.feed-links {display:none;}
Welcome at My Blog

April 17, 2013

Spirit Of A GIrl To Be Human #4


#PRIVIEW

Author POV
Tubuh Rae In lunglai dan jatuh terduduk dijalan. Di saat Rae In mendengar suara klakson mobil, Rae In pun kemudian melihat kedepan dan tepat saat itu ada sebongkah cahaya dan memperlihatkan semua kejadian sebelum ia kecelakaan.

Choi Rae In menangis saat mengingat semuanya dan meminta Henry untuk menemui tubuhnya. Tepat disaat Rae In melihat tubuhnya, kedua bola mata Rae In membulat sempurna karena shock.

#PRIVIEW END


>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 
Spirit Of A GIrl To Be Human
#4
Cast :
-                     Cho Kyuhyun
-                     Choi Rae In (you)
-                     Kim HeeChul
-                     Henry SJ M
-                     Choi Rae Ki
-                     Super Junior

Genre :
Romance and Comedy


Choi Rae In POV
Benarkah ini aku? Separah itukah akibat kecelakaan yang menimpaku sampai-sampai beberapa bagian tubuhku diperban? Omona~~

“ Wajahmu… wajahmu diperban karena terkena pecahan kaca. Kedua bahumu memiliki cidera parah saat mobilmu terguling. Tangan kirimu mengalami patah tulang karena benturan keras. Kaki kirimu mati rasa atau istilah lainnya… lumpuh sementara. “ jelas Henry menggantung

“ Mwo? “

Mendengar penjelasan Henry membuatku terjatuh shock di sofa. Tanpa jeda, aku terus menatap tubuhku yang terbaring diranjang. Aku melihat 1 botol infuse dan 1 botol infuse lagi yang berisikan darah, 1 tabung oksigen, serta alat detak jantung.

Clekk…






Shock. Itu yang aku rasakan saat aku melihat seseorang yang membuka pintu kamar. Bibirku seketika menjadi keluh saat aku ingin memanggil namanya. Aku melihat ia berjalan menunduk sembari berjalan kearah ranjang tampat tubuhku terbaring.

“ Maaf… maafkan aku Rae In. Aku tau ini tidak adil untukmu. Tapi… aku harus melakukannya. Aku tak ingin menyiksamu seperti ini tanpa kepastian. Andai saja saat itu aku tidak mendesakmu untuk memintakan tanda tangan Wooki oppa, pasti kejadiannya tidak akan seperti ini. Ini semua salahku. Maaf. “

“ Apa yang sedang ia ucapkan? Kenapa tidak menggunakan bahasa korea? “ ucap Henry.

“ … Aku terpaksa menandatangani surat pencabutan semua alat medis ini bukan tanpa alasan. Perusahaan… perusahaan ayah di Jakarta… mengalami kebangkrutan. Manager keuangan membawa kabur semua uang perusahaan tanpa sisa sedikitpun. Aku harap kau bisa mengerti. “
“ … Dan kau bisa tenang bersama dengan Ayah di surga. “

‘ Appa… Appa meninggal? Kapan? Dan… wae? ‘ tanyaku dalam hati
“ … Rae Ki… “ lirihku
“ Rae Ki eonnie “ panggilku


Author POV
Yeoja bernama Rae Ki yang tak lain adalah sudara kembar Rae In itu sekilas mengedarkan pandangannya ke samping kiri dan  kanan. Tepat disaat Rae Ki melihat kebelakang, dia langsung terkejut begitu juga dengan Rae In. Dengan kaki yang sedikit bergetar, Rae Ki berjalan kearah Rae In yang saat itu tengah berdiri. Saat Rae Ki berdiri tepat didepan Rae In, Rae Ki memandangi Rae In dari bawah hingga atas.

“ Kau… dapat.. me..li-hat-ku? “

“ … Rae… In-a… “
“ Maaf. “

“ Rae Ki-ya… aku mohon pertahankan sebentar lagi. Aku pasti kembali ke dalam tubuhku. “

“ Aku tidak bisa. Aku sudah menandatangani surat dan… siang ini… semua alat medismu akan dilepas. “
“ Ini semua salahku. Jika aku lebih teliti menilai orang, aku pasti tidak mungkin tertipu seperti ini dan… perusahan ayah juga akan baik-baik saja. “
“ eo… Ayah… Ayah sudah meninggal 2 bulan lalu saat pihak RS ini menelfonku dan aku memberitahukan kalau kau mengalami kecelakaan mobil dan selama 2 bulan ini terbaring koma pada Ayah. Disaat itu juga Ayah mengalami serangan jantung dan aku mengambil cuti dari kuliah untuk kembali ke Indonesia. 1 minggu sesudahnya dirawat, Ayah meninggal dan aku melanjutkan pekerjaan Ayah menangani perusahaan. Tapi… aku justru membuat perusahaan Ayah limit karena kecerobohanku mempercayai orang. “

“ Rae Ki-ya… uljima. “

“ Seharusnya sejak awal aku mengambil jurusan bisnis sepertimu, bukan jurusan desain. Dengan begitu aku bisa meneruskan perusahaan Ayah. Hiks hiks hiks “

Melihat saudara kembarnya menangis, Rae In pun ikut menangis dan disamping itu Rae In merasa bersalah atas kematian Ayahnya.

“ Henry-ya… kembalikan aku kedalam tubuhku sekarang. “ pinta Rae In, tapi Henry justru diam.
“ Wae? Ppaliwa… Ak . . . “

Ucapan Rae In terpotong saat tubuh Rae Ki jatuh terduduk dilantai dan menangis.

“ Kau pasti kembalikan, Rae In-a? “ ucap Rae Ki. Rae In lantas berjongkok didepan Rae Ki.

“ Hm~ Aku pasti kembali. “ tegas Rae In namun itu malah membuat tangisan Rae Ki semakin terisak.

“ Janji… kau tak akan meninggalkanku sendirian di dunia ini dan… tak mengingkari perkataanmu bahwa kau akan kembali kan? “

“ … Wae? “

“ Kau pasti kembali kedunia ini kan?! “

“ Rae Ki-ya… “

“ Ayah… beberapa menit sebelum Ayah meninggal… roh Ayah juga menampakkan diri di hadapanku. Dan sekarang… aku melihat rohmu. Ini bukan pertanda kau tidak kembali kan?? Aku tak mau sendirian di dunia ini~ “

1 tetes air mata Rae In terjatuh lagi dari kelopak matanya. Pikiran Rae In masih menyerapi setiap perkataan yang di ucapkan Rae Ki. Namun disaat itu juga alat pendeteksi detak jantung mulai berbunyi cepat. Mendengar itu, Rae Ki langsung berdiri dan melihat alat detak jantung yang kabelnya tertembel di tubuh Rae In.

“ Kenapa ini? Aku mohon jangan seperti ini! “ Panik Rae Ki. Tangan kiri Rae Ki lantas langsung menekan tombol darurat setelah itu memeluk tubuh Rae In dengan erat.
“ Aku mohon… jangan pergi~ “

“ Sudah saatnya kau kembali “ ucap Henry

Dengan lemas, Rae In mulai berdiri dan dengan lunglai berjalan kesamping ranjang. Rae In melihat Rae Ki memeluk tubuhnya sambil terus menangis.

“ Apa… maksudmu kembali? “

“ … Kau harus kembali untuk kembali. “

“ Kembali untuk kembali?
… Maksudmu… aku akan.. meninggal? “

“ Ini sudah terlalu lama rohmu berada jauh dari tubuhmu “

Sedangkan ditempat lain, ponsel Leeteuk berdering. Setelah melihat siapa yang menelfon, Leeteuk lantas segera mengangkatnya.

“ Nde yeoboseo “
“ MWOYA?! “ teriak Leeteuk dan cukup mencari perhatian semua member, karena posisinya mereka sedang berada didalam mobil van.
“ Araseo.. aku akan segera kesana.
Eo… Ajjusi, putar balik. Kita kerumah sakit sekarang. Ppaliwa! “ suruh Teukie dan di laksanakan oleh supir

“ hyung-a wae? “ ucap Ryeowook dengan wajah yg innocent

“ Korban kecelakaan itu sekarang dalam kondisi kritis. Tiba-tiba saja detak jantungnya tidak stabil. Pihak RS tadi menelfonku memberitahukan ini. “ jelas sang leader SJ dan langsung mendapat tatapan shock dari sang magnae yang duduk di belakang pojok.

Sedangkan di kamar inap Rae In suasana menjadi tidak terkendali karena detak jantung Rae In masih belum stabil.

“ Suster berapa/menit detak jantungnya? “

“ 50 detakan/menit, Dok. “

“ Hhhaassshhh~ … ppali ppali.. naikkan frekuensi pemicu jantungnya! “
“ Cha! Hitungan ke tiga.. Hana dul.. se! “

Tepat pada hitungan ketiga, Dokter bermaga Song itu langsung mengarahkan ke 2 pemicu jantung tepat di dada Rae In dan begitu seterusnya. Namun selama itu pula detak jantung Rae In belum mencapai detak jantung normal, yaitu 70 detakkan/menit.
Sedangkan disisi lain di sudut kamar ini, dalam diam Rae In tetap menatap tubuhnya yang sedang dalam masa kritis.

“ Jebalyo~ … jangan tinggalin aku sendirian~ hiks hiks hiks~
Ayah~ Ibu~ … selamatkan Tiara. “

Sekilas Rae In melihat kearah Rae Ki -yang terlihat panic- berdiri tak jauh dari Dokter Song. Rae Ki terus menangis dan tubuhnya mulai bergetar takut menerima kejadian buruk yang menimpa Rae In.

“ Tak adakah cara lain untukku tetap hidup? “

“ … eobseo.
Jikapun kau hidup, kau tak akan mengingat semua yang terjadi setelah kau kecelakaan. “

Cho Kyuhyun POV
Setibanya kami di RS, Hyungdeul langsung berhamburan turun dan berlari masuk kedalam RS. Sedangkan aku… aku masih duduk bingung sendirian di dalam mobil. Jika korban itu meninggal, maka aku… aku akan menjadi tersangka utama. Eotteokhae?

“ HYA! Kenapa kau masih duduk disana eo? Ppali! “

“ .. Sungmin hyung… tidak terjadi.. hal buruk kan? “

“ ish! Mana kita tau seblum kita melihatnya. Ppali! “

Sungmin lantas menarikku keluar dari dalam mobil dan kami berdua berjalan masuk kedalam. Takut. Itu yang aku rasakan sekarang. Dalam situasi seperti ini, aku hanya bisa diam dan menggenggam erat tangan Sungmin.

“ Gwenchana~ semoga tidak terjadi hal buruk. “ jelas Sungmin hyung menenangkanku.

Sesekali aku menarik nafas panjang untuk mengusir rasa takut. Saat sampai di lorong, aku melihat hyungdeul berada didepan kamar dan ditemani seorang yeoja yang wajahnya tertutup oleh tubuh Leeteuk.

“ Eo… Sungmin-a Kyuhyun-a “ panggil Leeteuk hyung dan langsung berdiri dari duduknya.

Langkahku terhenti tepat disaat Leeteuk berdiri dan memperlihatkan wajah yeoja itu.

“ Wae? “

Sekilas aku melihat Sungmin hyung dan kembali melihat yeoja yang sedang menangis itu. Sungmin lantas kembali memegang tanganku dan berjalan kearah hyungdeul.

“ Eo omona~ ndeo… bukankah kau sedang kritis? “

Kritis? Maksudnya? Changkkaman… bukankah Rae In hanya bisa dilihat olehku. Tapi kenapa Sungmin dan hyungdeul bisa melihatnya saat ini. Ada apa ini?

“ Sungmin-a… dia adalah Choi Rae Ki. Saudara kembar dari korban. Awalnya kami semua terkejut melihatnya dan setelah Rae Ki-ssi memperkenalkan diri, kami semua jd mengerti. “
“ Hmm~ Teukki hyung juga… sudah menceritakan semua kronologis kecelakaan itu. “

‘ Mwo? Saudara kembar dari korban? Saudara kembar… dan itu berarti.. aniyo.. andwae! Jadi selama ini… korban yang koma akibat kelaleanku saat menyetir mobil tak lain adalah… Rae In. mungkinkah ini ada sangkut pautnya kenapa Rae in hanya bisa berinteraksi denganku dan… secara mengejutkan muncul di dalam kamarku dan Sungmin. ‘


Author POV
Tanpa mereka semua sadari, Rae In dan Henry berdiri tak jauh dari mereka semua. Dan lagi, untuk kesekian kalinya Rae in meneteskan airmatanya melihat Kyuhyun tertunduk.

“ Kau mendengar yang Kyuhyun-a ucapkan dalam hatinya bukan. Pertanyaanmu selama ini sudah terjawab. “

“ Tak bisakah aku berbicara dengan Kyuhyun oppa sebentar? “

“ … tidak bisa. Rohmu semakin transparan dan ini saatnya kau kembali. “

“ Changkkamanyo… “

Rae In lantas berjalan kearah Rae Ki dan duduk disampingnya. Disaat Rae In ingin menyentuh tangan Rae Ki, Rae In melihat rohnya hampir tidak terlihat. Rae In kembali berdiri dan memposisikan dirinya didepan Kyuhyun.

“ Oppa~ “ panggil Rae In dan entah mendengar atau tidak, disaat itu juga Kyuhyun langsung memandang kedepan.
“ Aku sudah mengingat semuanya. Ini semua bukan kesalahanmu. Jangan merasa bersalah seperti ini atas kematianku. “

Cklek~

Tepat disaat pintu kamar inap terbuka dan dokter Song keluar, disaat kitu juga roh Rae In menghilang. Dengan sigap Rae Ki langsung berdiri dan menghampiri dokter Song.

“ Eotteokhae? Rae In-a gwenchana? “ ucap Rae Ki

“ … … … Hahhh~ … yeongseohanida.. saya harap kau bisa tegar menerima kepergian saudara kembarmu. “

“ … Nggak… nggak mungkin…
ANDWAE! “

Rae Ki lantas langsung masuk kedalam kamar dan membuka kembali selimut yang menutupi wajah Rae In. Rae Ki menangis histeris melihat Rae In yang berbaring dengan wajah yang pucat.

Dokter Song dan Super Juniorpun satu persatu masuk kedalam rawat inap Rae In. Tubuh Kyuhyun hampir jatuh satt melihat yeoja yang terbaring tak bernyawa itu adalah Rae In.

“ Bukankah kau sudah berjanji tidak akan meninggalkanku sendiri~ hiks hiks… ireona! “

Dengan sedikit lunglai, Kyuhyun berjalan mendekati ranjang dan dengan ragu Kyuhyun memegang tangan Rae In dari balik selimut.

“ … Mi… mi… mian-haeyo… jeongmal mianhae… “

“ Rae In-a!! Jebalyo~ ireona!!!
HYA!! Choi Rae In ireonaseo!! “ teriak Rae Ki histeris

“ Agashi… Kau tak boleh seperti ini.. “

“ Wae? “ ucap Rae Ki dan langsung menatap Kyuhyun penuh dengan kemarahkan
“ WAEYO?!
Ini juga kesalahanmu! KALAU KAU TIDAK CEROBOH SAAT MENYETIR MOBIL, SEMUANYA TIDAK AKAN SEPERTI INI! Hiks hiks hiks.. “
“ Kau pembunuh! Kau seorang pembunuh! “

Dengan perasaan emosi, Rae Ki langsung memukuli Kyuhyun sedangkan Kyuhyun hanya diam menerima pukulan dari Rae Ki. Sungmin dan Leeteuk tak tinggal diam. Mereka langsung memisahkan Rae Ki dan Kyuhyun.

“ Rae Ki agashi, tenanglah. Kau sedang emosi sekarang. “ ucap Leeteuk

“ Jika ELF tau semua ini karirmu akan mati! KAU PEMBUNUH CHO KYUHYUN!!! “

Rae Ki lantas menyingkirkan tangan Leeteuk dari pundaknya dan duduk di ranjang Rae In. Namun secara mengejutkan, monitor alat pendeteksi jantung itu berbunyi. Garis pada monitor yang awalnya lurus kini perlahan naik turun mengikuti detakkan jantung yang mulai terditeksi dari kabel yang masih tertempel di kedua dada Rae In.

“ Eo.. omona~ “ kejut Dokter Song dan langsung mengecek monitor.
“ detak jantungnya kembali… Saudara kembarmu masih hidup.
Suster cepat cek tekanan jantungnya. “

“ Nde.. “
“ Omona~ berangsur naik, Dok.
74 detakkan/menit. “

“ Segera pasangkan oksigen dan infuse kembali. “

“ nde… “

4 Bulan Kemudian

4 Bulan pasca sadarnya Rae In dari komanya, kondisi Rae In saat ini masih terbilang baik dan masih harus menjalani kemoterapi untuk merenggangkan otot system geraknya. Rae Ki juga sudah menceritakan tentang kematian Ayah mereka pada Rae In. Awalnya Rae In shock namun lambat laun Rae In bisa menerimanya.
Seperti yang dikatakan Henry sebelum roh Rae In kembali dalam tubuhnya. Rae In sama sekali tidak mengingat semua kejadian yang terjadi selama ia menjadi roh. Yang Rae In ingat adalah disaat kecelakaan itu terjadi dan ia sadar kembali dari komanya.

“ Hoi! Mutia! Kemarilah! “

“ Apa? “

“ Bantu aku berdiri.. “

“ HYA! Tiara… kau tak bermaksud untuk berjalan sendiri tanpa dokter kemoterapi kan? “

“ Sssstttss~ ppaliwa! Aku ingin menunjukkan sesuatu. “

“ Mwo? “

“ Makanya bantu aku berdiri. “

Dengan malas, Rae Ki lalu berdiri dari bangku taman dan membantu Rae in berdiri.

“ Cha! Lepaskan peganganmu. “

“ Kau yakin? Kalau jatuh bagaimana? “

“ Tak akan jatuh.
Hmm~ sebenarnya… aku… sudah bisa berjalan… “

“ Yang bener?
Terus… untuk apa kau kemoterapi berjalan eo? “

“ Hmm~ … bertemu dengan Dokter Kim Jung Sik. Kau tau . . . “

“ Nggak! Aku nggak tau dan nggak ingin tau. “

“ Ish! Kau ini…
Joha.. aku akan memperlihatkan kemajuan berjalanku. “

Rae Ki lantas kembali duduk di bangku taman yang jaraknya sedikit agak jauh dan memperhatikan Rae In yang sedang bersiap-siap untuk mengambil langkah pertamanya. Dengan hati-hati, Rae In melangkahkan kakinya. Langkah pertama ia berhasil, langkah kedua juga berhasil, langkah ketiga juga berhasil, dan langkah keempat Rae In terjatuh namun dicegah oleh seseorang yang memegang pundak Rae in dari belakang tepat waktu.

“ Eo… Kyuhyun oppa.. kau datang lagi.. “

“ Gwenchana? “

“ Tiara.. kau tak apa? “
“ Eo.. Kyuhyun-ssi, gomawo. “

“ Tak perlu sungkan seperti itu. “
“ Kkaja… kita sarapan pagi bersama. Aku sudah membeli sarapan. “

Kyuhyun lantas memapah Rae In kembali duduk di kursi rodanya. Mereka bertiga kemudian menuju meja taman.

“ Cha~..
Neo igeon bulgogiyeyo (TR : Ini bulgogimu) “ ucap Kyuhyun sembari meletakkan mangkuk bulgogi dihadapan Rae Ki
“ Aku dengar bubur abalone baik untuk pemulihan. Jadi aku membelimu bubur abalone. “ sambung Kyuhyun dan meletakkan bubur abalone dihadapan Rae In.
“ Dan ini Jjajangmyeon untukku.
Cha~ Kita makan bersama~ “

“ Oppa, aku dan Rae Ki-ya sudah sarapan. “

“ Itu kan sarapan pagi. Ini sudah siang, jadi kau belum makan siang bukan? Ppali.. makanlah selagi masih panas. “

“ Kyuhyun-ssi, kami masih kenyang. “

“ Menolak ajakkan orang itu tidak baik.
Cha~ makanlah. Jangan sungkan. “
“ Eo.. Rae Ki-ya. Jebal… Jangan memanggilku dengan formal seperti itu ne. “

Setelah Kyuhyun sedikit memaksa agar saudara kembar itu makan bersamanya, akhirnya mereka menuruti ajakkan Kyuhyun untuk sarapan bersama.

“ Hmm~ Rae In-a… Gomawo. “

“ Untuk? “

“ … Semuanya… Kau tak melaporkanku pada polisi. “

“ Melaporkan oppa ke polisi? Hahh~ apa ini masalh kecelakaan itu?
Kyuhyun oppa, aku harus berapa kali mengatakan ini padamu eo. Saat itu aku ceroboh dan tidak melihat kedepan karena mengambil ponselku yg jatuh. Toh kasus kecelakaan ini sudah dinyatakan murni kecelakaan. “

“ Rae In-a benar. Dan… supir mobil box itu juga salah karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. “

“ .. Jadi.. semuanya sudah jelas kalau kecelakaan ini tak ada yang menjadi tersangka. “
“ Eo~ Rae Ki-ya.. bagaimana? Kau sudah mengurus kepindahan kampusku? “

“ Hm~ semua sudah beres dan surat-surat kepindahan kita sudah aku kirim ke Universitas sesuai dengan keinginanmu. “

“ Pindah? Memang kau mau pindah kemana? “

“ .. A~ .. aku dan Rae Ki-ya akan pulang ke Indonesia dan maka dari itu universitasku juga pindah. “

“ Indonesia? Jadi.. kalian berdua . . . “

“ Orang Indonesia. “

“ A~ Araseo. Pantas saja wajahmu terlihat kagum saat kita jalan-jalan dulu dan kau juga terlihat senang saat melihat pemandangan dari atas menara Seoul. “

Rae In hanya menatap Kyuhyun dengan aneh dan bingung dengan ucapan Kyuhyun. Begitu juga dengan Rae Ki.

“ Wae? Kenapa kalian menatapku seperti itu? “ Tanya Kyuhyun dan membuat pandangan saudara kembar itu menatap kearah lain.

“ .. Hmm~ Aku ingin membeli minuman di kantin rumah sakit.. “

“ Rae Ki-ya, aku ikut ya~ “

“ Aniya.. kau tak usah ikut. Kau temani Kyuhyun oppa saja. “
“ Aku akan segera kembali hm~ “ sambung Rae Ki kemudian pergi.

Suasana kembali sedikit canggung. Kyuhyun maupun Rae In hanya diam sambil menikmati makanan mereka masing-masing.


Choi Rae In POV
Berbagai pertanyaan timbul di otakku. Ucapan Kyuhyun oppa tadi… apa maksudnya? Saat kita jalan-jalan dulu? Dan… saat wajahku terlihat senang saat melihat pemandangan dari atas menara Seoul? Apa maksudnya? Dan… kapan aku melakukan itu… jalan-jalan dan menara Seoul. Seingatku, selama aku di Korea aku belum pernah mengunjungi menara Seoul ataupun sekedar jalan-jalan. Semua itu tidak bisa aku lakukan karena tugas kuliah yg hamper setiap hari padat.

“ Rae In-a.. wae? Kau sedang memikirkan apa? “

“ Hah? .. A~ .. Eobseoyo, oppa. “
“ Hmm~ … Geuraeseo… hmm~ … begini oppa..
Aku.. aku memang mengenal Kyuhyun oppa sebatas fans dan… aku pertama kali bertemu langsung dengan Kyuhyun oppa juga saat aku bangun dari koma. Dan yang menjadi pertanyaanku itu… ucapan oppa tadi.
Saat kita jalan-jalan bersama dan… menara Seoul… Kapan aku melakukan itu semua dengan oppa? Dan.. sedangkan aku selama 3 bulan terbaring koma setelah insiden kecelakaan itu. “

“ … Kau tak ingat apa-pun? “

“ Maksud Kyuhyun oppa? “

Aku melihat Kyuhyun oppa berhenti mengaduk Jjajangmyeon-nya dan wajahnya juga tampak sedang bingung.

“ … Nado molla. Awalnya aku juga tidak mengerti semua ini. Tapi setelah aku kembali mengingat dari awal, aku baru mengerti. “
“ Rae In-a… Apa kau pernah mendengar cerita kalau seseorang yang sedang terbaring koma Rohnya akan terpisah? “

“ … Hm~ .. tapi mana mungkin  . . . “

“ Itu terjadi padamu. “

“ Mwo? Nan? Wae? “

“ … Saat setelah hari kecelakaan itu, esoknya Rohmu muncul di dorm. Tepatnya di kamarku. Secara mengejutkan kau tiba-tiba muncul di sampingku saat aku bangun dari tidur. Sejak saat itu, kau terus mengikutiku dan memintaku untuk membantumu menemukan tubuhmu. Kau terus memaksaku, hingga sampai akhirnya aku merasa kasihan denganmu dan membantumu mencari tubuhmu. Bahkan karena kau, aku dianggap gila oleh hyungdeul karena aku berbicara dengan roh yang tidak terlihat oleh mereka.
Hari demi haripun berlalu sampai akhirnya aku sedikit menemukan ingatanmu bahwa kau mengalami kecelakaan. Setiap kali kau melihat bayangan ingatanmu, kau selalu menceritakannya padaku. Sejak saat itulah, kau selalu berada disampingmu. Kemanapun aku pergi, kau selalu ada di sampingku dan aku mulai terbiasa dengan kehadiranmu.
Awalnya aku tidak mengerti.. kenapa harus aku yang kau datangi dan menolongmu? Dan semua pertanyaanku terjawab saat aku pertama kali menjenguk korban kecelakaan yg aku sebabkan yaitu kau. Mulai dari situ aku mengerti semuanya. Kenapa hanya aku yang bisa berinteraksi denganmu sedangkan orang lain tidak bisa? Kenapa kau datang di kamarku? Kenapa kau memohon padaku untuk menolongmu? Dan… semua itu tak lain dan tak bukan karena akulah yang membuatmu terbaring koma selama 3 bulan ini. Makanya kau datang padaku untuk meminta pertanggungjawabanku karena sudah menyebabkanmu koma. “
“ Tapi… justru setelah kau sadar, kau tak mengingat apapun selama 3 bulan terakhir itu. Mungkin Tuhan sudah menghapus semua kejadian yg terjadi selama 3 bulan itu. “

“ … Mungkin. Karena aku tak mengingat apapun.
Dan… Gomawo.. Kyuhyun oppa sudah menjaga rohku. “ ucapku dan mendapat senyuman manis dari Kyuhyun oppa.

Benarkah semua yang di ucapkan Kyuhyun oppa itu? Kenapa aku tak mengingatnya? Hahh~ mungkin ini menjadi rahasia Tuhan. Jikapun itu benar… mungkin aku ELF beruntung yang selama 3 bulan ini selalu berada di samping Kyuhyun oppa, walaupun itu hanya rohku.

“ Eo.. Tiara.. pihak bandara sudah menyediakan 2 tiket pesawat menuju Indonesia. Besok siang kita akan berangkat. “ jelas Rae Ki (Mutia) tiba-tiba sembari meletakkan 3 botol minuman di meja.

Sekilas aku melihat kearah Kyuhyun oppa yang wajahnya menampakkan kebingungan. Mungkin karena Rae Ki menggunakan bahasa Indonesia.

“ Tiara? Rae Ki-ya memanggilmu Tiara? “

“ hm~ .. Tiara adalah nama Indonesiaku, oppa. Aku dan Mutia, maksudnya Rae ki-ya, terlahir dari orangtua yang berbeda kebangsaan. Pihak Appa berkebangsaan Korea, sedangkan pihak eomma berkebangsaan Indonesia. Jadi kami memiliki 2 nama. Choi Rae Ki dan Choi Rae In adalah nama Korea kami, sedangkan Mutia dan Tiara adalah nama Indonesia kami.
Eo… dan jika nama Indonesia kami di satukan akan menjadi Mutiara atau Crystal. “

“ … O~ kyeopta.
Geurae.. apa yang tadi Rae Ki-ya ucapkan padamu? “

“ … Hmmmmm~ geugoun… (TR: Hmmmmm~ itu… ) “
‘ Kenapa tiba-tiba menjadi berat mengucapkan kalau aku akan pulang besok pada  Kyuhyun oppa? ‘

“ Aku dan Rae In-a akan pulang ke Indonesia besok. Pihak bandara sudah menyediakan tiket untuk kami. Hah~~ belakangan ini pesawat menuju Indonesia selalu penuh. Maka dari itu aku meminta tolong pada pihak bandara untuk menyediakan 2 tiket menuju Indonesia untuk kami. “ ucap Rae Ki panjang lebar.

Aku lantas melihat kearah Kyuhyun oppa yang saat itu juga melihatku, namun beberapa detik kemudian Kyuhyun oppa mengalihkan pandangannya. Kyuhyun oppa kemudian menggendong ranselnya dan berdiri.

“ Mianhae… sepertinya aku harus pergi sekarang. “

“ Eo? Apa Kyuhyun oppa ada schedule? “

“ … … Hm~ … annyeong~ “


08:01 PM KST

Cho Kyuhyun POV
Sejak siang tadi sampai sekarang aku terus tiduran di ruang TV. Perkataan Rae Ki yang mengatakan mereka akan pulang ke Indonesia terus terngiang di telingaku. Saat mendengar itu, entah kenapa perasaanku menjadi berat? Dan itu berarti Rae In tidak berada di Seoul lagi.

“ Omo~ Kyuhyunie, sedang apa kau disana? Kenapa tidak berbaring di kamarmu eo? “ seru Donghae hyung sembari berjalan kedapur.
“ Wae? Apa kau memikirkan sesuatu? “ tanyanya saat duduk sofa sampingku.
“ Eo… apa kau mengunjungi Rae In-a lagi? Bagaimana kondisinya? “

“ hm~ … besok dia akan pulang ke Indonesia. “

“ Mwo? Pulang ke Indonesia? “ Tanya donghae dan aku hanya mengangguk lemas.
“ Changkkaman… wae? Kenapa kau murung seperti ini?
A~~~ Araseo.. kau menyukai Rae In-a eo? “

Menyukai Rae In? jinjayo? Hah~ mungkin karena selama 3 bulan terakhir itu, aku mulai menyukainya. Dan saat mendengar Rae In akan pulang, seketika aku merasa kehilangan.

“ Jika kau menyukainya, maka katakanlah sebelum kau menyesalinya. Dan penyesalan selalu datang belakangan. “

Yang dikatakan Donghae benar.  Diterima atau tidaknya urudan belakangan. Setidaknya aku sudah menyatakan perasaanku selama ini.

“ Kesempatan tak selalu datang 2x, Kyu~ “

“ … Araseo. Gomawo Donghae hyung. “ ucapku dan langsung keluar dorm


@Seoul Hospital

Selesainya memakinkan mobil, aku lantas berlari masuk ke RS dan menuju ke kamar rawat Rae In. sejenak aku berhenti tepat di depan pintu kamarnya. Dengan gugup, aku menyeret pintu kamarnya dan aku melihat tak ada siapapun didalam. Mungkinkah Rae In pulang lebih cepat?

“ Eo… Kyuhyun oppa… “

Mendengar namaku di panggil, aku lantas melihat ke sang sumber suara. Aku sedikit bernafas lega saat melihat yg memanggilku adalah Rae In yg sedang merambat ditembok ditemani oleh suster.

“ Gomawo suster. Suster sudah bisa pergi sekarang. “

“ Nde… “

Aku kemudian menghampiri Rae In dan menolongnya untuk duduk di kursi roda lalu mendorong kursi rodanya masuk kedalam kamar.

“ Malam-malam seperti ini juga harus melakukan kemoterapi? “ tanyaku sembari menolongnya untuk berdiri dan kemudian berbaring di ranjang.

“ Hm~ aku yang meminta. Karena besok aku sudah harus kembali ke Indonesia, maka dari itu aku melakukan kemoterapi terakhir malam ini dan sekaligus berkonsultasi dengan dokter. “
“ Eo… untuk apa oppa datang malam-malam kesini? “

“ … Hmmm~ … ada yang ingin aku katakan padamu.
Apa kau lelah? “ ucapku dan duduk di samping Rae In.

“ .. Aniyo. Sojunghangeon gateundeyo? (TR: .. Tidak. Apakah sesuatu yang penting?) “

“ … nde. “
“ Rae In-a… nado molla… Entah sejak kapan perasaan ini muncul dan saat kau mengatakan ingin kembali ke Indonesia.. aku merasa… “

“ Oppa.. apa yang ingin kau katakan? Aku tidak mengerti ucapanmu. “

Hahh  ~ kenapa jantungku berdebar 2x lebih cepat seperti ini eo? Hhaasshh~ aku harus mengatakan mulai darimana..
Huhh~ joha.. tidak usah berbelit-belit.. langsung ke inti pembicaraan saja.. diterima atau tidaknya urusan belakangan..



TO BE CONTINNUED >>>>>

Tidak ada komentar :