.feed-links {display:none;}
Welcome at My Blog

April 25, 2013

Not She #3


Not She
#3

Cast :
Henry Lau
Naoumi Hayashi (Choi Mun Hye)

Cast Pendukung:
Cho Yun Ae
Cho Kyuhyun

Genre :
Drama, Comedy, and Abal2(?)


@Kyunghee Univercity
08:45 AM KST


Henry Lau POV
Seperti biasa, hari ini aku menggantikan lagi JaeJoong seongseonim dimata kuliah Budaya Korea karena JaeJoong seongsenim sedang menghadiri acara di China. Inilah tugas sampinganku selain mahasiswa di Kyunghee yaitu assisten seongseonim. Itu karena IQku memang terbaik… hmm~ ralat… sepertinya aku harus bilang kalau IQ ini tertinggi ke-2 setelah IQ Kyuhyun. Hahhh~ aku akui Kyuhyun memang pintar.

Seperti biasanya, setiap kali aku mendapat tugas untuk menggantikan seongseonim, aku akan hadir 15 menit lebih awal dari mahasiswa lainnya dan mempelajari sedkit materi yang sudah disiapkan untuk hari ini.

“ Eo~ … Kue Mochi lagi? “ ucapku heran saat aku melihat ada 1 kotak kaca berisi kue mochi di mejaku.

Akhir-akhir ini aku sering mendapatkan kue mochi dan anehnya aku tidak tau siapa pengirimnya. Tapi… aku menaruh curiga pada seseorang yang aku duga dialah yang mengirimiku kue mocha setiap kali aku ditugaskan untuk menggantikan seongseonim.


-Memo-
Joheun achim ^_^
Hari ini kau menggantikan seongseonim lagi ne? pasti sangat sulit menjadi assisten seongseonim. Selalu berangkat 15 menit sebelum jam mata kuliah dimulai.
Hmmm~ Johayo. Fighting! Aku akan semangat mendengarkanmu mengajar.


-by NM-




Begitulah isi memo yang ditempel di belakang kotak kaca yang berisi kue mochi dan inisial memo itu semakin membuat dugaanku pada yeoja itu semakin yakin.


>15 menit kemudian<

“ Joheun achim yeorobun~ (TR: Selamat pagi semua~) “

“ NADO JOHEUN ACHIM~~ “

“ HYA! Mun Hye-ssi! Kau tak perlu berteriak seperi itu saat membalas sapaanku! “

“ Eo… mianhae. Aku terlalu bersemangat. Hihihi “

“ CHA!! Seperti biasa, aku berdiri di sini untuk menggantikan JaeJoong seongseonim. Kita mulai mata kuliahnya. “ ucapku memulai mata kuliah Budaya Korea.

Selama 2 jam aku menerangkan dan memperlihatkan kumpulan foto Budaya-budaya lama Korea hingga modern melalui proyektor yang sudah disediakan untuk mengajar.
Begitu selesai, aku kemudian memberikan tugas presentasi sesuai perintah seoseonim.

“ Cha! Kuliah hari ini kita akhiri sampai disini. “

“ NDEEE!!! “

‘ ish! Bocah itu… kenapa menjawabnya dengan berteriak? Tak seperti biasanya yeoja itu sesemangat hari ini. ‘
“ Jangan lupa tugas presentasi kelompok. 2 minggu setelah ini, kalian harus mempresentasikannya. Kalian boleh keluar sekarang. “

1 per satu mahasiswa keluar dari ruangan, sedangkan aku sibuk merapikan kabel proyektor lalu memasukkan laptopku kedalam tas.

“ Apa aku bisa membantumu? “

“ Hash! Kau lagi..
Ani! KKA! “

“ HYA! Henry-ya! Aku ingin melakukan protes denganmu! “ seru Yun Ae lalu setelah itu berdiri di depan meja.

“ Wae? Kau mau melakukan protes apa eo? “

“ Kenapa kau mengelompokkanku dengan Kyuhyun-a eo?! “

“ Mollayo. “

“ Mollaci? Hashhh! Bukankah kau yang mengatur pengkelompokkannya?! “

“ Aniyo. JaengJoong seongseonim yang mengatur.
Lagian bukan hanya ada Kyuhyun-a, ada aku dan… yeoja ini yang masuk dalam kelompok. “

“ Hajimanyo . . . (TR: Tapi) “

“ Hajiman wae? (TR: Tapi kenapa?)
Bukankah itu menguntungkan buatmu kalau aku ikut dalam kelompok. Nilaimu akan tinggi 1 kelas. Atau jangan-jangan… kau takut kalau aku mengatakan ra . . . “

“ CHO KYUHYUN GEUMANHAE!!!!!!!! (TR: Cho Kyuhyun berhenti!) “ potong Yun Ae setelah itu menyeret Kyuhyun keluar dari kelas.

Ckckck itulah Cho Couple. Sejak duduk di bangku menengah pertama selalu berdebat. Itu sudah menjadi pemandangan yang biasa dimataku. Kadang saat melihat mereka berdua berdebat kecil, aku selalu teringat dengan Hyun Mi. Cara Yun Ae berteriak dan wajah marahnya itu mengingatkanku pada Hyun Mi.

“ Waeyo? Kenapa kau masih disini? “

“ Sepertinya kau sulit membawa buku-buku itu. Aku bisa mem . . . “

“ Aniyo. Pergilah. Aku tak membutuhkan bantuanmu. “ ucapku dan setelah itu pergi keluar kelas menuju ruang dosen.

Sesampainya aku didepan ruang dosen, aku sekilas mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum akhirnya masuk kedalam. Karena aku sudah hafal denah ruang dosen ini, jadi aku tak bingung harus mencari meja Jaejoong seongseonim dan meletakan buku-buku materi ini ke mejanya.
Tepat disaat aku membalikkan tubuhku untuk keluar dari ruangan, disaat itu juga Nami seongseonim membuka pintu ruangan.

“ Eo Henry-ya… wae? “

“ … Hah? ..
A~ .. itu… aku hanya mengembalikan buku materi JaeJoong seongsenim ke mejanya. “

“ eo~ ara. Kau menjadi dosen pengganti lagi ne. “

“ Hm~ “

Apa ini saat yang pas untuk menanyakan tentang kue mochi yang tempo hari berada di mejaku? Semua kemungkinan memang mengarah pada Nami seongseonim. Terlebih lagi inisial yang selalu ada di bagian akhir dari memo. NM… siapa lagi kalau bukan Na Mi? Tapi, jika benar Nami seongseonim ingin mengagumiku secara diam-diam… lantas untuk apa ia menulis inisial namanya? Bukankah itu langsung diketahui olehku. Hahh~ lebih baik jika aku menanyakannya langsung.

“ … Hmmm~ … Nami-ya.
Eo~ mianhaeyo, maksudnya Na . . . “

“ Gwenchana. Kau boleh memanggilku secara informal jika diluar kelas. Kitakan seumuran. “

“ Ara.
Hmmm~ … bisa kita berbicara sebentar? “


@Cafe


Author POV
Sudah ada 10 menit Henry dan Nami hanya berdiam diri sembari sesekali menyeruput(?) minuman yang ada dihadapan masing-masing.

“ Apa yang ingin kau bicarakan padaku, Henry-ya? “ ucap Nami memulai pembicaraan.

“ Hmmm~ … Apa kau pintar membuat kue? “

“ Kue? … Nde. Sejak kecil eomma mengajariku cara membuat kue dan kue pertama yang eomma ajarkan padaku adalah kue Mochi.
Eomo~ kenapa aku jadi bercerita seperti ini… hihihi… mianhae. “

“ … Mochi? … Geureom (TR: Jadi)… selama ini benar… kalau kau yang mengirimiku kue mochi. “

“ … Nde?? Meng . . . “

“ Araseo. Kalau kau malu mengatakannya, kau tak perlu mengatakannya. Aku sudah mengetahui semuanya. “

“ … Geuraeseo, Naneun . . . (TR: Tapi, aku . . .) “

“ Johae…
Nan dangshineul johaeyo (TR: Aku menyukaimu) “

“ Mwoya? Geu . . . “

“ Araseo. Aku tau ini terlalu cepat dan… aku sendiri juga tidak mengerti. Saat aku memergokimu sedang melihat kearahku untuk pertama kalinya… aku tidak merasakan apapun padamu. Tapi sikapmu yang diam-diam memberiku 1 kotak kue mochi akhir-akhir ini… aku jadi mengerti.. kalau aku sebenarnya menyukaimu.
Aku fikir… aku akan sulit membuka hatiku kembali untuk seseorang sejak kepergiannya. Tapi.. akhirnya aku bisa membuka hatiku kembali karena kue mochi yang tempo hari sering kau berikan padaku. “
“ … Hmmm~ … kita bisa mulai perlahan. Hm~ “

“ Henry-ya, sepertinya kau . . . “ Ucap Nami terpotong saat tiba-tiba ponsel Henry berdering.

“ Nde, Kyuhyun-a? “
“ Mwo? … Araseo. Ndo eodieso?
Eo.. ara.. kebetulan aku sedang berada di Myeongdong. Tetaplah disana. Jangan panik. “ Henry kemudian menutup ponselnya
“ Mianhae… Kyuhyun-a tiba-tiba menelfon. “

“ Ada apa? “

“ Yun Ae-ya… tiba-tiba dia pingsan serta hidungnya mengeluarkan darah dan mobil Kyuhyun-a mogok. Lokasinya tak jauh dari sini. Apa kau ingin ikut? “

“ Eo.. aniya. Kau pergilah. “

“ Hm~ Annyeong. “ ucap Henry terburu-buru dan kemudian pergi.

“ Sebenarnya apa yang diucapkan Henry-ya? Sejak kapan aku mengiriminya kue mochi? Sepertinya Henry-ya salah melihat orang. Hah~ sudahlah. “ gumam Nami.

Setelah Kyuhyun mengirimi pesan singkat pada Henry yang berisi lokasinya sekarang, Henry lantas menuju lokasi. Sesampainya disana, Henry melihat Kyuhyun sedang menggendong Yun Ae yang pingsan.

“ Ppali… bawa ia masuk kedalam. “ perintah Henry yang masih duduk dikursi pengemudi.

Setelah dilihatnya Kyuhyun dan Yun Ae masuk kedalam mobil, Henry lantas mengemudikan mobilnya menuju ke rumah sakit.

“ Yun Ae-ya… ireonaseo… jebal.. jangan membuatku khawatir seperti ini eo. Ireona~ “ ucap Kyuhyun sembari menepuk pelan pipi Yun Ae.

Kyuhyun terus mencoba membangunkan Cho Yun Ae yang berbaring di pangkuannya, sedangkan Henry hanya focus menyetir dan sesekali melihat ke kursi belakang melalui kaca.
Begitu mobil Henry telah terparkir sempurna, dengan segera Kyuhyun menggendong kembali Cho Yun Ae dan langsung berlari terlebih dahulu masuk kedalam Rumah Sakit. Beberapa perawat yang melihatpun langsung membawakan kasur roda dan langsung membawanya kedalam ruang IGD.

“ Tenanglah.. Yun Ae-ya pasti akan baik-baik saja, Kyu. “

“ Bagaimana aku bisa tenang? Dia tiba-tiba pingsan dan mimisan seperti itu! Bagaimana aku bisa tenang?! Ash~! “

Setelah menunggu beberapa menit didepan ruang IGD, akhirnya dokter yang memeriksa Yun Ae keluar dan menjelaskan kondisi Yun Ae.

“ Pasien tidak apa-apa. Dia hanya anemia atau kekurangan darah. Ini biasa terjadi pada orang yang bekerja terlalu keras dan dipaksakan. Secara keseluruhan, dia tidak apa-apa. Hari ini dia harus menginap dan setelah cairan infusnya sudah habis, baru boleh dipulangkan. “ jelas Dokter yang memeriksa Yun Ae sebelum ia pergi.

“ Kau sudah dengar kan apa kata Dokter? Kau bisa tenang sekarang. “


08:47 PM KST


Kyuhyun POV
Kalau saja aku percaya dengan perkataan Yun Ae kalau ia tak ingin jalan-jalan, pasti kejadiannya tak seperti ini. Hahh~ mianhae Yun Ae.

“ Kyu, ini sudah malam. Kau mau menemani Yun Ae-ya atau ikut aku pulang?
Eo… tadi siang aku sudah menelfon bengkel dan menyuruh untuk membetulkan mobilmu. Mungkin orang bengkel sudah mengantarkannya ke apartementmu. “

“ … Hm~ gomawo Henry-ya.
Sepertinya aku akan disini. Kau pulanglah dan maaf kalau aku mengganggu acaramu tadi siang. “

“ Ish~ kau ini… kenapa bahasamu formal seperti ini. Gwenchana.. hmm~ walaupun kau memang sedikit mengganggu acaraku tadi.
Joha… aku pulang ne. annyeong~ “

“ Hm. Annyeong. Sekali lagi.. gomawoyo. “

Setelah menutup kembali pintu kamar, aku lantas kembali duduk di kursi dekat ranjang. Sekilas aku melihat kursi ini mulai tidak nyaman. Dengan inisiatif sendiri, aku lantas menyingkirkan kursi itu dan menyeret sofa yang lumayan panjang ke samping ranjang. Setelah selesai mengatur posisi duduk yang enak, aku lantas merebahkan tubuhku ke sofa.


Cho Yun Ae POV
Perlahan aku membuka kedua mataku dan melihat langit-langit putih yang aku yakini bukan langit-langit kamarku. Sedikit pening, aku perlahan mencoba untuk duduk dan bersandar di headboard.

“ Nan eodie? (TR: Aku dimana?) “ lirihku sampir tak mengeluarkan suara.

Aku kemudian mengedarkan pandanganku keseluruh ruangan dan pandanganku berakhir pada orang yang sedang berbaring di sofa samping ranjang. Sejenak aku memandangi wajahnya dan sesekali ia memukul pipinya yang digigit nyamuk. Aku hanya tersenyum tipis melihatnya.
Perlahan aku mencoba untuk duduk dan turun dari ranjang setelah itu menyelumuti tubuhnya dengan selimut yang tadi aku pakai. Setelah aku menyelimuti tubuhnya, aku kemudian kembali duduk di ranjang dan kembali melihat Kyuhyun yang masih berkutat dengan nyamuk yang menggigiti kulit pipinya.

“ Eo… terjadi lagi. “ kejutku saat merasakan debaran jantungku kembali tidak setabil saat melihat Kyuhyun.

Mungkinkah aku mulai menyukai Kyuhyun sekarang? Jeongmal? Tapi… masa aku menyukainya yang jelas-jelas sejak SD dulu ia selalu menjailiku. Haasshhh~~!!

“ Hhhaasshh~ kenapa banyak sekali nyamuk disini? Apa rumah sakit ini tidak memasang obat nyamuk? Bagaimana kalau pasien disini terserang DB? Ish! “ grutu Kyuhyun  sembari memukul tubuhnya tanpa membuka kedua matanya.

“ Kyeopta~~ “ lirihku sembari melihat tingkah Kyuhyun.

Entah Kyuhyun mendengar atau tidak, saat aku mengucapkan 1 kata itu Kyuhyun kemudian melihat kearahku.

“ Eo… kau sudah sadar? “ tanyanya dan langsung mengubah posisinya menjadi duduk. Aku hanya tersenyum tipis dan sedikit menganggukan kepalaku sebagai jawabannya.
“ Mianhae… kalau aku men . . . “

“ Gwenchana~ ini semua bukan seutuhnya salahmu. Ini salahku karena aku terlalu keras bekerja sampai-sampai kondisiku drop seperti ini. “

“ Kalau begitu.. Berhentilah bekerja dan banyaklah istirahat. Dan… pulanglah kerumahmu, jangan keapartement. Sudah cukup kau selama ini tinggal sendiri diluar. “

“ .. Kyuhyun-a? ndo . . . “

“ Wae? … hah! Berapa tahun aku mengenalmu eo? Kau fikir aku percaya dengan cerita klise yang kau buat tentang dirimu yang sebenarnya berasal dari anak keluarga miskin. Yaa~ walaupun beberapa teman kita ada yang mempercayainya.
Geuraeseo… kenapa kau menyebarkan info seperti itu? “

“ … Aku hanya ingin orang-orang melihatku bukan dari harta orangtuaku. Dan kau tau, sejak saat aku menyebarkannya semua orang perlahan menjauhiku dan aku mengerti, ternyata kebanyakan orang ingin berteman dengan kita hanya memandang status social dan kekayaan.
Tapi saat aku berteman dengan Mun Hye-ya, aku merasakan bertemanan sejati yang tak memandang status socialku. “

“ Dan apa itu sebabnya kau bersedia menyembunyikan jatidiri Mun Hye-ya yang sebenarnya dari kalangan Yakuza? “ dan aku lagi-lagi hanya mengangguk sebagai jawabanku.
“ Yun Ae-ya…… Cho Yun Ae… “ panggil Kyuhyun dengan wajah yang tiba-tiba serius. Aku melihat Kyuhyun sekilas berdiri, namun setelah itu ia berlutut di hadapanku dan membuat tatapan kami berdua saling bertemu.
“ Yun Ae-ya… sasireun orae dongan hago sipeun han marichanha (TR: Sebetulnya ada yang sangat ingin aku katakana padamu sejak lama). “

“ Geugeon mwondeyo? (TR: Apa itu?) “

“ Geugeon, geudongan na neol gamjongiisseo (TR: Sebenarnya, aku sudah lama memperhatikanmu) “

“ …Kyuhyun-a, ige museum deusieyo? (TR: Kyuhyun, apa maksdnya ini?) “

“ Nado molla. Neomaneul bogosipgo gakkai isseumyeon nae simjangi dugeun georinde. Neoreul ban haetdago georinde. (TR: Aku juga tidak mengerti. Setiap dekat denganmu, jantungku selalu berdetak cepat. Aku fikir aku jatuh cinta padamu.) “

“ … Mwo? … jangnani jyo? (TR: Apa? … apakah kau bercanda?) “

“ Aniya.
Yun Ae-ya, nae sarami doejurae? (TR: Tidak. Yun Ae, maukah kau menjadi pacarku?) “

Seketika tubuh serta otakku ini kongslet(?) mendengar pernyataan Kyuhyun. Bukankah ini terlalu cepat dan… apa tidak bisa mengatakannya di situasi yang enak bukan di rumah sakit seperti ini. Atau jangan-jangan… ini permainan Kyuhyun saja. Diakan selalu jail. Tapi… bukankah Kyuhyun bilang ini bukan bercanda. Hhhaassshhh~ eotteokhae?

GREEEPP!

Dengan gerakan yang terbilang cepat, Kyuhyun tiba-tiba memelukku.

“ Nan dangshineul jeongmal saranghae (TR: Aku benar-benar mencintaimu)
Jeongmal saranghaeyo, Yun Ae-ya. “ jelasnya lagi dan perlahan melepas pelukannya.

Pandangan kamipun kembali bertemu lagi. Perlahan.. aku merasakan cengkraman kedua tangan Kyuhyun yang memegang kedua pundakku mulai erat dan… secara lambat wajah Kyuhyun menuju mendekat kewajahku.

“ Kyuhyun-a… “ cegahku saat jarak wajah Kyuhyun hanya 5 cm
“ .. hmmm~ … naneun…
Akh! Kepalaku sakit. “

“ Eo.. ka.. kalau begitu tidurlah… “

“ hm~ “ jawabku seadanya dan langsung tidur memunggungi Kyuhyun.
‘ Fiuhh~ setidaknya aku bisa menyelamatkan my first kiss.
Aigo~ kenapa sikapnya berubah seperti itu eo? Ish! ‘


Author POV
Bulan demi bulan sudah berlalu begitu cepat dan selama itu pula Henry semakin bisa menerima Nami sebagai yeojachingunya, begitu juga dengan sebaliknya. Keingin awal yang ingin mengatakan kalau ini semua kesalahpahaman akhirnya diurungkan oleh Nami. Desas desus hubungan merekapun akhirnya terdengar oleh hamper seluruh mahasiswa Kyunghee.

“ Nami-ya… “

“ Hm~ Waeyo? “

“ Kkaja.. aku akan mengantarkanmu pulang. Hm~ “

“ .. Eo… johayo. Gomawo. “

Mereka berdua lantas berjalan bersama menuju mobil Henry yang terparkir tak terlalu jauh. Sedangkan di tempat lain, ada sosok yang sedaritadi melihat kearah Henry dan Nami tanpa mereka berdua sadari.

“ Mun Hye-ya! “ panggil seseorang yang membuat arah pandangannya teralih ke sumber suara.
“ Sedang apa kau disini? “

“ Eo… eobseo. “
“ Hmm~ … Yun Ae-ya, apa kau dengar desas desus tentang Henry dan Nami seongseonim berpacaran? “

“ Hm~ aku mendengarnya dan Kyuhyun-a juga bilang padaku rencana Henry-ya yang ingin menikahi Nami seongseonim. “ jelas Yun Ae yang sebetulnya ingin merahasiakan ini dari Mun Hye.

“ Mwo? Menikah? “

“ Hm~
Eo!! EOMONA!! “
‘ Hhhaassshhh! Kenapa aku jadi keceplosan seperti ini ‘ grutu Yun Ae
“ Mun Hye-ya… mian… seha . . . “

“ Gwenchana. “ ucap Mun Hye lemas dan meninggalkan Yun Ae yang terus memukul pelan kepalanya.

Cho Yun Ae terus menggerutu sendiri karena ketidaksengajaannya mengucapkan rencana pernikahan Henry dan Nami. Hingga sampai akhirnya Cho Yun Ae berhenti memukuli kepalanya saat tiba-tiba 3 orang namja bertubuh besar berdiri dihadapannya.

“ Kau yang bernama Cho Yun Ae? “

“ Nnnnde.. nu.. nuguya? “ Tanya Yun Ae dengan gagap dan mulai takut.

Namja yang ditengahpun langsung melihat kepada ke2 namja yang berdiri disisi kiri dan kanannya. Sedangkan Yun Ae yang mulai curiga dan mencium bau yang tidak beres lantas bersiap-siap untuk kambur. Namun, ke 3 namja kekar itu dengan cepat mengarahkan saputangan kearah hidung Yun Ae.

“#%$&*!^#&*#)@ “ teriak Yun Ae dan sedetik kemudian terdiam karena obat bius yang sudah diusapkan kesapu tangan sebelumnya.


Naoumi Hayashi POV
Seperti pagi sebelumnya, setelah aku mengunci pintu apartemenku aku kemudian menuju ke apartement Yun Ae.
Hahh~ entahlah… setelah Yun Ae mengatakan tentang rencana Henry yang akan menikahi Nami… aku menjadi tidak ada semangat untuk pergi ke kampus dan bertemu dengan Henry. Bagaimana bisa Henry dengan cepatnya ingin menikah dengan Nami??

Tokk tokk tokk

“ Yun Ae-ya! Ppali. Kita berangkat bersama! “
“ Yun Ae-ya!! HYA!! Kau ingin terlambat eo!! “ ucapku lagi setelah sekian menit Yun Ae tak keluar juga.

Beberapa kali aku mengetuk pintu apartement Yun Ae, tapi selama itu pula Yun Ae tidak keluar juga. Dan ini membuatku sedikit aneh. Biasanya kalau Yun Ae berangkat terlebih dahulu, dia selalu menempelkan kertas memo di pintunya. Dan pagi ini, dia tidak menempelkannya. Atau… Yun Ae masih merasa bersalah karena kemarin tanpa sengaja ia mengatakan rencana Henry padaku.

“ Yun Ae-ya… nan gwenchana. Kau tak perlu merasa bersalah seperti ini. Dan kau juga jangan menghindariku seperti ini. Ppaliwa! Keluarlah eo! “

Karena kata-kataku tidak direspon, aku lantas menghubungi ponsel Yun Ae dan ternyata aku dihibungkan ke mailbox.

“ Sudahlah… mungkin Yun Ae sudah berangkat dan lupa menuliskan memo untukku. “

Aku lantas berjalan menuju kampus. Saat aku sampai di depan Kyungee, aku melihat mobil Henry yang baru saja terparkir dan tepat saat Henry keluar dari mobil saat itu juga Nami keluar. Aku hanya bisa diam mematung sembari melihat kemesraaan mereka.

“ Mungkinkah Henry-ya sudah melamar Nami-ya? “ gumamku


02:02 PM KST

Akhirnya semua jam mata kuliahku sudah selesai semua. Setelah memasukkan semua buku-buku kedalam tas, aku lantas berjalan menuju kelas Yun Ae karena hari ini kami tidak ada kelas yang sama. Sesampainya disana, aku melihat pintu kelas masih tertutup dan aku putuskan untuk duduk ditangga samping kelas. Sembari menunggu kelas Yun Ae selesai, aku terus mencoba mengiriminya SMS. Disaat aku telah mengirim pesan singkat itu, aku melihat pintu kelas terbuka dan Sungmin seongseonim keluar diikuti mahasisiwa lain. Mataku terus mencari sosok Yun Ae, tapi hingga akhirnya aku melihat Henry dan Kyuhyun keluar.

“ Eo… Kyuhyun-a. ige (TR: ini) “

“ Ige mwo? (TR: Apa ini?) “

“ Ini undangan pernikahan untukmu. Jangan lupa datang besok ne. Araci.
Eo.. ige. Kau berikan pada Yun Ae-ya. Araci? Aku pergi dulu ne. “ ucap Henry kemudian pergi.

Pernikahan? Jadi… Henry benar sudah melamar Nami dan mereka akan besok. Hahhh~ kenapa tiba-tiba aku merasakan sesak di dadaku mendengar Henry menikah dengan yeoja lain?

“ Eo… sejak kapan kau duduk disana? “ ucap Kyuhyun membuyarkan lamunanku
“ Kebetulan kau ada disini.
Ige. Kau berikan pada Yun Ae-ya. “

“ Waeyo? Kenapa harus aku? Bukankah…
Changkkaman... Yun Ae-ya, tidak masuk hari ini? “

“ .. Hah! Kalau masuk, Henry-ya tak mungkin menitipkan undangan untuk Yun Ae-ya ini padaku. Pasti sekarang sudah diberikan langsung pada Yun Ae-ya. Paboya! “

“ Geureom… aku fikir Yun Ae-ya masuk karena tadi pagi… “ ucapku menggantung saat menyadari ada hal yang tidak beres.

Dengan cepat aku mengambil ponselku dan menghubungi nomor ponsel Yun Ae.

“ Wae? Kenapa kau terlihat panic eo? “

“ Sejak kemarin sampai siang ini, aku tidak bertemu dengan Yun Ae-ya. Dan tadi pagi aku sudah menghubunginya tapi ponselnya tidak ak . . . “

“ Yeobeoseo “ potong seseorang yang mengangkat telfon Yun Ae.

‘ Suara ini… ‘
“ … A… Appa? “

“ Ternyata selama kau kabur berbulan-bulan, kau masih mengenali suara Appa-mu ini, Naumi. “

“ … Ap-pa Han-guk-e? (TR: Ayah di Korea?) “

“ Kalau Appa tidak dikorea, lantas ponsel siapa ini yang kau hubungi.
Ckckck… kenapa kau memiliki chingu yang sama keraskepalanya sepertimu eo?
Naumi-ya!!!!!! Naneun… “

“ Yun Ae-ya!! HYA YUN AE-YA!! “

“ Ssstttsss… kau tak perlu berteriak seperti itu Yun Ae-ya.
Dan kau NAOUMI!! Ini akibatnya kau tak mau menuruti apa kataku!
CEPAT KAU KESINI ATAU CHINGU-MU INI AKAN TERSIKSA! IKUTI SIGNAL GPS PONSEL INI. KAU AKAN MENEMUKAN CHINGU-MU INI. “ jelas Appa dan langsung memutus sambungan telfonku.

“ Wae? Yun Ae-ya WAE? “ ucap Kyuhyun sembari mencengkram kuat kedua bahuku

Aku tau pasti akan seperti ini jadinya. Sejak awal harusnya aku tidak meragukan Appa dan lambatlaun Appa pasti menemukanku. Ini tak bisa dibiarkan. Ini semua salahku dan Yun Ae sama sekali tidak terlibat.

“ HYA! Kau belum menjawab pertanyaanku! “ cegah Kyuhyun saat aku ingin pergi.

“ Kyuhyun-a, apa kau membawa mobilmu? “

“ Nde. Tapi kau belum menjawab per . . . “

“ Tak ada waktu untuk menjawab pertanyaanmu. Sekarang antarkan aku. Ppali! “



@Pabrik Tua dikawasan pedesaan
06:15 PM KST

Cho Yun Ae POV
Ternyata masih ada Appa yang tega ingin memotong tangan putrinya sendiri hanya untuk menebus kesalahan yang dilakukan putrinya. CIH! Seharusnya hukum seperti itu di musnahkan! Yakuza! Kenapa mereka terlahir didunia ini eo!!

“ Hei yeoja! Masih untuk kau hanya dipukul, bukan dibunuh olehku. Tapi… kau tak perlu khawatir. Setelah putriku kembali, aku akan segera membunuhmu. Kau harus membayar semuanya karena kesalahanmu yang  sudah ikut campur dan meracuni pikiran putriku untuk kabur. “

“ Meracuni pikiran putrimu? CIH! PUTRIMU KABUR ATAS KEMAUANNYA SENDIRI! DAN JIKA KAU MEMANG BENAR AYAHNYA, SEHARUSNYA KAU TAU PENDERITAAN PUTRIMU YANG DIKUCILKAN OLEH LINGKUKANNYA SENDIRI KERENA IA TERLAHIR DI KELURGA KETURUNAN YAKUZA!! “

“ BERANINYA KAU BERKATA SEPERTI ITU PADAKU!! “

PLAAAAAAAKKKKKKKKKKKKK!

“ APPA STOP!! “ cegah Naoumi yang tiba-tiba datang

“ Yun Ae-ya!
Ndo… HYA! LEPASKAN! HYA!!! “ brontak Kyuhyun yang tiba-tiba didekap oleh anak buah Appa Naoumi.

“ Lepaskan Yun Ae-ya, Appa.
Dia tak tau menau tentang semuanya. “

“ Kau bilang melepaskannya?
Itu tak mungkin, chagi. Dia harus dihukum mati atau pemotongan jari untuk menebus kesalahannya. “

“ Yun Ae-ya sama sekali tidak bersalah. Dia hanya membantuku disini. “

“ Justru karena ia membantumu makadari itu ia harus dihukum. “

“ HYA!! ATAS DASAR APA KAU INGIN MENGHUKUM YUN AE-YA EO?!!
KAU HARUS MELEWATI MAYATKU TERLEBIH DAHULU JIKA KAU INGIN MENGHUKUMNYA!! ARASEO!! “

“ … Cih! Kau tau, apa akibatnya kalau kau berteriak padaku, PIMPINAN YAKUZA? “

“ AKU TIDAK TAKUT PA . . . “

“ CUKUP!
APPA! Bebaskan mereka berdua. Mereka tidak tau apapun. “
“ Johayo. Appa ingin aku kembali ke Jepang kan? Joha. Aku akan menurutinya dan menerima hukumanku. “

“ Tidak semudah itu. “
“ CEPAT! SEKAP MEREKA BERDUA DI RUANGAN DAN KAU NAOUMINYA, IKUT APPA SEKARANG! APPA INGIN MENGHUKUMU! “

“ Appa! Bebaskan mereka dulu! Appa! “

Aku hanya bisa melihat Naoumi diseret paksa oleh Appanya menjauh dan memasuki ruangan. Sedangkan aku, aku dan Kyuhyun juga di dorong dan di sekap di ruangan yang kuyakini ini gudang penyimpanan arsip karena aku melihat banyak tumpukkan berkas dan kertas-kertas tua.


TO BE CONTINNUED >>>> 

Tidak ada komentar :