tak memakan sarapanmu? “ ketusku dan membuat Hye Moon tersadar dan perlahan mulai memakan sarapannya.

Selesai menghabiskan makanan, kami kembali ke kamar. Perlahan aku memapah Hye Moon untuk duduk di tempat tidur. Aku kemudian mengambil obat yang ada di meja dekat ranjang serta 1 gelas air putih.

“ Minumlah obatmu. “ ucapku sembali memberikan obat kemudian memberikan gelas.

Selesai membantu Hye Moon meminum obat, aku menarik kursi dan duduk di depan Hye Moon.

“ Hye Moon-a… aku ingin menanyakan 1 hal padamu. “

“ Mwo? “

“ … apa kau masih menyukai Sungmin-a? “

Hye Moon terlihat kebingungan menjawab pertanyaanku dan beberapa kali mengalihkan pandangannya kearah lain. Dia tak berani menatapku dan itu berarti jawabannya sudah jelas. Hye Moon masih menyukai Sungmin.

“ Araseo.. kau tak perlu menjawab pertanyaanku. “ ucapku kemudian bangkit berdiri.

“ Kau tak tau rasanya melihat orang yang kau cintai ada didepan matamu, tapi kau tidak bisa bicara dengannya.
saranghandan geu hanmadi… motahan mari nal apeuge hae, Kyuhyun-a. jeongmal apeuda~ (TR: Satu kata aku ‘Aku mencintaimu’… Itu tak bisa aku ucapkan dan menyakitiku, Kyuhyun. Benar-benar sakit~ )hiks hiks hiks…

Disaat aku menceritakan semua keluhkesahku tentang Jae Mi, Hye Moon selalu mendengarkanku bagaikan seorang pendengar yang baik. Tapi… selama itu aku tak pernah mendengarkan curahan hatinya tentang Sungmin dan ini pertama kalinya aku mendengarnya. Dan kenapa aku baru menyadari kalau aku ini egois? Selalu mementingkan diri sendiri tanpa melihat Hye Moon. Hye Moon hanya memendam perasaannya sendiri.

Perlahan aku membawa tubuh Hye Moon kedalam pelukkanku dan menepuk pundaknya pelan. Samar-samar aku mendengar Hye Moon sedikit terisak.

“ Aku sudah berusaha untuk menghilangkan perasaanku ini dengan cara menjauhinya dan… berusaha menyukaimu, Kyu. “ jelas Hye Moon membuatku sedikit tersentak mendengar ucapannya dan kembali menatapnya.
“ Tapi… itu hanya sesaat dan sepertinya perasaanku mulai kembali saat melihat Sungmin oppa tadi. “ jelas Hye Moon lagi membuatku melemas.

“ … Ndo… bukankah kau pernah mengatakan kepadaku kalau kau akan berusaha untuk menghilangkan Sungmin-a dari hidupmu. Kau terlalu cepat melakukannya. Seharusnya kau perlahan menjauhinya bukan langsung menjauhinya. Cara yang kau lakukan ini salah dan jelas saja hatimu masih belum bisa menjauh dari Sungmin-a. “
“ Perlahan… hilangkan perasaanmu terhadap Sungmin-a secara perlahan. Aku yakin perasaanmu ini lambatlaun kan menghilang. “

“ … Mollayo, Kyu. Akan aku coba. “ ucap Hye Moon dengan nada tak yakin


12:15 PM KST


Donghae POV
Sudah 15 menit aku menunggunya keluar dari hotel. Aku dengar dari Eunhyuk, Jae Mi sejak kemarin menginap di hotel ini. sesekali aku melihat jam di ponselku.
Padahal aku sudah melihat sendiri Jae Mi yang sekarang. Tapi kenapa aku tak merasa membencinya ataubahakan tak ada niat untuk menjauhinya. Mungkin saat ini aku sedang dibutakan oleh cinta.
Aku melihat Jae Mi baru saja keluar dari dalam hotel. Jantungku berdetak kencang sampai rasanya seperti ingin keluar saat Jae Mi berjalan kearahku dan melewatiku. Nafas yang sejak tadi aku tahan akhirnya terlepas bebas saat Jae Mi melintasiku.

“ Maaf… sepertinya aku pernah melihatmu? “ ucap seseorang dari arah belakangku.

Aku kemudian membalikkan tubuhku dan melihat siappa yang berbicara. Aku sedikit terkejut saat Jae Mi berdiri dibelakangku dengan wajah malaikatnya. Dan wajah itu membuatku seketika menghapus sisi negativenya yang sebagai pekerja bar.

“ Apa sebelumnya kita pernah bertemu? “

“ … A… itu… aniya. kita sama sekali belum pernah bertemu. “ ucapku bohong sembari bersikap tenang padahal saat ini aku merasa gugup.

“ Ooo~ … johayo.
Maaf menyita waktu anda.
Permisi “

“ A changkkamanyo~ “ cegahku saat jae Mi ingin berbalik
“ Apa kau sedang sibuk? “

“ … Waeyo? “

“ … Hmmm~ … Bisa kita… berbicara sebentar. “ ucapku langsung pada intinya dan Jae Mi hanya terlihat bingung.

Aku sedikit menghampirinya dan memberanikan diriku untuk menggandeng tangannya untuk masuk kedalam mobilku. Selesai menutup pintu mobil, aku lantas berlari kecil menuju kemudi dan melajukan mobilku ke café yang dekat.


@Kona Bean

“ Duduklah “ ucapku mempersilahkan Jae Mi duduk di kursi yang sudah aku tarik sebelumnya.

Aku lihat jae Mi masih merasa canggung denganku. Dengan enggan ia duduk dan aku sedikit memajukan kursi saat Jae Mi duduk lalu aku duduk di kursi didepannya.

“ Sebenarnya apa yang ingin anda bicarakan? “

“ … Jangan menggunakan bahasa formal padaku.
Santailah sedikit. Kau pasti belum sarapan bukan? Cake disini sangat enak. Aku akan memesankannya untukmu. “


Shin Jae Mi POV
Aku melihat namja itu berdiri dan menuju ke etalase berisikan cake. Aneh… itu yang aku rasakan pada namja itu. Ada apa dengan namja itu? kenapa sikapnya lembut padaku eo? Apa sebenarnya dia mengenalku? Tapi… bukankah tadi ia bilang belum pernah bertemu denganku. Tapi… sepertinya aku pernah melihatnya disuatu tempat. Hhhaassshh~ atau ini Cuma perasaanku saja.

“ Ini… aku pesankan rainbow cake dan milk shake untukmu. “ ucapnya tiba-tiba sembari menaruh secangkir gelas serta piring kecil dengan rainbow cake diatasnya.

Cukup lama aku memandangi rainbow cake yang ada didepanku ini. Kilasan bayangan masa kecilku bersama dengan eomma saat sedang membuat rainbow cake itu muncul. Rainbow cake adalah cake yang sering eomma buatkan untukku. Entah sudah berapa lama aku tak memakan rainbow cake sejak eomma terbaring koma. Sungguh… aku merindukan eomma.

“ Jae Mi-ya… waeyo? Apa kau sudah tidak suka lagi dengan rainbow cake ini? “ ucap namja itu dan membuat lamunanku buyar.

“ … Aniya.. hanya saja… …
Changkaman… kau tadi.. memanggilku… Jae-Mi-ya.. kau tau namaku? “

“ … … A.. ammm.. itu… hmmm~ … itu.. seb . . . “

“ Apa kau mengenalku? “

“ … Hahhhh~~ … sepertinya aku memang tidak pandai berbohong.
Nde, Jae Mi-ya. Aku mengenalmu. “
“ Apa kau tak ingat denganku? “ sambungnya dan membuatku langsung berfikir

Cukup lama aku menatap wajahnya sembari terus mengingat dimana aku pernah melihat namja ini sebelumnya. Kilasaan saat di bar kemarin muncul di benakku. Disaat aku menghampiri Hye Moon, aku samar-samar melihat 2 orang namja yang duduk tak jau dari tempatku dan Hye Moon. Iya… aku ingat sekarang.

“ Ooo aku kau kau sekarang. Kau namja yang kemarin di club bukan? Apa kau seorang penguntit? Ckckck “

“ Mwo? Aniya… aku bukan penguntit.
Apa kau benar-benar tidak mengenaliku? “ tanyanya dan aku hanya diam

Aku terus diam hingga aku merasakan sakit yang kedua kalinya di perut kiriku. Sebisa mungkin aku menahan rasa sakit ini. Tapi usahaku nihil. Entah kenapa sakitnya berbeda dari yang sebelumnya.

“ Wae? Apa perutmu sakit? Wajahmu . . . “

“ Akh!! “

“ Wae? Jae Mi-ya jawab! “
“ Kita kerumah sakit sekarang. Hm~ “

Tanpa seijinku, namja ini tiba-tiba saja membopongku dan berlari menuju mobilnya. Bukan ini saja, saat sampai di rumah sakitpun namja ini kembali membopongku. Sedangkan aku tidak bisa mengucapkan sepatah katapun karena sakit di perut kiriku ini. Yang aku bisa hanya meringis kesakitkan sembari masih mencengkram kuat perutku.

“ Tahan sebentar.. hm~ “
“ Suster tolong ambilkan stetoskop dan periksa denyut nadinya. Ppali! “ perintah namja itu begitu suster masuk  kedalam ruangan.

Samar-sama aku melihat namja ini mulai memeriksaku layaknya seorang dokter begitu juga dengan suster. Sesekali namja itu melihat jam tangannya saat memeriksa detak jantungku. Namja itu juga melepas cengkramanku dan mulai memeriksa.

“ Aaakkkkkhhhhhhhhhhhh!!!!! “ pekikku sakit saat namaj itu menekan perut kiriku.

Aku mulai merasakan pusing dan pandangankupun juga mulai buyar.  Saat aku merasakan perutku ingin mual, aku langsung berbalik dan mengeluarkan semuanya kelantai.

“ Omona Jae Mi-ya~~ “

Sesekali pandanganku gelap saat kembali terbaring. Nafasku juga tak beraturan. Dan.. Hingga akhirnya pandanganku benar-benar gelap sempurna.


@Sungmin’s Apartement
08:23 PM KST

Sungmin POV
Hatiku ini sejak tadi tidak bisa tenang. Melihat Hye Moon masuk rumah sakit tadi… ahh~~ aku benar-benar mengkhawatirkannya. Wajahnya juga terlihat pucat. Apa  benar Hye Moon hanya kelelahan? Hahhhh~~~~ kenapa aku jadi mencemaskannya!!

“ Hyung-a wae? “

“ Nde? .. aniya. “
“ Eo Sungjin-a, aku keluar sebentar. “ sambungku cepat dan langsung berdiri menyambar kunci mobilku.

Ku lajukan mobilku dengan cepat menuju rumah Sakit Seoul. Disaat aku memarkirkan mobil, aku melihat seorang yeoja yang sedang duduk di kursi putih dibawah pohon. Kuputuskan untuk berjalan mengampiri yeoja itu.

“ Hye Moon-a? “ panggilku ragu namun yeoja itu menoleh kearahku dengan tatapan kaget

“ O… Sungmin sunbae. “

Aku kembali berjalan menghampirinya dan duduk di sampingnya.

“ Kenapa malam-malam kau berada ditaman? “

“ … O… itu… aku merasa jenuh berada didalam kamar. Makadari itu aku duduk ditaman sambil memandangi bintang. “

“ Aaa~~ begitu.
Eo.. dimana suamimu? Seharusnya ia disini menemanimu? “

“ Nde?? … A itu… Kyu.. Kyuhyun op-pa sedang mengantar eomenim pulang bersama anak-anak. “

“ A~~ nde.
Ndo.. bagaimana dengan kondisimu? “



Park Hye Moon POV
Kenapa perasaanku jadi seperti ini? Apa bisa aku melupakan Sungmin? Aigoo~ eotteokhae? Kenapa perasaanku jadi seperti ini terhadap Sungmin? Bisakah waktu berhenti sejenak.. aku ingin bersama Sungmin.

“ Moon-a~~ Gwenchani? “

Aku melihat dari matanya Sungmin terlihat khawatir pada kondisiku. Haahhh kenapa rasanya aku ingin menangis saat ini? Sungmin… aku harus bisa melupakannya. Aku tak ingin menambah daftar orang yang akan menangisiku kelak saat aku meninggal nanti. Aku harus bisa melupakannya.

“ Moon . . . “

Tanpa aku mengerti, tiba-tiba saja tubuhku ini menghambur ke dalam pelukkan Sungmin. Aku merasakan airmata yang aku tahan sejak tadi seketika petah disaat aku memeluk Sungmin. Nyaman. Itu yang aku rasakan saat ini. perasaan dingin karena malampun seketika berubah menjadi hangat saat memeluknya.

“ Moon-a.. Kau kenapa? Hm~ “
“ Johayo~~ kau tak menjawabku juga tak apa-apa. “ ucap Sungmin lagi lalu membalas pelukkanku dan itu membuatku tambah ingin menangis.

‘ Sungmin oppa… oppa~~ … aku sakit. Apa kau merasakan kalau aku sakit dan kau datang membesukku? Aku sakit parah saat ini.. dan waktuku didunia ini juga tak akan lama. Mungkin ini pertemuan kita yang terakhir kalinya sebelum aku benar-benar menghilang dan melupakanmu untuk selamanya. Aku tak akan pernah melupakan hari ini, Sungmin oppa. Terimakaih untuk segalanya. Kau sudah mengajariku mencintai seseorang walaupun aku tak tau perasaanmu padaku yang sebenarnya. Mencintaimu saja  sudah cukup. Gamsahabnida Sungmin oppa~ ‘ ucapku dalam hati.

“ Bisakah… bisakah kita memulai dari awal sebagai teman?
Dan bisakah kau memanggilku dengan sebutan nama saja tanpa ada kata sunbae? “

Sekilas aku menghapus airmataku dan melepaskan pelukkanku. Merasa sedikit lega melihat Sungmin tersenyum kecil padaku. Seperti orang yang sudah melupakan kenangan buruknya dan mencoba untuk menerima kenangan baik.

“ Chingu? “

“ Hm~ .. Chingu. Bisakah kita berteman dan melupakan semuanya? Hm~ “

Dan lagi… perasaanku kembali tenang saat melihat gummy smilenya Sungmin. Wajahnya sama sekali tak berubah dan tetap manis.
Aku melihat Sungmin mengulurkan tangan kearahku, sedangkan aku hanya diam tak mengerti dengan maksud uluran tangannya ini.

“ Annyeonghaseyo~ Che ireumeun Lee Sung Min-imnida. Maukah kau berteman denganku? “ ucap Sungmin dengan nada imut membuatku ingin tertawa geli melihatnya.
“ Hya! Kenapa kau tersenyum seperti itu eo? Apa ada yang salah denganku? “

“ Aniyo… bukan itu. Hanya saja.. aneh.. kenapa tiba-tiba kau memperkenalkan dirimu seperti ini eo? “

“ Apanya yang aneh? Bukankah setiap orang yang ingin berkenalan selalu memperkenalkan diri terlebih dahulu. bagian mana yang aneh eo? “

“ … Ara… araseo.
Johayo. “ ucapku dan menerima uluran tangannya
“ Cheireumeun Cho Hye Moon-imnida. Semoga kita berteman baik, Sungmin-a. “ balasku

“ Apa kau memakai marga suamimu sekarang? “

“ … Hm~ … bukankah itu sudah seharusnya. Aku sudah mempunyai anak darinya, sudah seharusnya aku memakai marga suamiku. “

“ Ahahah~ kau ini… “

“ Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk menunggu di kamar! “ ucap seseorang dan suaranya sangat aku hafal

Dengan cepat aku menoleh ke samping dan mendapati Kyuhyun yang entah sejak kapan berdiri tak jauh dariku. Menyadari mata Kyuhyun melihat tanganku yang masih menggenggam tangan Sungmin, dengan cepat aku melepaskan tanganku dan berdiri saat melihat Kyuhyun berjalan menghampiriku dengan wajah yang tidak suka.

“ Kyuhyun-a.. kau disni. “

“ Wae? Apa aku mengganggu acaramu dengan… nae ane? “ jawab Kyuhyun dengan ketus dan tatapan dingin
“ Dan kau! … angin malam tak baik untuk orang sakit. Kita masuk kedalam. “ sambung Kyuhyun dan langsung menarik tanganku pergi. Namun beberapa langka Kyuhyun berhenti dan berbalik.
“ Aku tidak melarangmu membesuk istriku. Tapi seharusnya kau tau, jam besuk di rumah sakit sudah habis sejak 3 jam lalu dan saat malam hari pasien harus istirahat. Kau harus tau itu, Sungmin-ssi. “ dingin Kyuhyun dan kembali membawaku masuk kedalam rumah sakit.

Sekilas aku melihat kearah Sungmin dan melambaikan tanganku sembari tersenyum kecil kearahnya. Aku juga melihat Sungmin membalasku, namun tiba-tiba saja Kyuhyun memutar kepalaku sehingga menghadap kedepan.

“ Berhenti. “ ucapku begitu masuk ke koridor menuju kamar.
“ Kau tak perlu memapahku. Kau cukup pegang tiang infusku ini. araci? “

“ Ish!! Kalau kau sedang tidak sakit seperti ini, kau sudah aku makan. “

Aku menghiraukan ucapannya itu dan kembali berjalan. Sesekali aku melihat kearah Kyuhyun yang tetap diam sembari memegang tiang infus sesuai perintahku tadi. Bahkan sampai selesai memapahku untuk duduk di tempat tidur saja Kyuhyun masih tetap diam membisu.

“ … E.. ehem… tumben sekali kau diam seperti ini eo, Kyu? “ ucapku  memecah keheningan.

Tokk tokk tokk
“ Permisi~
Saya mengantarkan sarapan serta obat yang sudah dianjurkan Dokter Lee. “ ucap suster penjaga kemudian menaruh nampan silver berisi makanan, minuman, dan beberapa obat yang ditaruh di piring kecil.
“ Dokter Lee berpesan agar Hye Moon-ssi tidak makan sembarangan. Karena itu mempengaruhi kinerja jantung Hye Moon-ssi. “

Sekilas aku melirik kearah Kyuhyun yang wajahnya tampak bingung dengan ucapan suster penjaga ini. Semoga setelah ini Kyuhyun tidak menanyakan apapun.

“ Nde~ gamsahabnida suster. “

“ Nde.
Kalau begitu saya permisi. “ ucapnya dan keluar

Aku melihat Kyuhyun megambil mangkuk bubur abalone dengan jagung manis dan kemudian menarik kursi lalu memposisikan didepanku kemudian duduk. Kyuhyun mulai mengaduk bubur dan meniupi lalu menyodorkan 1 sendok bubur yang sudah ia tiup sebelumnya.

“ Aaaaaaa… “ titah Kyuhyun dan aku membuka mulutku

Hening. Kyuhyun kembali diam tapi masih tetap menyuapiku bubur dan sesekali membersihkan mulutku. Aku melihat wajah Kyuhyun biasa saja namun sulit diartikan. Kenapa Kyuhyun tidak bertanya tentang Sungmin? Atau ucapan suster tadi? Apa Kyuhyun diam karena marah saat mengetahui aku sedang duduk bersama dengan Sungmin tadi?? Di diamkan Kyuhyun dengan wajah seperti ini jauh mengerikan dan aku merasa seperti orang yang sedang terpergok berselingkuh dengan namja lain didepan kedua mata suamiku sendiri (Author : Kau memang kepergok berselingkung, BAPO –“ *getokkepalaHyeMoon* #numpang exis ye ^^v#). Ah~~ kenapa jadi tidak enak seperti ini.

“ Selesai.
Tinggal minum obat dan istirahat. “ ucap Kyuhyun stelah selesai menyuapiku.

1 per 1 Kyuhyun memberikan obat kepadaku kemudian membantuku berbaring diranjang dan menyelimutiku.

“ Kyuhyun-a “ cegahku memegang tangannya saat Kyuhyun ingin pergi

Aku diam begitu juga dengan Kyuhyun. Tapi mataku sesekali melirik kesebelahku. Semoga saja Kyuhyun mengerti isyarat ini.

“ … Tubuhku terasa pegal esok harinya kalau tidur 1 tempat tidur denganmu. Tak apa.. aku tidur sofa saja.
Kau tidurlah. “ ucapnya lembut dan perlahan melepaskan tanganku

“ Kau marah Kyu? “

“ … Aniyo~~ “
“ … Haaasshhh~ johayo. “ ucap Kyuhyun akhirnya setelah lama diam.

Aku menggeser tubuhku saat Kyuhyun berjalan kearah sampingku dan menarik selimut kemudian berbaring tidur dengan posisi menghadapku. Kuputuskan untuk mengubah posisi tidurku menghadap kearah Kyuhyun yang entah sejak kapan sudah menutup matanya.

“ Kyu~~ … “ panggilku dan diacuhkan.
“ .. Kyuhyun-a~~ … Cho Kyuhyun~~ … “ panggilku lagi dengan menekan-nekan hidungnya dengan jari telunjukku
“ Kalau kau tak marah, seharusnya kau membalas panggilanku, Kyu~~ “

“ … Hm~ … Mwo? “ balasnya dan membuka matanya

“ Mianhae… “

“ Untuk apa? “

“ … Maaf karena kau melihatku dengan Sungmin-a. Aku harap kau jangan salah paham. Sungmin-a datang hanya untuk menjengukku saja. tak lebih. “ jelasku dan hanya mendapat tatapan datarnya Kyuhyun

“ … … Hanya itu?
Johayo. Sekarang kau tidurlah. “

“ Kyuhyun-a~~ … kau marah padaku eo? Kenapa kau hanya bicara singkat~~??? “

“ Hhaasshhh~~ Hye Moon-a.. aku sama sekali tidak mar . . . “

“ Lalu, kenapa sejak ditaman sampai tadi kau hanya berbicara singkat? “

“ Karena tidak ada yang perlu dibacarakan.
Bukankah kau tadi sudah menjelaskan tujuan Sungmin-a datang kemari hah.
Hhhaasshhh~ nde… awalnya aku memang sedikit marah. 1 pertama, kau tak menuruti perkataanku untuk langsung masuk kedalam rumah sakit dan istirahat setelah mengantar eomma tadi. Dan yang ke dua, kau memilih duduk di taman. Kau bodoh atau apa hah? kau tak takut kejadian kemarin terulah eo? Angin malam tak baik untuk orang sakit. APA KAU MENGERTI?! “
“ hhhaaahhhh~~ … mianhae… bukan maksudku untuk membentakmu. Nan… ak.. aku hanya merasa… takut kalau… kejadian kemarin menimpamu lagi. Muntah darah, sesak nafas,  … aku hanya takut kejadian kemarin terulang. Melihatmu seperti itu  . . . “

“ Kau mengkhawatirkan kondisiku? … atau… apa kau takut aku meninggal saat itu juga? “

“ … keduanya. Aku merasakan keduanya itu. “

Aku sedikit tercengang mendengar jawaban dari Kyuhyun. Bukan hanya aku, tapi Kyuhyun juga merasakan kalau saat itu aku akan meninggal.

“ Tidurlah.. hm. “

“ Kyuhyun-a.. “ cegahku saat Kyuhyun ingin membalikkan badannya
“ Bisakah aku tidur di lenganmu? “

“ … Nde? … “
“ .. A~ geudae Moon-a… apa kau tak merasa sikapmu sedikit berubah saat disampingku? “

“ Ap…apa maksudmu? “

“ Setiap kali kita tidur  1 ranjang, kau selalu menjauh atau memberi batas tengah di ranjang. Tapi… kemarin kau menyuruhku untuk tidur disampingmu dan sekarang, kau juga menyuruhku untuk tidur 1 ranjang denganmu… dan… kau ingin tidur dilenganku. Apa menurutmu sikapmu tak aneh? “

“ … Aniyo. “

Entahlah… aku mulai merasakan tubuhku mulai merasa dingin. Sekilas aku melihat kearah AC dan AC itu mati. Aku juga mulai merasakan jari-jari tanganku bergetar. Kamar ini Acnya dimatikan dan jendelanyapun juga tertutup rapat dengan gorden tebal. Tunggu dulu… bukankah saat kejadian itu… saat diluar hotel… tubuhku juga merasa dingin dan menggigil. Hahhh~ semoga saja aku tidak merasakan mual.
Aku kembali menatap Kyuhyun yang sudah memejamkan matanya. Ku beranikan diri untuk menarik tangan kanannya yang ia jadikan bantal lalu dengan cepat aku menuruskanya kemudian kepalaku berbaring di tangan Kyuhyun. Ku hapus jarak antara Kyuhyun dan aku, dan aku mulai memeluknya. Bahkan dari jarak sedekat ini aku bisa mendengar detak jantung Kyuhyun.

‘ Jantung… kenapa mesti organ itu yang sakit? Kenapa harus jantungku yang menderita koroner? Dan kenapa harus aku yang menderita penyakit mematikan ini? secepat itukah aku pergi. 3 tahun… 3 tahun aku baru merasakan senangnya menjadi seorang eomma dan kurang lebih 3 bulan waktuku yang tersisa. Aku belum siap meninggalkan semuanya. ‘ batinku miris.

“ Moon-a wae? “

“ … Hm~ “ jawabku sekenanya dan memeluk erat Kyuhyun karena  saat ini aku benar-benar tubuhku merasa dingin.

“ Kau memelukku sangat kencang. Apa… kau kedinginan? “

“ … Hm~ … bisakah kau memelukku. Ingin sangat dingin, Kyu. Sampai-sampai airmataku keluar. “

“ Jinja? “ ucapnya dan melepaskan pelukkanku lalu menatapku
“ … Joha… aku akan menyalakan penghang . . . “

“ Aniyo… kau tau perlu kemana-mana. Kau hanya perlu memelukku. “ ucapku dan kembali memeluk tubuh  Kyuhyun.

DEG!!
DEG!!

“ Akh!
Moon-a.. cengkramanmu kuat sekali.. “ ucap Kyuhyun

Menyadari itu aku perlahan melonggarkan cengkramanku dan masih tetap menahan rasa sakit dijantungku ini. Aku mulai merasakan sesuatu ingin keluar dari perutku ini namun sebisa mungkin aku mencoba untuk menahannya.

“ Moon-a~ “ panggil Kyuhyun dan kembali melepaskan pelukkanku lalu menatapku lekat.

Sebisa mungkin aku menyembunyikan rasa sakit ini dibalik senyumanku saat Kyuhyun menatapku. Ku gigit kecil bibir bawahku saat aku merasakan bibirku mulai gemetar. Tanpa sepengetahuan Kyuhyun, aku mulai meremas bajunya kuat alih-alih untuk menahan sakit.

“ Mianhaeyo.
Selama ini aku tidak memikirkan perasaanmu. Aku egois dan aku menyadari itu. Aku selalu menceritakan uneg-unegku padamu, tapi aku baru menyadari kalau kau selama ini tak sedikitpun bercerita tentang Sungmin-a… namja yang kau sukai. Seharusnya aku merasa malu padamu. Sebagai namja, justru aku yang sering curhat padamu… bukannya seharusnya yeoja yang sering curhat pada namja.
Jeongmal mianhaeyo,Hye Moon-a. “ jelasnya dan aku hanya bisa diam masih menahan sakit.
“ Moon-a… mulai sekarang… bisakah kau terbuka padaku? Jika kau ingin bercerita, aku siap mendengarkanmu. Seperti kau yang setia mendengarkan curhatanku. Hm~ “

“ … Hm~ … “ jawabku singkat.

Kyuhyun tersenyum dan sebisa mungkin aku membalas tersenyum padanya. Aku juga merasakan sesuatu ingin keluar dari mulutku dan dengan keras aku kembali mengigit bibir bawahku. Tanpa aba-aba, tiba-tiba saja Kyuhyun menempelkan bibirnya ke bibirku dan membuat tersentak kaget. Namun tak lama aku merasakan ingin memuntahkan sesuatu. Sebisa mungkin aku mendorong tubuh Kyuhyun untuk menjauh, namun justru Kyuhyun memeluk erat pundakku dan menariknya.
Dengan kuat aku mendorong tubuh Kyuhyun dan..

“ Hueeeeeeeekkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk “ aku langsung menunduk dan mencengkram dada Kyuhyun keras.


Author POV
Untuk kedua kalinya Hye Moon memuntahkan darah segar di tempat tidur. Seprei putih yang bersih, kini sebagian berubah menjadi merah darah.

“ Hye-Moon-a.. “ panggil Kyuhyun terbatah.

Kilasaan insiden saat Hye Moon juga muntah darah terlintas dibenak Kyuhyun. Dengan cepat Kyuhyun melentangkan tubuh Hye Moon dan kedua mata Kyuhyun membulat sempurna saat melihat mulut Hye Moon penuh dengan darah. Kyuhyun juga sekilas melihat Hye Moon mencengkram kuat dada kirinya.

“ Moon-a~~ … HYE MOON-AAAA!!!!!!! “

Kyuhyun dengan cepat bangun lalu turun dari tempat tidur dan menekan alarm rumah sakit berulang-ulang kali.

“ Moon-a jebal!! Kenapa kau seperti ini lagi eo? “

Hye Moon tak menjawab. Disaat Kyuhyun memegang kening Hye Moon, Kyuhyun merasakan suhu tubuh Hye Moon dingin seperti es. Perkataan Dokter Lee tiba-tiba terbesit ditelinga Kyuhyun. Tanpa membuang waktu, Kyuhyun langsung memberikan pertolongan pertama sesuai perkataan Dokter Lee, yaitu memberinya nafas buatan. Dilihatnya Hye Moon masih tetap sama, Kyuhyun kembali menekan alarm gawat darurat dengan perasaan yang panik bercamput takut.

“ Jebal Hye Moon-a!! Jangan seperti ini lagi!! “

Beberapa detik kemudian 2 suster masuk kedalam kamar dan dengan cepat langsung menangani Hye Moon. Dan untuk ke 3xnya Hye Moon kembali memuntahkan darah dari mulutnya.

“ Tuan, berapa lama ini terjadi? “

“ Mwo? … a~ … 10 menit. Sudah 10 menit Hye Moon-a seperti ini. “

“ Joha. “
“ Cepat panggil Dokter Lee diruangannya dan segera siapkan ruang operasi. “ perintah suster ke suster satunya.
“ Agashi… agashi masih bisa mendengar suara saya? “ tanya suster itu dan Hye Moon mengangguk pelas.
“ Johayo. Sebisa mungkin jangan sampai anda kehilangan kesadaran anda. “

Namun sia-sia, setelah suster menyarankan Hye Moon agar tidak pingsan, sedetik setelah itu Hye Moon pingsan dan tangan yang untuk mencengkram kuat jantungnya perlahan jatuh lemas. Kepanikkan menjadi berlipat ganda.
Suster langsung membuka pengunci tempat tidur dan didorongnya ranjang Hye moon keluar menuju ruang operasi dan tak lupa Kyuhyun ikut mengantar. Saat dalam perjalanan menuju ruang operasi, Kyuhyun berpapasan dengan Dokter Lee yang saat itu berlari kecil menuju kearahnya.

“ Ada apa ini? “ tanya Dokter Lee panik.

“ Angina, dok. “ jawab suster dan langsung membuka pintu ruang operasi lalu masuk kedalam. Disaat Kyuhyun ingin masukk, Dokter Lee menncegahnya.
“ Sebaiknya kau tunggu disini. “

“ Mwo?! ANDWAE!! “

“ BIAR AKU YANG TANGANI! ISTRIMU SEKARAT SEKARANG DAN HARUS SEGERA DIOPERASI!! “ jelas Dokter Lee dan langsung menyusul suster kedalam ruang operasi. Tak lupa Dokter Lee mengunci pintu dari dalam.

“ HYA!! BUKA PINTUNYA!!! SEBENARNYA HYE MOON-A SAKIT APA EO? KENAPA HARUS DIOPERASI?!! “ teriak Kyuhyun dari luar dan tetap memaksa pintu yang terkunci itu agar terbuka.

Menyadari ucapannya tidak didengar Dokter Lee, dengann kesal Kyuhyun menendang pintu. Disandarkannya tubuh Kyuhyun ke tembok dan perlahan tubuh Kyuhyun jatuh terduduk di lantai. Ditekuknya kedua lulut Kyuhyun dan disandarkannya kepala Kyuhyun di lututnya. Kyuhyun juga sedikit menjambak rambutnya.
Sedangkan tak jauh dari tempat Kyuhyun, dari balik tembok diam-diam sedang memperhatikan Kyuhyun dengan tatapan kasihan. Orang itu tetap melihat Kyuhyun yang sedang frustasi.

“ yeoja itu beruntung memilikimu, Kyuhyun-a.  Walaupun selama ini aku hanya bisa menyukaimu sedikit, tapi aku mengenalmu lebih. Melihatmu seperti ini membuatku teringat saat aku masuk rumah sakit pertama kali dulu. Kau sama seperti saat ini. khawatir, panik, dan takut. Dan melihatmu seperti ini, membuatku tersadar kembali betapa kau sangat mencintaiku saat itu. Mianhaeyo~ aku sudah menyakitimu dan memanfaatkanmu. “

Yeoja itu kemudian menghilang dari balik tembok dan perlahan berjalan kembali menuju kamar inapnya sembari tangannya memegang perut kirinya. Secara gerakan pelan yeoja -yang tak lain adalah Shin Jae Mi- itu menggantungkan botol cairan infusnya ke tiang kemudian berbaring. Ditatapnya langir-langit kamar inapnya dengan tatapan kosong.

‘ kanker serviks. Ucapan Dokter Shin 3 tahun lalu terbukti. Aku menderita penyakit itu sekarang. Mungkin ini akibat dari pekerjaanku selama ini. Namja itu juga mengatakan kalau kankerku ini masih bisa disembuhkan, namun memerlukan banyak biaya dan berobatnyapun tidak di sini melainkan di Singapura. Namun… disampin itu juga.. jika tak ada penanganan cepat.. penyakitku ini juga bisa merenggut nyawaku.
Aku harus bagaimana sekarang? Eomma~~ bogoshipo. ‘ ucap Jae Mi dalam hatinya.
“ Dulu… ada seorang namja yang begitu khawatir dengan kondisiku. Dan sekarang… aku benar-benar merasa sendirian sekarang. Untuk apa aku hidup di dunia ini? tak ada seorangpun yang peduli padaku sekarang. Semua orang di café… semua orang di café sudah tau pekerjaan sampinganku. Aku harus bagaimana menjalani hidupku ini? “

Tetes demi tetes airmata keluar dari kelopak mata Jae Mi. Sepanjang malam dihabiskannya untuk menangis dan meratapi nasipnya yang sekarang hanya seorang diri. Tanpa eommanya dan juga tanpa Kyuhyun. Jae Mi terus menangis terisak sepanjang malam.


11:23 AM KST


Lee Donghae POV
Semoga operasi anginioplasi ini berhasil. Walaupun hanya bertahan beberapa bulan, atau bahkan beberapa minggu. Setidaknya pembuluh darah Hye Moon bisa melebar dan otot jantungnya bisa menerima oksigen.  Dan melalui operasi ini, aku sedikit menemukan beberapa hal. Kerja otot jantung Hye Moon sangat tidak baik dan jantungnyapun mulai terlihat rusak. Seharusnya operasi ini sekaligus operasi transplantasi jantung untuk Hye Moon. Tapi tak mungkin itu aku lakukan, karena belum adanya jantung yang baik untuk menggantikan jantung Hye Moon. Jika seperti ini, Hye  Moon hanya bisa bertahan selama 2 bulan.

“ Dokter Lee, semuanya sudah selesai. “

“ Nde?? … a nde. Suster sudah bisa membawa pasien kembali ke ruang inapnya. “

“ Nde. “

Suster Lee dan Suster Kim kemudian membawa Hye Moon kembali ke luar ruang operasi. Disaat aku menyusul keluar ruangan, aku melihat suami Hye Moon mengikuti suster yang membawa Hye Moon. Melihat mereka menghilang dari pandanganku, aku lantas berjalan berlawanan arah dan masuk ke sebuah kamar inap tak jauh dari ruang operasi ini. Aku sedikit terkejut melihat sang penghuni kamar ini belum beristirahat. Sekilas aku melihat jam tangku yang menunjukkan pukul 11 malam. Aku lantas menghampirinya dan duduk di kursi dekatnya. Dia hanya sekilas melihat kearahku dan kembali memandangi pemandangan malam dari balik jendela.

“ Apa kau sudah memikirkannya? “

“ … Hm~ … aku sudah memikirkannya. “
“ Kuputuskan untuk tidak mengobati penyakitku ini. “

“ … Jae Mi-ya~ “

“ Untuk apa aku berobat. Sekarang tak ada seorangpun yang menginginkanku hidup. Semua orang membenciku karena pekerjaan kotor yang aku jalani selama 5 tahun ini. Dan eomma sudah meninggalkanku sendirian di dunia ini. Mungkin ini hukuman untukku. “

“ Kau tak boleh berbicara seperti itu, Jae Mi-ya. Masih ada seseorang yang ini melihatmu hidup. “ ucapku dan langsung mendapatkan tatapan tak mengerti dari Jae Mi.

“ … Mwo? … Nugu? “

“ … … nan. Aku ingin kau hidup lebih lama lagi. “
“ Berhentilah dari semua pekerjaanmu dan mulailah hidup sehat. Jalani pengobatan di Singapura. Aku akan menuliskan surat pengantar untuk salah satu rumah sakit Singapura. Kebetulan aku memiliki teman di rumah sakit Singapura dan dia juga dokter specialis sepertiku. Dan aku juga akan meminta sepupuku untuk menemanimu sampai kau selesaikan pengobatan di Rumah Sakit. “

“ … Kenapa kau melakukan ini? “

“ Karena… eobseo. “
“ Jae Mi-ya… Tak bisakah kau berjuang hidup untukku?
Jebalyo~~ Sembuhlah dan berangkatlah ke Singapura. “

“ … Memang kau siapa? “ ketus Jae Mi dingin.

Aku menghela nafas berat mendengar pertanyaan Jae Mi. Apa seburuk itukah diriku sampai otaknya sama sekali tak mengenalku? Atau aku memang harus menjelaskan sendiri siapa aku?

“ Jae Mi-ya… nae ireum… Lee Donghae imnida. Apa kau mengingat nama itu? “

“ … … Lee… Dong-hae??? “

Aku melihat Jae Mi mulai memandangi wajahku dengan lekat. Dia sedikit memiringkan kepalanya seperti sedang berfikir keras. Dan beberapa menit kemudian wajahnya berubah kaget melihatku. Sepertinya Jae Mi sudah mengenalku.

“ … Ndo… Lee Donghae… si tukang baca buku di perpustakaan itukah? Namja memakai kaca mata tebal dan… stylenya culun?? Kau kah itu? “

Aku melongo mendengar kata-katanya itu. Kenapa yang dingat justru yang buruk bagiku hah? ingin sekali aku menjitak kepalanya.

“ Nde… itu aku. Dan inilah aku sekarang. Dengan hobi membacaku dulu, sekarang aku sudah menjadi  dokter specialis penyakit dalam di Rumah Sakit ini. Walaupun statusnya masih belum menjadi dokter tetap disini. “
“ Jae Mi-ya… kenapa kau berubah menjadi yeoja seperti ini sekarang? “

“ Apa maksudmu pertanyaanmu itu? Apa kau… “

“ Mianhaeyo…
Beberapa bulan lalu aku meminta seseorang untuk mencarimu dan itu membuatku mengenalmu dirimu yang saat ini. “
“ Ceritakan padaku. Kenapa kau seperti ini sekarang? Hm~ … kenapa kau menjadi yeoja buruk saat ini? “ ucapku dengan memegang kedua tangannya dan berlutut.
“ Dulu kau tak seperti ini Jae Mi-ya~~ … dan kenapa kau berubah? Kau minum2 alkohol, bekerja di tempat hiburan seperti itu, dan . . . “

“ Kau tak tau apapun tentangku, Donghae-ya. “

“ Makadari itu.. ceritalah. Kenapa kau jadi berubah 180 drajat seperti ini? “

“ … kondisi yang membuatku berubah seperti ini. Kedua orangtuaku mengalami kebangkrutan. Usaha kecil kami tak membuahkan hasil. Appaneun… meninggal karena struk. Eomma meninggal, karena… sakit dan sempat koma selama 3 tahun. “ jelasnya sembari menatap kosong keluar jendela

Aku berdiri dan memberanikan diriku untuk memeluknya. Awalnya Jae Mi menolak dan mendorong tubuhku untuk menjauh, namun aku tetap terus memeluknya sampai akhirnya Jae Mi diam. Mendengar penjelasannya tadi, aku merasa ingin mengubah Jae Mi jika aku bisa.  Tapi sifat Jae Mi yang kokoh itu mungkin akan sulit di luluhkan. Namun, sebisa mungkin aku akan mengembalikan Jae Mi seperti dulu. Mengeluarkannya dari dunia club yang hitam itu.


Shin Jae Mi POV
Kenapa pelukkan ini seperti pelukkan eomma? Aku merasa seperti eomma sedang memelukku saat ini. Dan kenapa perasaanku merasa tenang saat Donghae memelukku? Mungkinkah karena eomma dulu sering dekat dengan Donghae dan sifat eomma menurun pada Donghae. Bagaimana bisa  seperti ini?

“ Cha! … ini sudah malam. Istirahatlah. “ ucapnya seraya melepaskan pelukkannya dari tubuhku.

Aku lantas ikut berdiri dan Donghae memapahku saat aku berjalan menuju ke tempat tidur. Sesekali aku melihat wajah Donghae lagi dan memastikan kalau Donghae yang saat ini aku lihat adalah Donghae yang dulu sangat dekat dengan eomma. Tapi, aku tak menemukan kemiripan? Apa mungkin karena orang tumbuh dewasa maka wajahnya akan berubah? Tapi seharusnya ada bagian wajah yang tidak berubah.

“ Kenapa memandangiku seperti itu? “ ucapnya dan membuat pandanganku teralih kearah lain.

“ .. An.. aniyo. Hanya saja… aku merasa kau… ah sudahlah.
Cepatlah pergi. Aku ingin istirahat. “ elakku.

Begitu selesai menyelimutiku, aku melihat Donghae pergi keluar. Aku duduk dan melihat ke pintu memastikan kalau namja itu benar-benar sudah keluar. Saat aku ingin kembali tidur, tiba-tiba saja ponselku berdering.

“ Tae Sang… “ ucapku membaca sebuah nama yang tertera di layar.
“ Yeoboseo.. wae? “

“ Ndo eodiga? Kenapa tak ada di club malam ini? “

Aku sedikit berdesis saat mengingat kalau hari ini aku berjanji melayani Tae Sang. Tapi bagaimana bisa aku melayaninya dengan kondisi tubuhku yang tidak fit seperti ini. Kalau aku menolak pasti Tae Sang akan mengejarku sampai ketemu dan mengungkit masalah itu lagi. Lebih baik aku menemuinya secara langsung dan memberitahukan kalau aku tak bisa melayaninya malam ini.

“ Temui aku di dekat café tempatku bekerja. “ ucapku cepat dan langsung mematikan sambungannya.

Dengan nekad aku menarik jarum infus dari kulit tanganku dan langsung menutupnya dengan plester untuk mencegah darahku keluar. Aku kemudian mengganti pakainku dengan pakaian yang terakhir aku pakai. Ku keluarkan sedikit kepalaku untuk memastikan kalau Donghae benar-benar tak ada disekeliling kamar ini. memastikan nihil, aku lanta s keluar dari kamar. Disaat aku berjalan keluar aku melihat Donghae dan dengan cepat aku bersembunyi di balik pot pohon yang ukurannya lebih besar dari tubuhku ini. Melihat Donghae sudah lewat, aku keluar dari persembunyianku dan langsung berlari keluar Rumah Sakit. Begitu dapat taxi, aku langsung menyuruh sopir taxi untuk pergi ke café.
Sesampainya di tempat tujuan, aku melihat mobil Tae Sang terparkir didepan café. Saat aku turun, aku melihat Tae Sang juga keluar dari mobil. Dia sekilas merangkulku dan mencium keningku namun dengan pelan aku memundurkan kepalaku.

“ Wae? “

“ Ini di tempat umum. “

“ Hah!! sikapmu seperti orang terhormat saja. “ ucapnya pelan tapi aku bisa mendengarnya.

Aku terus menatapnya tajam sampai akhirnya dia menyadari tatapanku ini. dia mendorong tubuhku hingga aku merasakan punggungku ini terasa dingin karena menempel di mobilnya.

“ Kkaja~ kita bersenang-senang malam ini. “ ajaknya dengan nada yang seperti mendesah dan darisini aku menyadari kalau Tae Sang sedang minum. Dengan pelan aku mendorong tubuhnya agar menjauh dari tubuhku.

“ Hari ini aku lelah dan tak ingin melayanimu. “

“ .. Mwo? … MWO!! .. apa kau sedang menolakku eo?! “
“ CIH! Nappeun yeoja!! Kau tak ingat hah! siapa yang menjadikanmu kaya seperti ini dan memberikanmu uang untuk membiayai rumah sakit ndo eomma eo? ... ITU AKU!! ARASEO?! Jadi sudah sepantasnya kau berbalas budi!! Aku hanya menyuruhmu melayaniku dan tidak memintamu mengembalikan uangku!! Seharusnya kau berterima kasih!! “

“ DAN APA KAU LUPA!! KAU YANG MENJERUMUSKANKU… MENJEBAKKU KE DUNIA HITAM INI!!
Jika nae eomma saat itu tidak membutuhkan uang banyak untuk biaya berobat, AKU TAK AKAN SUDI MENERIMA PEKERJAAN MENJIJIKAN SEPERTI INI!! “ ucapku tak kalah tingginya dengan suara Tae Sang. Saat ini aku benar-benar tidak peduli dengan pasang mata yang sedang melihatku. Kali ini aku menyerah!

“ CIH!! NDO!! NDO PICHYEO . . . “

Bbbbbuuuuuuuukkkkkkkkkk

Ucapan Tae Sang terpotong saat denga tiba-tiba saja seseorang memukul keras wajahnya. Disaat aku melihat namja itu ingin melayangkan tinjunya, dengan cepat aku mencegahnya dan aku sedikit terkejut saat melihat namja itu tak lain adalah… Donghae.

“ Hhhhaaassshhhh!!! HYA!! Berani sekali kau memukul wajahku sampai berdarah seperti ini eo?!! Memangnya kau siapa Hah?!!
Hhhaaaassshhhh!!!!!!!!!!!! “

Bbbbuuuuuukkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

Dan untuk kedua kalinya Donghae kembali memukul wajah Tae Sang dan membuat Tae Sang tergeletak tak berdaya. Donghae membuka kedua kancing yang berada di lengannya dan menggulungnya.

“ Nan… Namjachingueui Jae Mi. ARA!!
Kalau aku melihat NDO… menyentuh nae yeojachingu,, ku pastikan kau akan mendekam di jeruji besi!! ARASEO EO?!! “

Namjachingu?? Nae yeoja chingu?? Apa maksud perkataannya eo? Kenapa dia mengaku sebagai nae namjachingu??
Mendengar kalimat yang diucapkan Donghae barusan membuat otakku benar-benar tidak bisa mengartikannya. Aku merasa tangan Donghae menarikku dan memasukkanku kedalama mobilnya. Pandanganku sejak tadi tak lepas dari Donghae. Dia menyalakan mesin mobil dan mengemudiakan mobilnya. Terlihat diwajahnya kalau Donghae sedang kesal.

“ Yeoboseo… Eunhyuk-a, bersihkan gudang sekarang juga. Aku akan sampai apartement dalam waktu 30 menit dan kau harus sudah membersihkan gudang sampai bersih. “ ucapnya pada seseorang di seberang telphone.

Kami kembali diam satu sama lain. Disaat mobil Donghae berhenti, aku sedikit takjub melihat gedung apartement mewah ini. Lamunanku buyar saat Donghae membukakan pintu untukku dan menggenggam tanganku untuk keluar dari mobilnya. Masih dalam ketidakmengertianku, Donghae mengajakku masuk kedalam apartement dan memasuki  lift yang aku lihat menujuke  lantai 13. Begitu lift terbuka, Donghae berjalan keluar sembari menggandengku lagi sampai akhirnya berhenti diluar pintu apartement. Dia memasukkan ID Card yang kuyakini sebagai kunci pintunya dan menarikku masuk.

“ HYA!! KENAPA KAU SEENAKNYA ME…
Donghae-ya… ndo.. “

“ Mulai sekarang, kau tidur digudang. Jae Mi-ya akan tinggal disini dan tidur dikamarmu. “

“ MWO?!! “ ucapku dan namja yang tak aku kenal itu secara berbarengan.

Dengan santainya Donghae berjalan, melepas sepatunya dan menggantinya dengan sandal apartement lalu berbaring di sofa. Aku melihat namja itu mengusul Donghae dan duduk disebelahnya.

“ HYA!! NDO PICHYEOSEO EO?! (TR: Kau Gila!!) Mana boleh kau membawa yeoja keapartement! “

“ … Ini apartementku dan kau hanya menumpang disini. Jadi terserah aku memasukkan yeoja keapartemenku atau tidak. “

“ … HAH!! Hya Donghae-ya! Kenapa kau perhitungan sekali dengan sepupumu eo?!! “

“ Ahhh sudahlah. Aku lelah dan tanganku mulai terasa sakit. “
“ … eum~ .. Jae Mi-ya,, kenapa kau masih berdiri disitu? Masuklah.. anggap rumah sendiri. “

Apa Donghae sama saja dengan nappeun namja? bagaimana bisa ia berani membawaku keapartementnya dan… apa yang dia maksudkan eo… tinggal disini? Hahhh~ Benar-benar atak habis pikir.

“ Masuklah… “ ucapnya tiba-tiba sudah berdiri didepanku.

Disaat Donghae menarik tanganku, dengan cepat aku membuangnya kasar dan menatap tajam kearahnya.

“ Aku masih punya apartement sendiri. Kau tak perlu menampungku di sini. “ ucapku cepat dan langsung berbalik.

“ Tinggalnya disini Jae Mi-ya. Aku yakin, bukan namja tadi saja yang mencarimu. Masih ada banyak namja yang akan mencarimu besok dan besoknya lagi. “
“ Aku hanya tidak ingin kau kembali ke dunia kelammu itu. “

Aku tercengang mendengar perkataan terakhir yang di ucapkan Donghae padaku. Aku berbalik dan menatap kedua matanya yang terlihat begitu sendu. Perlahan Donghae berjalan menghampiriku dan memelukku lembut.

“ Aku hanya ingin melindungimu, Jae Mi-ya. “ lirihnya lembut.





TO BE CONTINNUED>>>>>>>>>>>>>>>>>

4 komentar :

Unknown mengatakan...

feel sedih n menegangkanx dpt banget , serasa nnton drama hiks
srotttt
tarik_tissue

Unknown mengatakan...

feel sedih n menegangkanx dpt banget , serasa nnton drama hiks
#srotttt #tarik_tissue

Daisy mengatakan...

Idiiihhhh eonniieeee jgn ngotor2in blog saeng dgn ingus eon donggg >.<
Aduuuhhh!!
*sobek kaosnya Ryeowook buat bersihin ingus eon*

Unknown mengatakan...

Seruuu bageeeettttttt.....
Thanks eonnieee atas ceritanya...