Thank
You For Everything #12
Cast :
Cho
Kyuhyun
Park
Hye Moon
Shin
Jae Mi
Lee
Sung Min
Lee
Donghae
Genre :
Blues,
Romance, Tragedi and Drama
@Seoul
Hospital
8:00 AM KST
Park
Hye Moon POV
Aku
terus menatap langit langit kamar inapku dan tak henti-hentinya mengucapkan
syukur karena aku masih diberi kehidupan setelah kejadian kemarin. Ucapan
Dokter Lee kemarin yang mengatakan penyakitku ini sudah kronis juga terngiang
di telingaku. Bisa jadi kejadian kemarin terulang lagi. Rasanya benar-benar sakit
di jantungku. Kenapa aku mengidap pengakit ini?
“
Annyeonghaseo “ sapa Dokter Lee dengan lirih
“
Suamimu tidur sangat nyenyak sekali “ lirih Dokter Lee sembari terkekeh kecil
dan membuatku sekilas melihat Kyuhyun yang masih tertidur nyenyak disampingku.
“
Alat AEDnya sudah bisa di lepas. “ ucap Dokter Lee selesai memeriksa kondisiku
lalu mulai melepaskan alat itu dari dadaku/
“
Hye Moon-ssi.. bisa kita berbicara sebentar? Ini mengenai kondisimu. “
Sekilas
aku kembali melihat ke arah Kyuhyun untuk memastikan kalau ia masih berada di
alam bawah sadarnya. Selesai memastikan aku kembali melihat kearah Dokter Lee
dan mengangguk kecil. Dokter Lee membantuku untuk duduk dan turun dari tempat
tidur lalu membawakan tiang infus.
“
Hati-hati.. “ ucap Dokter Lee saat membantuku duduk di kursi depan kamar inap.
“
Memang kenapa dengan kondisiku? “ ucapku dengan suara yang lemas begitu melihat
Dokter Lee duduk didepanku.
“ …
Kau tau sendiri penyakitmu ini tergolong parah dari hari ke hari. Bahkan kau
memuntahkan darah 3x dalam 1 hari. Jadi aku sarankan segera lakukan transplantasi
jantung. “
Aku
kembali termenung, memulai membayangkan hal-hal yang akan terjadi padaku kelak.
Hal yang akan membuat tubuhku ini merasa sakit yang teramat sakit. Semalaman
aku mencari tau tentang penyakitku ini di internet. Hampir 95% orang yang
mempunyai penyakit sepertiku ini mengalami kematian. Dokter Lee benar, jalan
satu-satunya hanya transplantasi jantung. Tapi bagaimana? Aku tak mempunyai
saudara.
“ …
Berapa lama lagi waktuku? “
“
Mwo?
Apa
maksudmu? “
“
Berapa lama lagi waktuku di dunia ini?
Penyakitku
ini… bukankah tak bisa ditangani. Melakukan transplantasipun pasti ada
resikonya dan itu tak bertahan lama bukan. Beberapa tahun kedepan juga aku
akhirnya akan meninggal.
Jadi…
katakan.. berapa lama lagi waktuku, Dokter Lee? “
“ …
Transplantasi akan berhasil jika jantung baru berasal dari keluarga atau
saudara dan resikonyapun kecil. “
“
Jika dilihat dari penyakitmu yang sudah akut… aku hanya bisa mengira… kurang
dari 3 bulan. “
Otakku
seketika kosong begitu pula pandanganku. Aku benar-benar merasa kehilangan arah
saat ini. Tak ada harapan lagi untukku hidup.
Dokter
Lee hanya memberikan tepukkan pelan di pundakku sebelum pergi. Aku mencoba
untuk berdiri, tapi aku merasa kakiku ini tak kuat untuk berdiri. Aku tertunduk
lemas di kursi dan tetes demi tetes air mataku menetas. Dirasa perasaanku sudah
tenang, aku kemudian menghapus jejak air mataku dan berjalan masuk kedalam
kamar. Aku lihat Kyuhyun masih terlelap tidur dengan posisinya yang tidak
berubah. Perlahan aku kembali berbaring di tempat tidur sembari memastikan
Kyuhyun tak terbangun. Kuubah posisi tidurku menjadi menghadap kearah Kyuhyun.
Disaat itu juga aku merasakan genangan airmata di kelopak mataku.
‘
Aku fikir… saat aku pergi nanti kau tak akan pernah kesepian karena ada… Jae Mi
eonnie, neo yeojachingu. Dan ternyata kejadiannya tak sama dengan fikiranku.
Kau memutuskan hubunganmu dengan Jae Mi eonnie. Apa kau tak merasa kesepian
karena tak ada yeoja yang berada didampingmu kelak? ‘ ucapku dalam hati dan
mulai mengkhawatirkan Kyuhyun kelak saat aku meninggalkannya.
Saat
melihat intens wajah Kyuhyun, aku baru menyadari kalau bulu matanya bergerak.
Aku sedikit menjauhkan jarak wajahku tapi masih tetap menatap kearah Kyuhyun.
“
Kau sudah bangun? Sejak kapan? “ ucapku sedangkan Kyuhyun masih tetap dalam
kepura-puraannya.
“
Aku tau kau sudah bangun, Kyu. “ sambungku dan Kyuhyun perlahan membuka matanya
dan menatapku dengan tatapan sendunya.
“
Apa kau semalaman tidur dengan posisi seperti ini? “
“ …
Hm~ … “
Cukup
lama kami saling menatap wajah satu sama lain. Dan entah kenapa menatap Kyuhyun
dengan jarak yang tak terlalu jauh seperti ini membuatku teringat dengan
Sungmin. Sejak Sungmin tau statusku yang sebenarnya, aku tak pernah melihatnya
lagi. Terakhir saat bertemu di depan rumah sakit.
“
Jangan terlalu lama menatapku seperti ini. Nanti kau jadi menyukaiku. “ ucap
Kyuhyun membuatku tersadar dan sekilas memalingkan pandanganku.
“ …
Cih! Tak mungkin aku mengingkari perjanjian kita dulu setelah menikah, Kyu. Aku
berjanji tak akan menyukaimu. Sudah ada namja yang aku sukai. Bukankah kau
mengetahui itu. “ sekilas aku menjulurkan lidahku.
“ Geudae Hye Moon-a… naega dangshineun joahaeyo
(TR: Tapi Hye Moon… aku menyukaimu. ) “
Mataku
membulat seketika karena kaget mendengar pernyataan Kyuhyun yang tiba-tiba.
Ekpresi wajah Kyuhyun benar-benar tak bisa ditebak. Namun tiba-tiba saja
Kyuhyun mencium mata kiriku dan sekilas mencium bibirku. Dan tindakkannya ini
membuatku tak bisa berfikir jernih.
“
Tak perlu kaget seperti itu. Aku hanya bercanda. “
“
Dan aku hanya mengambil my morning kiss dari istriku. “
PLETAKKKKKKK!
“
HYA CHO KYUHYUN!!! KURANG AJAR!! “ murkaku seketika setelah selesai menjitak
kepalanya
Kyuhyun
hanya tertawa kemenangan karena sudah mengerjaiku seperti tadi sembari sekilas
mencubit hidungku. Melihatnya seperti ini.. justru membuatku mengurungkan niat
untuk memarahinya karena menjailiku tadi. Setidaknya untuk saat ini Kyuhyun
tidak terpuruk setelah ia memutuskan hubungannya dengan Jae Mi. Jujur.. aku
sebenarnya takut saat Kyuhyun memutuskan hubungannya dengan Jae Mi. Takut kalau
Kyuhyun tak bisa tersenyum atau bahkan tertawa seperti ini.
Author
POV
Kyuhyun
berhenti tertawa saat dilihatnya Hye Moon yang menampilkan wajah sendu sembari
tetap menatapnya. Kyuhyun terlihat bingung saat Hye Moon menatapnya terus
menerus. Hye Moon masih tetap terus menatapnya hingga akhirnya saat Kyuhyun
berdehem Hye Moon langsung mengalihkan pandangannya.
“ … Hmm~
… Joheun achime (TR : Pagi Ini )… kau ingin makan apa?
Biar
aku belikan? “
“ …
A… aniya.
Bagaimana
kalau sarapan bersama di kantin rumah sakit? “
“
Johayo… aku kekamar mandi sebentar. “
Kyuhyun
langsung bergegas turun dari tempat tidur dan langsung berlari menuju kamar
mandi. Hye Moon lantas mengubah posisinya menjadi duduk diranjang dan perlahan
turun lalu memakai sandal rumah sakit. Dilihatnya Kyuhyun keluar dari kamar
mandi.
“
Kkaja… “
Kyuhyun
lalu membawakan tiang infus Hye Moon dan mereka kemudian berjalan bersama ke
kantin rumah sakit. Hye Moon berjalan dengan pelan karena tubuhnya yang masih
lemas sedangkan Kyuhyun mengimbangi jalan Hye Moon.
“
Perlu aku ambilkan kursi roda untukmu? “
“
Aniya, Kyu. Aku masih kuat untuk berjalan. “
“
A.. johayo. “
Dari
kejauhan dan dari arah yang berlawanan, Sungmin, Sungjin beserta Ny Lee berjalan
menuju koridor yang sama dengan Kyuhyun dan Hye Moon. Sungmin seketika berhenti
seketika saat melihat Hye Moon dan Kyuhyun membuat Sungjin yang tengah asyik
memainkan ponselnya jadi menabrak tubuh Sungmin.
“
Wae . . . “ ucap Sungjin terpotong
Sungmin
terburu lari kearah Hye Moon sebelum Sungjin menyelesaikan kalimatnya. Hye Moon
sedikit kaget melihat Sungmin tib-tiba saja didepannya.
“ Hye
Moon-a.. kau kenapa eo? Ndo gwenchana? Kenapa kau di infus seperti ini? “ panik
Sungmin sembari memegang kedua bahu Hye Moon
Ny
Lee dan Sungjin berjalan menghampiri Sungmin, sedangkan Kyuhyun menatap Sungmin
dengan mimik wajah yang mengatakan
ketidaksukaannya terhadap sikap panik Sungmin. Hye Moon sekilas melihat
kearah Kyuhyun. Disaat Sungmin mengikuti arah mata Hye Moon, Sungmin mulai
menyadari keberadaan Kyuhyun yang sejak tadi disamping Hye Moon dan juga
menatapnya tidak suka. Perlahan Sungmin menyingkirkan tangannya dari bahu Hye
Moon.
“
Sungmin-a, nugu? “ ucap Ny Lee memecahkan kecanggungan antara mereka bertiga.
“
O.. dia Park Hye Moon, juniorku saat di
USA eomma.
Dan…
yang disampingnya adalah.. suami dari Hye Moon-a. “ Sungmin memperkenalkan Hye
Moon dan Kyuhyun.
Hye
Moon dan Kyuhyun sekilas membungkukkan tubuhnya sebagai tanda hormat. Ny Lee
yang melihat wajah Hye Moon pucat kemudian membelai pipi Hye Moon cukup lama
dan secara halus. Sedangkan Hye Moon hanya diam tak mengerti. Namun disisi lain
Hye Moon merasakan nyaman saat tangan Ny Lee menyentuh lembut pipinya.
Sungjinpun hanya diam memandangi wajah Hye Moon.
“ Wajahmu
pucat. Kenapa tidak istirahat saja? “
“ …
A… nde. Terimakasih atas perhatian ajjuma.
Tapi…
saya baru saja bangun tidur dan ingin berjalan-jalan sebentar. “
“ A~
araseumnida. “
“ Memangnya…
Kau sakit apa? “
“ …
hanya kelelahan. Besok juga sudah diperbolehkan pulang. “
“
Kau yakin hanya kelelahan? Wajahmu begitu pucat. “
“ ..
a yeongseohamnida.. bukan maksudku untuk mencampuri urusanmu. “ ucap Ny Lee
begitu menyadari tatapan canggung Hye Moon padanya dan kemudian menyingkirkan
tangannya dari pipi Hye Moon.
“
Johayo~ kkaja Sungmin-agwa Sungjin-a.. eomeoni sudah di tunggu dokter.
Kalau
begitu, kami permisi.
Cepat
sembuh, Hye Moon-ssi. “
Ny
Lee jalan terlebih dahulu dan di susul oleh Sungjin. Dengan enggan, Sungmin
sekilas menundukkan kepalanya dan kemudian pergi menyusul eommanya. Kyuhyun
memperhatikan pandangan Hye Moon yang tertuju pada Sungmin sejak Sungmin pergi.
Menyadari Kyuhyun memperhatikannya, Hye Moon langsung kembali melihat kedepan
dan merebut tiang infus yang dipegang Kyuhyun lalu berjalan duluan. Kyuhyun
masih tetap berdiri dan pandangannya sekilas melihat kearah Sungmin lalu
melihat ke arah Hye Moon. Dilihatnya
dari belakang punggung Hye Moon sediki bergetar. Kyuhyun putuskan menyusul Hye
Moon dan berjalan tepat dibelakangnya. Sedangkan Hye Moon, entah sudah berapa
kali ia menghapus airmatanya. Melihat Sungmin lagi, seperti membuka kenangan
Hye Moon kembali.
Sungmin
POV
Aku
dan Sungjin menunggu eomma di luar ruangan untuk mendonorkan darah. Seharusnya
kemarin eomma mendonorkan darah, tapi karena trombosit eomma menurun jadi
dokter tidak memperbolehkan eomma untuk mendonorkan darahnya.
“
Hyung-a… yeoja tadi… kenapa kau tadi mengkhawatirkannya? “
“
Apa yeoja tadi adalah cinta pertamamu? “
“
Hya~!! Kenapa berbicara ngelantur seperti itu eo? “
“
Kalaupun tidak, kau tak perlu marah seperti ini. ckckckck… “
“
Ash!! Kembalilah bermain dengan ponselmu! “
“ …
O Hyung-a.. apa kau tak merasakan sesuatu saat dekat dengan yeoja tadi?
Entah
kenapa… aku merasa yeoja itu . . . “
“
hya hya hya~ … Lee Sungjin! kau tak boleh menyukainya! Dia sudah menikah dan
memiliki anak! Araseo?! “
“
Haussshhhh~ kenapa kau sensitive sekali eo? Ck! “
Merasakan
sesuatu? Iya.. Sepertinya perasaan ini masih ada di dalam hatiku. Melihatnya
jatuh sakit seperti ini membuatku tidak tenang. Ditambahlagi saat melihat
wajahnya yang pucat. Memang apa yang Hye Moon kerjakan sampai ia kelelahan dan
jatuh sakit seperti ini? benar-benar membuatku khawatir. Melihatnya saat
kecelakaan saja membuat hatiku sakit.
Kyuhyun
POV
Aku
melihat Hye Moon masih tak memakan makanan pesanannya. Yang Hye Moon lakukan
hanya memutar sendok makannya sembari melamun. Melihat Hye Moon seperti ini,
aku jadi tambah yakin kalau Hye Moon masih memiliki perasaan pada namja
berparas yeoja tadi.
“ Kenapa kau tak memakan sarapanmu? “ ketusku dan membuat Hye Moon tersadar dan perlahan mulai memakan sarapannya.
Selesai
menghabiskan makanan, kami kembali ke kamar. Perlahan aku memapah Hye Moon
untuk duduk di tempat tidur. Aku kemudian mengambil obat yang ada di meja dekat
ranjang serta 1 gelas air putih.
“
Minumlah obatmu. “ ucapku sembali memberikan obat kemudian memberikan gelas.
Selesai
membantu Hye Moon meminum obat, aku menarik kursi dan duduk di depan Hye Moon.
“
Hye Moon-a… aku ingin menanyakan 1 hal padamu. “
“
Mwo? “
“ … apa
kau masih menyukai Sungmin-a? “
Hye
Moon terlihat kebingungan menjawab pertanyaanku dan beberapa kali mengalihkan
pandangannya kearah lain. Dia tak berani menatapku dan itu berarti jawabannya
sudah jelas. Hye Moon masih menyukai Sungmin.
“
Araseo.. kau tak perlu menjawab pertanyaanku. “ ucapku kemudian bangkit
berdiri.
“
Kau tak tau rasanya melihat orang yang kau cintai ada didepan matamu, tapi kau
tidak bisa bicara dengannya.
… saranghandan geu hanmadi… motahan mari nal apeuge hae, Kyuhyun-a.
jeongmal apeuda~ (TR: Satu kata aku ‘Aku mencintaimu’… Itu tak bisa aku ucapkan
dan menyakitiku, Kyuhyun. Benar-benar
sakit~ )hiks
hiks hiks… “
Disaat
aku menceritakan semua keluhkesahku tentang Jae Mi, Hye Moon selalu
mendengarkanku bagaikan seorang pendengar yang baik. Tapi… selama itu aku tak
pernah mendengarkan curahan hatinya tentang Sungmin dan ini pertama kalinya aku
mendengarnya. Dan kenapa aku baru menyadari kalau aku ini egois? Selalu
mementingkan diri sendiri tanpa melihat Hye Moon. Hye Moon hanya memendam
perasaannya sendiri.
Perlahan
aku membawa tubuh Hye Moon kedalam pelukkanku dan menepuk pundaknya pelan.
Samar-samar aku mendengar Hye Moon sedikit terisak.
“
Aku sudah berusaha untuk menghilangkan perasaanku ini dengan cara menjauhinya
dan… berusaha menyukaimu, Kyu. “ jelas Hye Moon membuatku sedikit tersentak
mendengar ucapannya dan kembali menatapnya.
“
Tapi… itu hanya sesaat dan sepertinya perasaanku mulai kembali saat melihat
Sungmin oppa tadi. “ jelas Hye Moon lagi membuatku melemas.
“ …
Ndo… bukankah kau pernah mengatakan kepadaku kalau kau akan berusaha untuk
menghilangkan Sungmin-a dari hidupmu. Kau terlalu cepat melakukannya.
Seharusnya kau perlahan menjauhinya bukan langsung menjauhinya. Cara yang kau
lakukan ini salah dan jelas saja hatimu masih belum bisa menjauh dari
Sungmin-a. “
“
Perlahan… hilangkan perasaanmu terhadap Sungmin-a secara perlahan. Aku yakin
perasaanmu ini lambatlaun kan menghilang. “
“ … Mollayo,
Kyu. Akan aku coba. “ ucap Hye Moon dengan nada tak yakin
12:15 PM KST
Donghae
POV
Sudah
15 menit aku menunggunya keluar dari hotel. Aku dengar dari Eunhyuk, Jae Mi sejak
kemarin menginap di hotel ini. sesekali aku melihat jam di ponselku.
Padahal
aku sudah melihat sendiri Jae Mi yang sekarang. Tapi kenapa aku tak merasa
membencinya ataubahakan tak ada niat untuk menjauhinya. Mungkin saat ini aku
sedang dibutakan oleh cinta.
Aku
melihat Jae Mi baru
saja keluar dari dalam hotel. Jantungku berdetak kencang sampai rasanya seperti
ingin keluar saat Jae Mi berjalan kearahku dan melewatiku. Nafas yang sejak
tadi aku tahan akhirnya terlepas bebas saat Jae Mi melintasiku.
“ Maaf…
sepertinya aku pernah melihatmu? “ ucap seseorang dari arah belakangku.
Aku kemudian
membalikkan tubuhku dan melihat siappa yang berbicara. Aku sedikit terkejut
saat Jae Mi berdiri dibelakangku dengan wajah malaikatnya. Dan wajah itu
membuatku seketika menghapus sisi negativenya yang sebagai pekerja bar.
“ Apa
sebelumnya kita pernah bertemu? “
“ … A… itu…
aniya. kita sama sekali belum pernah bertemu. “ ucapku bohong sembari bersikap
tenang padahal saat ini aku merasa gugup.
“ Ooo~ …
johayo.
Maaf menyita
waktu anda.
Permisi “
“ A
changkkamanyo~ “ cegahku saat jae Mi ingin berbalik
“ Apa kau
sedang sibuk? “
“ … Waeyo? “
“ … Hmmm~ …
Bisa kita… berbicara sebentar. “ ucapku langsung pada intinya dan Jae Mi hanya
terlihat bingung.
Aku sedikit menghampirinya
dan memberanikan diriku untuk menggandeng tangannya untuk masuk kedalam
mobilku. Selesai menutup pintu mobil, aku lantas berlari kecil menuju kemudi
dan melajukan mobilku ke café yang dekat.
@Kona Bean
“ Duduklah “
ucapku mempersilahkan Jae Mi duduk di kursi yang sudah aku tarik sebelumnya.
Aku lihat jae
Mi masih merasa canggung denganku. Dengan enggan ia duduk dan aku sedikit
memajukan kursi saat Jae Mi duduk lalu aku duduk di kursi didepannya.
“ Sebenarnya
apa yang ingin anda bicarakan? “
“ … Jangan
menggunakan bahasa formal padaku.
Santailah
sedikit. Kau pasti belum sarapan bukan? Cake disini sangat enak. Aku akan
memesankannya untukmu. “
Shin Jae Mi
POV
Aku melihat
namja itu berdiri dan menuju ke etalase berisikan cake. Aneh… itu yang aku
rasakan pada namja itu. Ada apa dengan namja itu? kenapa sikapnya lembut padaku
eo? Apa sebenarnya dia mengenalku? Tapi… bukankah tadi ia bilang belum pernah
bertemu denganku. Tapi… sepertinya aku pernah melihatnya disuatu tempat. Hhhaassshh~
atau ini Cuma perasaanku saja.
“ Ini… aku
pesankan rainbow cake dan milk shake untukmu. “ ucapnya tiba-tiba sembari
menaruh secangkir gelas serta piring kecil dengan rainbow cake diatasnya.
Cukup lama aku
memandangi rainbow cake yang ada didepanku ini. Kilasan bayangan masa kecilku
bersama dengan eomma saat sedang membuat rainbow cake itu muncul. Rainbow cake
adalah cake yang sering eomma buatkan untukku. Entah sudah berapa lama aku tak
memakan rainbow cake sejak eomma terbaring koma. Sungguh… aku merindukan eomma.
“ Jae Mi-ya…
waeyo? Apa kau sudah tidak suka lagi dengan rainbow cake ini? “ ucap namja itu
dan membuat lamunanku buyar.
“ … Aniya..
hanya saja… …
Changkaman…
kau tadi.. memanggilku… Jae-Mi-ya.. kau tau namaku? “
“ … … A..
ammm.. itu… hmmm~ … itu.. seb . . . “
“ Apa kau
mengenalku? “
“ … Hahhhh~~ …
sepertinya aku memang tidak pandai berbohong.
Nde, Jae
Mi-ya. Aku mengenalmu. “
“ Apa kau tak
ingat denganku? “ sambungnya dan membuatku langsung berfikir
Cukup lama aku
menatap wajahnya sembari terus mengingat dimana aku pernah melihat namja ini
sebelumnya. Kilasaan saat di bar kemarin muncul di benakku. Disaat aku
menghampiri Hye Moon, aku samar-samar melihat 2 orang namja yang duduk tak jau
dari tempatku dan Hye Moon. Iya… aku ingat sekarang.
“ Ooo aku kau
kau sekarang. Kau namja yang kemarin di club bukan? Apa kau seorang penguntit?
Ckckck “
“ Mwo? Aniya…
aku bukan penguntit.
Apa kau
benar-benar tidak mengenaliku? “ tanyanya dan aku hanya diam
Aku terus diam
hingga aku merasakan sakit yang kedua kalinya di perut kiriku. Sebisa mungkin
aku menahan rasa sakit ini. Tapi usahaku nihil. Entah kenapa sakitnya berbeda
dari yang sebelumnya.
“ Wae? Apa
perutmu sakit? Wajahmu . . . “
“ Akh!! “
“ Wae? Jae
Mi-ya jawab! “
“ Kita kerumah
sakit sekarang. Hm~ “
Tanpa
seijinku, namja ini tiba-tiba saja membopongku dan berlari menuju mobilnya.
Bukan ini saja, saat sampai di rumah sakitpun namja ini kembali membopongku.
Sedangkan aku tidak bisa mengucapkan sepatah katapun karena sakit di perut
kiriku ini. Yang aku bisa hanya meringis kesakitkan sembari masih mencengkram
kuat perutku.
“ Tahan
sebentar.. hm~ “
“ Suster
tolong ambilkan stetoskop dan periksa denyut nadinya. Ppali! “ perintah namja
itu begitu suster masuk kedalam ruangan.
Samar-sama aku
melihat namja ini mulai memeriksaku layaknya seorang dokter begitu juga dengan
suster. Sesekali namja itu melihat jam tangannya saat memeriksa detak
jantungku. Namja itu juga melepas cengkramanku dan mulai memeriksa.
“
Aaakkkkkhhhhhhhhhhhh!!!!! “ pekikku sakit saat namaj itu menekan perut kiriku.
Aku mulai
merasakan pusing dan pandangankupun juga mulai buyar. Saat aku merasakan perutku ingin mual, aku
langsung berbalik dan mengeluarkan semuanya kelantai.
“ Omona Jae
Mi-ya~~ “
Sesekali
pandanganku gelap saat kembali terbaring. Nafasku juga tak beraturan. Dan..
Hingga akhirnya pandanganku benar-benar gelap sempurna.
@Sungmin’s
Apartement
08:23 PM KST
Sungmin POV
Hatiku ini
sejak tadi tidak bisa tenang. Melihat Hye Moon masuk rumah sakit tadi… ahh~~
aku benar-benar mengkhawatirkannya. Wajahnya juga terlihat pucat. Apa benar Hye Moon hanya kelelahan? Hahhhh~~~~
kenapa aku jadi mencemaskannya!!
“ Hyung-a wae?
“
“ Nde? ..
aniya. “
“ Eo
Sungjin-a, aku keluar sebentar. “ sambungku cepat dan langsung berdiri
menyambar kunci mobilku.
Ku lajukan
mobilku dengan cepat menuju rumah Sakit Seoul. Disaat aku memarkirkan mobil,
aku melihat seorang yeoja yang sedang duduk di kursi putih dibawah pohon.
Kuputuskan untuk berjalan mengampiri yeoja itu.
“ Hye Moon-a?
“ panggilku ragu namun yeoja itu menoleh kearahku dengan tatapan kaget
“ O… Sungmin
sunbae. “
Aku kembali
berjalan menghampirinya dan duduk di sampingnya.
“ Kenapa
malam-malam kau berada ditaman? “
“ … O… itu…
aku merasa jenuh berada didalam kamar. Makadari itu aku duduk ditaman sambil
memandangi bintang. “
“ Aaa~~
begitu.
Eo.. dimana
suamimu? Seharusnya ia disini menemanimu? “
“ Nde?? … A
itu… Kyu.. Kyuhyun op-pa sedang mengantar eomenim pulang bersama anak-anak. “
“ A~~ nde.
Ndo..
bagaimana dengan kondisimu? “
Park Hye Moon
POV
Kenapa
perasaanku jadi seperti ini? Apa bisa aku melupakan Sungmin? Aigoo~ eotteokhae?
Kenapa perasaanku jadi seperti ini terhadap Sungmin? Bisakah waktu berhenti
sejenak.. aku ingin bersama Sungmin.
“ Moon-a~~ Gwenchani?
“
Aku melihat
dari matanya Sungmin terlihat khawatir pada kondisiku. Haahhh kenapa rasanya
aku ingin menangis saat ini? Sungmin… aku harus bisa melupakannya. Aku tak
ingin menambah daftar orang yang akan menangisiku kelak saat aku meninggal nanti.
Aku harus bisa melupakannya.
“ Moon . . . “
Tanpa aku
mengerti, tiba-tiba saja tubuhku ini menghambur ke dalam pelukkan Sungmin. Aku
merasakan airmata yang aku tahan sejak tadi seketika petah disaat aku memeluk
Sungmin. Nyaman. Itu yang aku rasakan saat ini. perasaan dingin karena malampun
seketika berubah menjadi hangat saat memeluknya.
“ Moon-a.. Kau
kenapa? Hm~ “
“ Johayo~~ kau
tak menjawabku juga tak apa-apa. “ ucap Sungmin lagi lalu membalas pelukkanku
dan itu membuatku tambah ingin menangis.
‘ Sungmin
oppa… oppa~~ … aku sakit. Apa kau merasakan kalau aku sakit dan kau datang
membesukku? Aku sakit parah saat ini.. dan waktuku didunia ini juga tak akan
lama. Mungkin ini pertemuan kita yang terakhir kalinya sebelum aku benar-benar
menghilang dan melupakanmu untuk selamanya. Aku tak akan pernah melupakan hari
ini, Sungmin oppa. Terimakaih untuk segalanya. Kau sudah mengajariku mencintai
seseorang walaupun aku tak tau perasaanmu padaku yang sebenarnya. Mencintaimu
saja sudah cukup. Gamsahabnida Sungmin
oppa~ ‘ ucapku dalam hati.
“ Bisakah…
bisakah kita memulai dari awal sebagai teman?
Dan bisakah
kau memanggilku dengan sebutan nama saja tanpa ada kata sunbae? “
Sekilas aku
menghapus airmataku dan melepaskan pelukkanku. Merasa sedikit lega melihat Sungmin
tersenyum kecil padaku. Seperti orang yang sudah melupakan kenangan buruknya
dan mencoba untuk menerima kenangan baik.
“ Chingu? “
“ Hm~ ..
Chingu. Bisakah kita berteman dan melupakan semuanya? Hm~ “
Dan lagi…
perasaanku kembali tenang saat melihat gummy smilenya Sungmin. Wajahnya sama
sekali tak berubah dan tetap manis.
Aku melihat
Sungmin mengulurkan tangan kearahku, sedangkan aku hanya diam tak mengerti
dengan maksud uluran tangannya ini.
“
Annyeonghaseyo~ Che ireumeun Lee Sung Min-imnida. Maukah kau berteman denganku?
“ ucap Sungmin dengan nada imut membuatku ingin tertawa geli melihatnya.
“ Hya! Kenapa
kau tersenyum seperti itu eo? Apa ada yang salah denganku? “
“ Aniyo… bukan
itu. Hanya saja.. aneh.. kenapa tiba-tiba kau memperkenalkan dirimu seperti ini
eo? “
“ Apanya yang
aneh? Bukankah setiap orang yang ingin berkenalan selalu memperkenalkan diri
terlebih dahulu. bagian mana yang aneh eo? “
“ … Ara…
araseo.
Johayo. “
ucapku dan menerima uluran tangannya
“ Cheireumeun
Cho Hye Moon-imnida. Semoga kita berteman baik, Sungmin-a. “ balasku
“ Apa kau
memakai marga suamimu sekarang? “
“ … Hm~ …
bukankah itu sudah seharusnya. Aku sudah mempunyai anak darinya, sudah
seharusnya aku memakai marga suamiku. “
“ Ahahah~ kau
ini… “
“ Bukankah aku
sudah menyuruhmu untuk menunggu di kamar! “ ucap seseorang dan suaranya sangat
aku hafal
Dengan cepat
aku menoleh ke samping dan mendapati Kyuhyun yang entah sejak kapan berdiri tak
jauh dariku. Menyadari mata Kyuhyun melihat tanganku yang masih menggenggam
tangan Sungmin, dengan cepat aku melepaskan tanganku dan berdiri saat melihat
Kyuhyun berjalan menghampiriku dengan wajah yang tidak suka.
“ Kyuhyun-a..
kau disni. “
“ Wae? Apa aku
mengganggu acaramu dengan… nae ane? “ jawab Kyuhyun dengan ketus dan tatapan
dingin
“ Dan kau! …
angin malam tak baik untuk orang sakit. Kita masuk kedalam. “ sambung Kyuhyun
dan langsung menarik tanganku pergi. Namun beberapa langka Kyuhyun berhenti dan
berbalik.
“ Aku tidak
melarangmu membesuk istriku. Tapi seharusnya kau tau, jam besuk di rumah sakit
sudah habis sejak 3 jam lalu dan saat malam hari pasien harus istirahat. Kau
harus tau itu, Sungmin-ssi. “ dingin Kyuhyun dan kembali membawaku masuk
kedalam rumah sakit.
Sekilas aku
melihat kearah Sungmin dan melambaikan tanganku sembari tersenyum kecil
kearahnya. Aku juga melihat Sungmin membalasku, namun tiba-tiba saja Kyuhyun
memutar kepalaku sehingga menghadap kedepan.
“ Berhenti. “
ucapku begitu masuk ke koridor menuju kamar.
“ Kau tak
perlu memapahku. Kau cukup pegang tiang infusku ini. araci? “
“ Ish!! Kalau
kau sedang tidak sakit seperti ini, kau sudah aku makan. “
Aku
menghiraukan ucapannya itu dan kembali berjalan. Sesekali aku melihat kearah
Kyuhyun yang tetap diam sembari memegang tiang infus sesuai perintahku tadi.
Bahkan sampai selesai memapahku untuk duduk di tempat tidur saja Kyuhyun masih
tetap diam membisu.
“ … E.. ehem…
tumben sekali kau diam seperti ini eo, Kyu? “ ucapku memecah keheningan.
Tokk tokk tokk
“ Permisi~
Saya
mengantarkan sarapan serta obat yang sudah dianjurkan Dokter Lee. “ ucap suster
penjaga kemudian menaruh nampan silver berisi makanan, minuman, dan beberapa
obat yang ditaruh di piring kecil.
“ Dokter Lee
berpesan agar Hye Moon-ssi tidak makan sembarangan. Karena itu mempengaruhi
kinerja jantung Hye Moon-ssi. “
Sekilas aku
melirik kearah Kyuhyun yang wajahnya tampak bingung dengan ucapan suster
penjaga ini. Semoga setelah ini Kyuhyun tidak menanyakan apapun.
“ Nde~
gamsahabnida suster. “
“ Nde.
Kalau begitu
saya permisi. “ ucapnya dan keluar
Aku melihat
Kyuhyun megambil mangkuk bubur abalone dengan jagung manis dan kemudian menarik
kursi lalu memposisikan didepanku kemudian duduk. Kyuhyun mulai mengaduk bubur
dan meniupi lalu menyodorkan 1 sendok bubur yang sudah ia tiup sebelumnya.
“ Aaaaaaa… “
titah Kyuhyun dan aku membuka mulutku
Hening.
Kyuhyun kembali diam tapi masih tetap menyuapiku bubur dan sesekali
membersihkan mulutku. Aku melihat wajah Kyuhyun biasa saja namun sulit
diartikan. Kenapa Kyuhyun tidak bertanya tentang Sungmin? Atau ucapan suster
tadi? Apa Kyuhyun diam karena marah saat mengetahui aku sedang duduk bersama
dengan Sungmin tadi?? Di diamkan Kyuhyun dengan wajah seperti ini jauh
mengerikan dan aku merasa seperti orang yang sedang terpergok berselingkuh
dengan namja lain didepan kedua mata suamiku sendiri (Author : Kau memang
kepergok berselingkung, BAPO –“ *getokkepalaHyeMoon* #numpang exis ye ^^v#).
Ah~~ kenapa jadi tidak enak seperti ini.
“ Selesai.
Tinggal minum
obat dan istirahat. “ ucap Kyuhyun stelah selesai menyuapiku.
1 per 1
Kyuhyun memberikan obat kepadaku kemudian membantuku berbaring diranjang dan
menyelimutiku.
“ Kyuhyun-a “
cegahku memegang tangannya saat Kyuhyun ingin pergi
Aku diam
begitu juga dengan Kyuhyun. Tapi mataku sesekali melirik kesebelahku. Semoga
saja Kyuhyun mengerti isyarat ini.
“ … Tubuhku
terasa pegal esok harinya kalau tidur 1 tempat tidur denganmu. Tak apa.. aku
tidur sofa saja.
Kau tidurlah.
“ ucapnya lembut dan perlahan melepaskan tanganku
“ Kau marah
Kyu? “
“ … Aniyo~~ “
“ … Haaasshhh~
johayo. “ ucap Kyuhyun akhirnya setelah lama diam.
Aku menggeser
tubuhku saat Kyuhyun berjalan kearah sampingku dan menarik selimut kemudian
berbaring tidur dengan posisi menghadapku. Kuputuskan untuk mengubah posisi
tidurku menghadap kearah Kyuhyun yang entah sejak kapan sudah menutup matanya.
“ Kyu~~ … “
panggilku dan diacuhkan.
“ ..
Kyuhyun-a~~ … Cho Kyuhyun~~ … “ panggilku lagi dengan menekan-nekan hidungnya
dengan jari telunjukku
“ Kalau kau
tak marah, seharusnya kau membalas panggilanku, Kyu~~ “
“ … Hm~ … Mwo?
“ balasnya dan membuka matanya
“ Mianhae… “
“ Untuk apa? “
“ … Maaf
karena kau melihatku dengan Sungmin-a. Aku harap kau jangan salah paham.
Sungmin-a datang hanya untuk menjengukku saja. tak lebih. “ jelasku dan hanya
mendapat tatapan datarnya Kyuhyun
“ … … Hanya
itu?
Johayo.
Sekarang kau tidurlah. “
“ Kyuhyun-a~~
… kau marah padaku eo? Kenapa kau hanya bicara singkat~~??? “
“ Hhaasshhh~~
Hye Moon-a.. aku sama sekali tidak mar . . . “
“ Lalu, kenapa
sejak ditaman sampai tadi kau hanya berbicara singkat? “
“ Karena tidak
ada yang perlu dibacarakan.
Bukankah kau
tadi sudah menjelaskan tujuan Sungmin-a datang kemari hah.
Hhhaasshhh~
nde… awalnya aku memang sedikit marah. 1 pertama, kau tak menuruti perkataanku
untuk langsung masuk kedalam rumah sakit dan istirahat setelah mengantar eomma
tadi. Dan yang ke dua, kau memilih duduk di taman. Kau bodoh atau apa hah? kau
tak takut kejadian kemarin terulah eo? Angin malam tak baik untuk orang sakit.
APA KAU MENGERTI?! “
“ hhhaaahhhh~~
… mianhae… bukan maksudku untuk membentakmu. Nan… ak.. aku hanya merasa… takut
kalau… kejadian kemarin menimpamu lagi. Muntah darah, sesak nafas, … aku hanya takut kejadian kemarin terulang. Melihatmu
seperti itu . . . “
“ Kau mengkhawatirkan
kondisiku? … atau… apa kau takut aku meninggal saat itu juga? “
“ … keduanya.
Aku merasakan keduanya itu. “
Aku sedikit
tercengang mendengar jawaban dari Kyuhyun. Bukan hanya aku, tapi Kyuhyun juga
merasakan kalau saat itu aku akan meninggal.
“ Tidurlah..
hm. “
“ Kyuhyun-a..
“ cegahku saat Kyuhyun ingin membalikkan badannya
“ Bisakah aku
tidur di lenganmu? “
“ … Nde? … “
“ .. A~ geudae
Moon-a… apa kau tak merasa sikapmu sedikit berubah saat disampingku? “
“ Ap…apa
maksudmu? “
“ Setiap kali
kita tidur 1 ranjang, kau selalu menjauh
atau memberi batas tengah di ranjang. Tapi… kemarin kau menyuruhku untuk tidur
disampingmu dan sekarang, kau juga menyuruhku untuk tidur 1 ranjang denganmu…
dan… kau ingin tidur dilenganku. Apa menurutmu sikapmu tak aneh? “
“ … Aniyo. “
Entahlah… aku
mulai merasakan tubuhku mulai merasa dingin. Sekilas aku melihat kearah AC dan
AC itu mati. Aku juga mulai merasakan jari-jari tanganku bergetar. Kamar ini
Acnya dimatikan dan jendelanyapun juga tertutup rapat dengan gorden tebal.
Tunggu dulu… bukankah saat kejadian itu… saat diluar hotel… tubuhku juga merasa
dingin dan menggigil. Hahhh~ semoga saja aku tidak merasakan mual.
Aku kembali
menatap Kyuhyun yang sudah memejamkan matanya. Ku beranikan diri untuk menarik
tangan kanannya yang ia jadikan bantal lalu dengan cepat aku menuruskanya
kemudian kepalaku berbaring di tangan Kyuhyun. Ku hapus jarak antara Kyuhyun
dan aku, dan aku mulai memeluknya. Bahkan dari jarak sedekat ini aku bisa
mendengar detak jantung Kyuhyun.
‘ Jantung…
kenapa mesti organ itu yang sakit? Kenapa harus jantungku yang menderita
koroner? Dan kenapa harus aku yang menderita penyakit mematikan ini? secepat
itukah aku pergi. 3 tahun… 3 tahun aku baru merasakan senangnya menjadi seorang
eomma dan kurang lebih 3 bulan waktuku yang tersisa. Aku belum siap
meninggalkan semuanya. ‘ batinku miris.
“ Moon-a wae?
“
“ … Hm~ “
jawabku sekenanya dan memeluk erat Kyuhyun karena saat ini aku benar-benar tubuhku merasa
dingin.
“ Kau
memelukku sangat kencang. Apa… kau kedinginan? “
“ … Hm~ …
bisakah kau memelukku. Ingin sangat dingin, Kyu. Sampai-sampai airmataku
keluar. “
“ Jinja? “
ucapnya dan melepaskan pelukkanku lalu menatapku
“ … Joha… aku akan menyalakan penghang . . . “
“ … Joha… aku akan menyalakan penghang . . . “
“ Aniyo… kau
tau perlu kemana-mana. Kau hanya perlu memelukku. “ ucapku dan kembali memeluk
tubuh Kyuhyun.
DEG!!
DEG!!
“ Akh!
Moon-a..
cengkramanmu kuat sekali.. “ ucap Kyuhyun
Menyadari itu
aku perlahan melonggarkan cengkramanku dan masih tetap menahan rasa sakit
dijantungku ini. Aku mulai merasakan sesuatu ingin keluar dari perutku ini
namun sebisa mungkin aku mencoba untuk menahannya.
“ Moon-a~ “
panggil Kyuhyun dan kembali melepaskan pelukkanku lalu menatapku lekat.
Sebisa mungkin
aku menyembunyikan rasa sakit ini dibalik senyumanku saat Kyuhyun menatapku. Ku
gigit kecil bibir bawahku saat aku merasakan bibirku mulai gemetar. Tanpa
sepengetahuan Kyuhyun, aku mulai meremas bajunya kuat alih-alih untuk menahan
sakit.
“ Mianhaeyo.
Selama ini aku
tidak memikirkan perasaanmu. Aku egois dan aku menyadari itu. Aku selalu
menceritakan uneg-unegku padamu, tapi aku baru menyadari kalau kau selama ini
tak sedikitpun bercerita tentang Sungmin-a… namja yang kau sukai. Seharusnya
aku merasa malu padamu. Sebagai namja, justru aku yang sering curhat padamu…
bukannya seharusnya yeoja yang sering curhat pada namja.
Jeongmal
mianhaeyo,Hye Moon-a. “ jelasnya dan aku hanya bisa diam masih menahan sakit.
“ Moon-a…
mulai sekarang… bisakah kau terbuka padaku? Jika kau ingin bercerita, aku siap
mendengarkanmu. Seperti kau yang setia mendengarkan curhatanku. Hm~ “
“ … Hm~ … “
jawabku singkat.
Kyuhyun
tersenyum dan sebisa mungkin aku membalas tersenyum padanya. Aku juga merasakan
sesuatu ingin keluar dari mulutku dan dengan keras aku kembali mengigit bibir
bawahku. Tanpa aba-aba, tiba-tiba saja Kyuhyun menempelkan bibirnya ke bibirku
dan membuat tersentak kaget. Namun tak lama aku merasakan ingin memuntahkan
sesuatu. Sebisa mungkin aku mendorong tubuh Kyuhyun untuk menjauh, namun justru
Kyuhyun memeluk erat pundakku dan menariknya.
Dengan kuat
aku mendorong tubuh Kyuhyun dan..
“
Hueeeeeeeekkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk “ aku langsung menunduk dan
mencengkram dada Kyuhyun keras.
Author POV
Untuk kedua
kalinya Hye Moon memuntahkan darah segar di tempat tidur. Seprei putih yang
bersih, kini sebagian berubah menjadi merah darah.
“ Hye-Moon-a..
“ panggil Kyuhyun terbatah.
Kilasaan
insiden saat Hye Moon juga muntah darah terlintas dibenak Kyuhyun. Dengan cepat
Kyuhyun melentangkan tubuh Hye Moon dan kedua mata Kyuhyun membulat sempurna
saat melihat mulut Hye Moon penuh dengan darah. Kyuhyun juga sekilas melihat
Hye Moon mencengkram kuat dada kirinya.
“ Moon-a~~ …
HYE MOON-AAAA!!!!!!! “
Kyuhyun dengan
cepat bangun lalu turun dari tempat tidur dan menekan alarm rumah sakit
berulang-ulang kali.
“ Moon-a
jebal!! Kenapa kau seperti ini lagi eo? “
Hye Moon tak
menjawab. Disaat Kyuhyun memegang kening Hye Moon, Kyuhyun merasakan suhu tubuh
Hye Moon dingin seperti es. Perkataan Dokter Lee tiba-tiba terbesit ditelinga
Kyuhyun. Tanpa membuang waktu, Kyuhyun langsung memberikan pertolongan pertama
sesuai perkataan Dokter Lee, yaitu memberinya nafas buatan. Dilihatnya Hye Moon
masih tetap sama, Kyuhyun kembali menekan alarm gawat darurat dengan perasaan
yang panik bercamput takut.
“ Jebal Hye
Moon-a!! Jangan seperti ini lagi!! “
Beberapa detik
kemudian 2 suster masuk kedalam kamar dan dengan cepat langsung menangani Hye
Moon. Dan untuk ke 3xnya Hye Moon kembali memuntahkan darah dari mulutnya.
“ Tuan, berapa
lama ini terjadi? “
“ Mwo? … a~ …
10 menit. Sudah 10 menit Hye Moon-a seperti ini. “
“ Joha. “
“ Cepat
panggil Dokter Lee diruangannya dan segera siapkan ruang operasi. “ perintah
suster ke suster satunya.
“ Agashi…
agashi masih bisa mendengar suara saya? “ tanya suster itu dan Hye Moon
mengangguk pelas.
“ Johayo.
Sebisa mungkin jangan sampai anda kehilangan kesadaran anda. “
Namun sia-sia,
setelah suster menyarankan Hye Moon agar tidak pingsan, sedetik setelah itu Hye
Moon pingsan dan tangan yang untuk mencengkram kuat jantungnya perlahan jatuh
lemas. Kepanikkan menjadi berlipat ganda.
Suster
langsung membuka pengunci tempat tidur dan didorongnya ranjang Hye moon keluar
menuju ruang operasi dan tak lupa Kyuhyun ikut mengantar. Saat dalam perjalanan
menuju ruang operasi, Kyuhyun berpapasan dengan Dokter Lee yang saat itu
berlari kecil menuju kearahnya.
“ Ada apa ini?
“ tanya Dokter Lee panik.
“ Angina, dok.
“ jawab suster dan langsung membuka pintu ruang operasi lalu masuk kedalam.
Disaat Kyuhyun ingin masukk, Dokter Lee menncegahnya.
“ Sebaiknya
kau tunggu disini. “
“ Mwo?!
ANDWAE!! “
“ BIAR AKU
YANG TANGANI! ISTRIMU SEKARAT SEKARANG DAN HARUS SEGERA DIOPERASI!! “ jelas
Dokter Lee dan langsung menyusul suster kedalam ruang operasi. Tak lupa Dokter
Lee mengunci pintu dari dalam.
“ HYA!! BUKA
PINTUNYA!!! SEBENARNYA HYE MOON-A SAKIT APA EO? KENAPA HARUS DIOPERASI?!! “
teriak Kyuhyun dari luar dan tetap memaksa pintu yang terkunci itu agar
terbuka.
Menyadari
ucapannya tidak didengar Dokter Lee, dengann kesal Kyuhyun menendang pintu.
Disandarkannya tubuh Kyuhyun ke tembok dan perlahan tubuh Kyuhyun jatuh
terduduk di lantai. Ditekuknya kedua lulut Kyuhyun dan disandarkannya kepala
Kyuhyun di lututnya. Kyuhyun juga sedikit menjambak rambutnya.
Sedangkan tak
jauh dari tempat Kyuhyun, dari balik tembok diam-diam sedang memperhatikan
Kyuhyun dengan tatapan kasihan. Orang itu tetap melihat Kyuhyun yang sedang
frustasi.
“ yeoja itu
beruntung memilikimu, Kyuhyun-a.
Walaupun selama ini aku hanya bisa menyukaimu sedikit, tapi aku
mengenalmu lebih. Melihatmu seperti ini membuatku teringat saat aku masuk rumah
sakit pertama kali dulu. Kau sama seperti saat ini. khawatir, panik, dan takut.
Dan melihatmu seperti ini, membuatku tersadar kembali betapa kau sangat
mencintaiku saat itu. Mianhaeyo~ aku sudah menyakitimu dan memanfaatkanmu. “
Yeoja itu
kemudian menghilang dari balik tembok dan perlahan berjalan kembali menuju
kamar inapnya sembari tangannya memegang perut kirinya. Secara gerakan pelan
yeoja -yang tak lain adalah Shin Jae Mi- itu menggantungkan botol cairan infusnya
ke tiang kemudian berbaring. Ditatapnya langir-langit kamar inapnya dengan
tatapan kosong.
‘ kanker
serviks. Ucapan Dokter Shin 3 tahun lalu terbukti. Aku menderita penyakit itu
sekarang. Mungkin ini akibat dari pekerjaanku selama ini. Namja itu juga
mengatakan kalau kankerku ini masih bisa disembuhkan, namun memerlukan banyak
biaya dan berobatnyapun tidak di sini melainkan di Singapura. Namun… disampin
itu juga.. jika tak ada penanganan cepat.. penyakitku ini juga bisa merenggut
nyawaku.
Aku harus
bagaimana sekarang? Eomma~~ bogoshipo. ‘ ucap Jae Mi dalam hatinya.
“ Dulu… ada
seorang namja yang begitu khawatir dengan kondisiku. Dan sekarang… aku
benar-benar merasa sendirian sekarang. Untuk apa aku hidup di dunia ini? tak
ada seorangpun yang peduli padaku sekarang. Semua orang di café… semua orang di
café sudah tau pekerjaan sampinganku. Aku harus bagaimana menjalani hidupku
ini? “
Tetes demi
tetes airmata keluar dari kelopak mata Jae Mi. Sepanjang malam dihabiskannya
untuk menangis dan meratapi nasipnya yang sekarang hanya seorang diri. Tanpa
eommanya dan juga tanpa Kyuhyun. Jae Mi terus menangis terisak sepanjang malam.
11:23 AM KST
Lee Donghae
POV
Semoga operasi
anginioplasi ini berhasil. Walaupun hanya bertahan beberapa bulan, atau bahkan
beberapa minggu. Setidaknya pembuluh darah Hye Moon bisa melebar dan otot
jantungnya bisa menerima oksigen. Dan
melalui operasi ini, aku sedikit menemukan beberapa hal. Kerja otot jantung Hye
Moon sangat tidak baik dan jantungnyapun mulai terlihat rusak. Seharusnya
operasi ini sekaligus operasi transplantasi jantung untuk Hye Moon. Tapi tak
mungkin itu aku lakukan, karena belum adanya jantung yang baik untuk
menggantikan jantung Hye Moon. Jika seperti ini, Hye Moon hanya bisa bertahan selama 2 bulan.
“ Dokter Lee, semuanya sudah selesai. “
“ Nde?? … a nde. Suster sudah bisa membawa pasien
kembali ke ruang inapnya. “
“ Nde. “
Suster Lee dan Suster Kim kemudian membawa Hye Moon
kembali ke luar ruang operasi. Disaat aku menyusul keluar ruangan, aku melihat
suami Hye Moon mengikuti suster yang membawa Hye Moon. Melihat mereka
menghilang dari pandanganku, aku lantas berjalan berlawanan arah dan masuk ke
sebuah kamar inap tak jauh dari ruang operasi ini. Aku sedikit terkejut melihat
sang penghuni kamar ini belum beristirahat. Sekilas aku melihat jam tangku yang
menunjukkan pukul 11 malam. Aku lantas menghampirinya dan duduk di kursi dekatnya.
Dia hanya sekilas melihat kearahku dan kembali memandangi pemandangan malam
dari balik jendela.
“ Apa kau sudah memikirkannya? “
“ … Hm~ … aku sudah memikirkannya. “
“ Kuputuskan untuk tidak mengobati penyakitku ini. “
“ … Jae Mi-ya~ “
“ Untuk apa aku berobat. Sekarang tak ada seorangpun
yang menginginkanku hidup. Semua orang membenciku karena pekerjaan kotor yang aku
jalani selama 5 tahun ini. Dan eomma sudah meninggalkanku sendirian di dunia
ini. Mungkin ini hukuman untukku. “
“ Kau tak boleh berbicara seperti itu, Jae Mi-ya.
Masih ada seseorang yang ini melihatmu hidup. “ ucapku dan langsung mendapatkan
tatapan tak mengerti dari Jae Mi.
“ … Mwo? … Nugu? “
“ … … nan. Aku ingin kau hidup lebih lama lagi. “
“ Berhentilah dari semua pekerjaanmu dan mulailah
hidup sehat. Jalani pengobatan di Singapura. Aku akan menuliskan surat
pengantar untuk salah satu rumah sakit Singapura. Kebetulan aku memiliki teman
di rumah sakit Singapura dan dia juga dokter specialis sepertiku. Dan aku juga
akan meminta sepupuku untuk menemanimu sampai kau selesaikan pengobatan di
Rumah Sakit. “
“ … Kenapa kau melakukan ini? “
“ Karena… eobseo. “
“ Jae Mi-ya… Tak bisakah kau berjuang hidup untukku?
Jebalyo~~ Sembuhlah dan berangkatlah ke Singapura. “
“ … Memang kau siapa? “ ketus Jae Mi dingin.
Aku menghela nafas berat mendengar pertanyaan Jae Mi.
Apa seburuk itukah diriku sampai otaknya sama sekali tak mengenalku? Atau aku
memang harus menjelaskan sendiri siapa aku?
“ Jae Mi-ya… nae ireum… Lee Donghae imnida. Apa kau
mengingat nama itu? “
“ … … Lee… Dong-hae??? “
Aku melihat Jae Mi mulai memandangi wajahku dengan
lekat. Dia sedikit memiringkan kepalanya seperti sedang berfikir keras. Dan
beberapa menit kemudian wajahnya berubah kaget melihatku. Sepertinya Jae Mi
sudah mengenalku.
“ … Ndo… Lee Donghae… si tukang baca buku di
perpustakaan itukah? Namja memakai kaca mata tebal dan… stylenya culun?? Kau
kah itu? “
Aku melongo mendengar kata-katanya itu. Kenapa yang
dingat justru yang buruk bagiku hah? ingin sekali aku menjitak kepalanya.
“ Nde… itu aku. Dan inilah aku sekarang. Dengan hobi
membacaku dulu, sekarang aku sudah menjadi
dokter specialis penyakit dalam di Rumah Sakit ini. Walaupun statusnya
masih belum menjadi dokter tetap disini. “
“ Jae Mi-ya… kenapa kau berubah menjadi yeoja seperti
ini sekarang? “
“ Apa maksudmu pertanyaanmu itu? Apa kau… “
“ Mianhaeyo…
Beberapa bulan lalu aku meminta seseorang untuk
mencarimu dan itu membuatku mengenalmu dirimu yang saat ini. “
“ Ceritakan padaku. Kenapa kau seperti ini sekarang?
Hm~ … kenapa kau menjadi yeoja buruk saat ini? “ ucapku dengan memegang kedua
tangannya dan berlutut.
“ Dulu kau tak seperti ini Jae Mi-ya~~ … dan kenapa
kau berubah? Kau minum2 alkohol, bekerja di tempat hiburan seperti itu, dan . .
. “
“ Kau tak tau apapun tentangku, Donghae-ya. “
“ Makadari itu.. ceritalah. Kenapa kau jadi berubah
180 drajat seperti ini? “
“ … kondisi yang membuatku berubah seperti ini. Kedua
orangtuaku mengalami kebangkrutan. Usaha kecil kami tak membuahkan hasil.
Appaneun… meninggal karena struk. Eomma meninggal, karena… sakit dan sempat
koma selama 3 tahun. “ jelasnya sembari menatap kosong keluar jendela
Aku berdiri dan memberanikan diriku untuk memeluknya.
Awalnya Jae Mi menolak dan mendorong tubuhku untuk menjauh, namun aku tetap
terus memeluknya sampai akhirnya Jae Mi diam. Mendengar penjelasannya tadi, aku
merasa ingin mengubah Jae Mi jika aku bisa.
Tapi sifat Jae Mi yang kokoh itu mungkin akan sulit di luluhkan. Namun,
sebisa mungkin aku akan mengembalikan Jae Mi seperti dulu. Mengeluarkannya dari
dunia club yang hitam itu.
Shin Jae Mi POV
Kenapa pelukkan ini seperti pelukkan eomma? Aku merasa
seperti eomma sedang memelukku saat ini. Dan kenapa perasaanku merasa tenang
saat Donghae memelukku? Mungkinkah karena eomma dulu sering dekat dengan
Donghae dan sifat eomma menurun pada Donghae. Bagaimana bisa seperti ini?
“ Cha! … ini sudah malam. Istirahatlah. “ ucapnya
seraya melepaskan pelukkannya dari tubuhku.
Aku lantas ikut berdiri dan Donghae memapahku saat aku
berjalan menuju ke tempat tidur. Sesekali aku melihat wajah Donghae lagi dan
memastikan kalau Donghae yang saat ini aku lihat adalah Donghae yang dulu
sangat dekat dengan eomma. Tapi, aku tak menemukan kemiripan? Apa mungkin
karena orang tumbuh dewasa maka wajahnya akan berubah? Tapi seharusnya ada
bagian wajah yang tidak berubah.
“ Kenapa memandangiku seperti itu? “ ucapnya dan
membuat pandanganku teralih kearah lain.
“ .. An.. aniyo. Hanya saja… aku merasa kau… ah
sudahlah.
Cepatlah pergi. Aku ingin istirahat. “ elakku.
Begitu selesai menyelimutiku, aku melihat Donghae
pergi keluar. Aku duduk dan melihat ke pintu memastikan kalau namja itu
benar-benar sudah keluar. Saat aku ingin kembali tidur, tiba-tiba saja ponselku
berdering.
“ Tae Sang… “ ucapku membaca sebuah nama yang tertera
di layar.
“ Yeoboseo.. wae? “
“ Ndo eodiga?
Kenapa tak ada di club malam ini? “
Aku sedikit berdesis saat mengingat kalau hari ini aku
berjanji melayani Tae Sang. Tapi bagaimana bisa aku melayaninya dengan kondisi
tubuhku yang tidak fit seperti ini. Kalau aku menolak pasti Tae Sang akan
mengejarku sampai ketemu dan mengungkit masalah itu lagi. Lebih baik aku
menemuinya secara langsung dan memberitahukan kalau aku tak bisa melayaninya
malam ini.
“ Temui aku di dekat café tempatku bekerja. “ ucapku
cepat dan langsung mematikan sambungannya.
Dengan nekad aku menarik jarum infus dari kulit
tanganku dan langsung menutupnya dengan plester untuk mencegah darahku keluar.
Aku kemudian mengganti pakainku dengan pakaian yang terakhir aku pakai. Ku
keluarkan sedikit kepalaku untuk memastikan kalau Donghae benar-benar tak ada
disekeliling kamar ini. memastikan nihil, aku lanta s keluar dari kamar. Disaat
aku berjalan keluar aku melihat Donghae dan dengan cepat aku bersembunyi di
balik pot pohon yang ukurannya lebih besar dari tubuhku ini. Melihat Donghae
sudah lewat, aku keluar dari persembunyianku dan langsung berlari keluar Rumah
Sakit. Begitu dapat taxi, aku langsung menyuruh sopir taxi untuk pergi ke café.
Sesampainya di tempat tujuan, aku melihat mobil Tae
Sang terparkir didepan café. Saat aku turun, aku melihat Tae Sang juga keluar
dari mobil. Dia sekilas merangkulku dan mencium keningku namun dengan pelan aku
memundurkan kepalaku.
“ Wae? “
“ Ini di tempat umum. “
“ Hah!! sikapmu seperti orang terhormat saja. “
ucapnya pelan tapi aku bisa mendengarnya.
Aku terus menatapnya tajam sampai akhirnya dia
menyadari tatapanku ini. dia mendorong tubuhku hingga aku merasakan punggungku
ini terasa dingin karena menempel di mobilnya.
“ Kkaja~ kita bersenang-senang malam ini. “ ajaknya
dengan nada yang seperti mendesah dan darisini aku menyadari kalau Tae Sang
sedang minum. Dengan pelan aku mendorong tubuhnya agar menjauh dari tubuhku.
“ Hari ini aku lelah dan tak ingin melayanimu. “
“ .. Mwo? … MWO!! .. apa kau sedang menolakku eo?! “
“ CIH! Nappeun yeoja!! Kau tak ingat hah! siapa yang menjadikanmu
kaya seperti ini dan memberikanmu uang untuk membiayai rumah sakit ndo eomma eo?
... ITU AKU!! ARASEO?! Jadi sudah sepantasnya kau berbalas budi!! Aku hanya
menyuruhmu melayaniku dan tidak memintamu mengembalikan uangku!! Seharusnya kau
berterima kasih!! “
“ DAN APA KAU LUPA!! KAU YANG MENJERUMUSKANKU…
MENJEBAKKU KE DUNIA HITAM INI!!
Jika nae eomma saat itu tidak membutuhkan uang banyak
untuk biaya berobat, AKU TAK AKAN SUDI MENERIMA PEKERJAAN MENJIJIKAN SEPERTI
INI!! “ ucapku tak kalah tingginya dengan suara Tae Sang. Saat ini aku
benar-benar tidak peduli dengan pasang mata yang sedang melihatku. Kali ini aku
menyerah!
“ CIH!! NDO!! NDO PICHYEO . . . “
Bbbbbuuuuuuuukkkkkkkkkk
Ucapan Tae Sang terpotong saat denga tiba-tiba saja
seseorang memukul keras wajahnya. Disaat aku melihat namja itu ingin
melayangkan tinjunya, dengan cepat aku mencegahnya dan aku sedikit terkejut
saat melihat namja itu tak lain adalah… Donghae.
“ Hhhhaaassshhhh!!! HYA!! Berani sekali kau memukul
wajahku sampai berdarah seperti ini eo?!! Memangnya kau siapa Hah?!!
Hhhaaaassshhhh!!!!!!!!!!!! “
Bbbbuuuuuukkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
Dan untuk kedua kalinya Donghae kembali memukul wajah
Tae Sang dan membuat Tae Sang tergeletak tak berdaya. Donghae membuka kedua
kancing yang berada di lengannya dan menggulungnya.
“ Nan… Namjachingueui Jae Mi. ARA!!
Kalau aku melihat NDO… menyentuh nae yeojachingu,, ku
pastikan kau akan mendekam di jeruji besi!! ARASEO EO?!! “
Namjachingu?? Nae yeoja chingu?? Apa maksud
perkataannya eo? Kenapa dia mengaku sebagai nae namjachingu??
Mendengar kalimat yang diucapkan Donghae barusan
membuat otakku benar-benar tidak bisa mengartikannya. Aku merasa tangan Donghae
menarikku dan memasukkanku kedalama mobilnya. Pandanganku sejak tadi tak lepas
dari Donghae. Dia menyalakan mesin mobil dan mengemudiakan mobilnya. Terlihat
diwajahnya kalau Donghae sedang kesal.
“ Yeoboseo… Eunhyuk-a, bersihkan gudang sekarang juga.
Aku akan sampai apartement dalam waktu 30 menit dan kau harus sudah
membersihkan gudang sampai bersih. “ ucapnya pada seseorang di seberang
telphone.
Kami kembali diam satu sama lain. Disaat mobil Donghae
berhenti, aku sedikit takjub melihat gedung apartement mewah ini. Lamunanku
buyar saat Donghae membukakan pintu untukku dan menggenggam tanganku untuk
keluar dari mobilnya. Masih dalam ketidakmengertianku, Donghae mengajakku masuk
kedalam apartement dan memasuki lift
yang aku lihat menujuke lantai 13.
Begitu lift terbuka, Donghae berjalan keluar sembari menggandengku lagi sampai
akhirnya berhenti diluar pintu apartement. Dia memasukkan ID Card yang kuyakini
sebagai kunci pintunya dan menarikku masuk.
“ HYA!! KENAPA KAU SEENAKNYA ME…
Donghae-ya… ndo.. “
“ Mulai sekarang, kau tidur digudang. Jae Mi-ya akan tinggal
disini dan tidur dikamarmu. “
“ MWO?!! “ ucapku dan namja yang tak aku kenal itu
secara berbarengan.
Dengan santainya Donghae berjalan, melepas sepatunya
dan menggantinya dengan sandal apartement lalu berbaring di sofa. Aku melihat
namja itu mengusul Donghae dan duduk disebelahnya.
“ HYA!! NDO PICHYEOSEO EO?! (TR: Kau Gila!!) Mana
boleh kau membawa yeoja keapartement! “
“ … Ini apartementku dan kau hanya menumpang disini.
Jadi terserah aku memasukkan yeoja keapartemenku atau tidak. “
“ … HAH!! Hya Donghae-ya! Kenapa kau perhitungan
sekali dengan sepupumu eo?!! “
“ Ahhh sudahlah. Aku lelah dan tanganku mulai terasa
sakit. “
“ … eum~ .. Jae Mi-ya,, kenapa kau masih berdiri
disitu? Masuklah.. anggap rumah sendiri. “
Apa Donghae sama saja dengan nappeun namja? bagaimana
bisa ia berani membawaku keapartementnya dan… apa yang dia maksudkan eo…
tinggal disini? Hahhh~ Benar-benar atak habis pikir.
“ Masuklah… “ ucapnya tiba-tiba sudah berdiri
didepanku.
Disaat Donghae menarik tanganku, dengan cepat aku
membuangnya kasar dan menatap tajam kearahnya.
“ Aku masih punya apartement sendiri. Kau tak perlu
menampungku di sini. “ ucapku cepat dan langsung berbalik.
“ Tinggalnya disini Jae Mi-ya. Aku yakin, bukan namja
tadi saja yang mencarimu. Masih ada banyak namja yang akan mencarimu besok dan
besoknya lagi. “
“ Aku hanya tidak ingin kau kembali ke dunia kelammu
itu. “
Aku tercengang mendengar perkataan terakhir yang di
ucapkan Donghae padaku. Aku berbalik dan menatap kedua matanya yang terlihat begitu
sendu. Perlahan Donghae berjalan menghampiriku dan memelukku lembut.
“ Aku hanya ingin melindungimu, Jae Mi-ya. “ lirihnya
lembut.
TO BE
CONTINNUED>>>>>>>>>>>>>>>>>
4 komentar :
feel sedih n menegangkanx dpt banget , serasa nnton drama hiks
srotttt
tarik_tissue
feel sedih n menegangkanx dpt banget , serasa nnton drama hiks
#srotttt #tarik_tissue
Idiiihhhh eonniieeee jgn ngotor2in blog saeng dgn ingus eon donggg >.<
Aduuuhhh!!
*sobek kaosnya Ryeowook buat bersihin ingus eon*
Seruuu bageeeettttttt.....
Thanks eonnieee atas ceritanya...
Posting Komentar