Not She
#3
Cast :
Henry Lau
Naoumi Hayashi (Choi Mun Hye)
Cast Pendukung:
Cho Yun Ae
Cho Kyuhyun
Genre :
Drama, Comedy, and Abal2(?)
@Kyunghee
Univercity
08:45 AM KST
Henry Lau POV
Seperti
biasa, hari ini aku menggantikan lagi JaeJoong seongseonim dimata kuliah Budaya
Korea karena JaeJoong seongsenim sedang menghadiri acara di China. Inilah tugas
sampinganku selain mahasiswa di Kyunghee yaitu assisten seongseonim. Itu karena
IQku memang terbaik… hmm~ ralat… sepertinya aku harus bilang kalau IQ ini tertinggi
ke-2 setelah IQ Kyuhyun. Hahhh~ aku akui Kyuhyun memang pintar.
Seperti
biasanya, setiap kali aku mendapat tugas untuk menggantikan seongseonim, aku
akan hadir 15 menit lebih awal dari mahasiswa lainnya dan mempelajari sedkit
materi yang sudah disiapkan untuk hari ini.
“ Eo~ … Kue
Mochi lagi? “ ucapku heran saat aku melihat ada 1 kotak kaca berisi kue mochi
di mejaku.
Akhir-akhir
ini aku sering mendapatkan kue mochi dan anehnya aku tidak tau siapa
pengirimnya. Tapi… aku menaruh curiga pada seseorang yang aku duga dialah yang
mengirimiku kue mocha setiap kali aku ditugaskan untuk menggantikan
seongseonim.
-Memo-
Joheun achim ^_^
Hari ini kau menggantikan seongseonim lagi ne?
pasti sangat sulit menjadi assisten seongseonim. Selalu berangkat 15 menit
sebelum jam mata kuliah dimulai.
Hmmm~ Johayo. Fighting! Aku akan semangat
mendengarkanmu mengajar.
-by NM-
Begitulah isi
memo yang ditempel di belakang kotak kaca yang berisi kue mochi dan inisial
memo itu semakin membuat dugaanku pada yeoja itu semakin yakin.
>15 menit
kemudian<
“ Joheun
achim yeorobun~ (TR: Selamat pagi semua~) “
“ NADO JOHEUN
ACHIM~~ “
“ HYA! Mun
Hye-ssi! Kau tak perlu berteriak seperi itu saat membalas sapaanku! “
“ Eo…
mianhae. Aku terlalu bersemangat. Hihihi “
“ CHA!!
Seperti biasa, aku berdiri di sini untuk menggantikan JaeJoong seongseonim.
Kita mulai mata kuliahnya. “ ucapku memulai mata kuliah Budaya Korea.
Selama 2 jam
aku menerangkan dan memperlihatkan kumpulan foto Budaya-budaya lama Korea
hingga modern melalui proyektor yang sudah disediakan untuk mengajar.
Begitu
selesai, aku kemudian memberikan tugas presentasi sesuai perintah seoseonim.
“ Cha! Kuliah
hari ini kita akhiri sampai disini. “
“ NDEEE!!! “
‘ ish! Bocah
itu… kenapa menjawabnya dengan berteriak? Tak seperti biasanya yeoja itu
sesemangat hari ini. ‘
“ Jangan lupa
tugas presentasi kelompok. 2 minggu setelah ini, kalian harus
mempresentasikannya. Kalian boleh keluar sekarang. “
1 per satu
mahasiswa keluar dari ruangan, sedangkan aku sibuk merapikan kabel proyektor
lalu memasukkan laptopku kedalam tas.
“ Apa aku
bisa membantumu? “
“ Hash! Kau
lagi..
Ani! KKA! “
“ HYA!
Henry-ya! Aku ingin melakukan protes denganmu! “ seru Yun Ae lalu setelah itu
berdiri di depan meja.
“ Wae? Kau
mau melakukan protes apa eo? “
“ Kenapa kau
mengelompokkanku dengan Kyuhyun-a eo?! “
“ Mollayo. “
“ Mollaci?
Hashhh! Bukankah kau yang mengatur pengkelompokkannya?! “
“ Aniyo.
JaengJoong seongseonim yang mengatur.
Lagian bukan
hanya ada Kyuhyun-a, ada aku dan… yeoja ini yang masuk dalam kelompok. “
“ Hajimanyo .
. . (TR: Tapi) “
“ Hajiman
wae? (TR: Tapi kenapa?)
Bukankah itu
menguntungkan buatmu kalau aku ikut dalam kelompok. Nilaimu akan tinggi 1
kelas. Atau jangan-jangan… kau takut kalau aku mengatakan ra . . . “
“ CHO KYUHYUN
GEUMANHAE!!!!!!!! (TR: Cho Kyuhyun berhenti!) “ potong Yun Ae setelah itu
menyeret Kyuhyun keluar dari kelas.
Ckckck itulah
Cho Couple. Sejak duduk di bangku menengah pertama selalu berdebat. Itu sudah
menjadi pemandangan yang biasa dimataku. Kadang saat melihat mereka berdua
berdebat kecil, aku selalu teringat dengan Hyun Mi. Cara Yun Ae berteriak dan
wajah marahnya itu mengingatkanku pada Hyun Mi.
“ Waeyo?
Kenapa kau masih disini? “
“ Sepertinya
kau sulit membawa buku-buku itu. Aku bisa mem . . . “
“ Aniyo.
Pergilah. Aku tak membutuhkan bantuanmu. “ ucapku dan setelah itu pergi keluar
kelas menuju ruang dosen.
Sesampainya
aku didepan ruang dosen, aku sekilas mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum
akhirnya masuk kedalam. Karena aku sudah hafal denah ruang dosen ini, jadi aku
tak bingung harus mencari meja Jaejoong seongseonim dan meletakan buku-buku
materi ini ke mejanya.
Tepat disaat
aku membalikkan tubuhku untuk keluar dari ruangan, disaat itu juga Nami
seongseonim membuka pintu ruangan.
“ Eo
Henry-ya… wae? “
“ … Hah? ..
A~ .. itu…
aku hanya mengembalikan buku materi JaeJoong seongsenim ke mejanya. “
“ eo~ ara.
Kau menjadi dosen pengganti lagi ne. “
“ Hm~ “
Apa ini saat
yang pas untuk menanyakan tentang kue mochi yang tempo hari berada di mejaku?
Semua kemungkinan memang mengarah pada Nami seongseonim. Terlebih lagi inisial
yang selalu ada di bagian akhir dari memo. NM… siapa lagi kalau bukan Na Mi?
Tapi, jika benar Nami seongseonim ingin mengagumiku secara diam-diam… lantas
untuk apa ia menulis inisial namanya? Bukankah itu langsung diketahui olehku.
Hahh~ lebih baik jika aku menanyakannya langsung.
“ … Hmmm~ …
Nami-ya.
Eo~ mianhaeyo,
maksudnya Na . . . “
“ Gwenchana.
Kau boleh memanggilku secara informal jika diluar kelas. Kitakan seumuran. “
“ Ara.
Hmmm~ … bisa
kita berbicara sebentar? “
@Cafe
Author POV
Sudah ada 10
menit Henry dan Nami hanya berdiam diri sembari sesekali menyeruput(?) minuman
yang ada dihadapan masing-masing.
“ Apa yang
ingin kau bicarakan padaku, Henry-ya? “ ucap Nami memulai pembicaraan.
“ Hmmm~ … Apa
kau pintar membuat kue? “
“ Kue? … Nde.
Sejak kecil eomma mengajariku cara membuat kue dan kue pertama yang eomma
ajarkan padaku adalah kue Mochi.
Eomo~ kenapa
aku jadi bercerita seperti ini… hihihi… mianhae. “
“ … Mochi? …
Geureom (TR: Jadi)… selama ini benar… kalau kau yang mengirimiku kue mochi. “
“ … Nde??
Meng . . . “
“ Araseo.
Kalau kau malu mengatakannya, kau tak perlu mengatakannya. Aku sudah mengetahui
semuanya. “
“ …
Geuraeseo, Naneun . . . (TR: Tapi, aku . . .) “
“ Johae…
Nan
dangshineul johaeyo (TR: Aku menyukaimu) “
“ Mwoya? Geu
. . . “
“ Araseo. Aku
tau ini terlalu cepat dan… aku sendiri juga tidak mengerti. Saat aku
memergokimu sedang melihat kearahku untuk pertama kalinya… aku tidak merasakan
apapun padamu. Tapi sikapmu yang diam-diam memberiku 1 kotak kue mochi
akhir-akhir ini… aku jadi mengerti.. kalau aku sebenarnya menyukaimu.
Aku fikir…
aku akan sulit membuka hatiku kembali untuk seseorang sejak kepergiannya. Tapi..
akhirnya aku bisa membuka hatiku kembali karena kue mochi yang tempo hari
sering kau berikan padaku. “
“ … Hmmm~ …
kita bisa mulai perlahan. Hm~ “
“ Henry-ya, sepertinya
kau . . . “ Ucap Nami terpotong saat tiba-tiba ponsel Henry berdering.
“ Nde,
Kyuhyun-a? “
“ Mwo? …
Araseo. Ndo eodieso?
Eo.. ara..
kebetulan aku sedang berada di Myeongdong. Tetaplah disana. Jangan panik. “
Henry kemudian menutup ponselnya
“ Mianhae…
Kyuhyun-a tiba-tiba menelfon. “
“ Ada apa? “
“ Yun Ae-ya… tiba-tiba
dia pingsan serta hidungnya mengeluarkan darah dan mobil Kyuhyun-a mogok.
Lokasinya tak jauh dari sini. Apa kau ingin ikut? “
“ Eo.. aniya.
Kau pergilah. “
“ Hm~
Annyeong. “ ucap Henry terburu-buru dan kemudian pergi.
“ Sebenarnya
apa yang diucapkan Henry-ya? Sejak kapan aku mengiriminya kue mochi? Sepertinya
Henry-ya salah melihat orang. Hah~ sudahlah. “ gumam Nami.
Setelah
Kyuhyun mengirimi pesan singkat pada Henry yang berisi lokasinya sekarang,
Henry lantas menuju lokasi. Sesampainya disana, Henry melihat Kyuhyun sedang
menggendong Yun Ae yang pingsan.
“ Ppali… bawa
ia masuk kedalam. “ perintah Henry yang masih duduk dikursi pengemudi.
Setelah
dilihatnya Kyuhyun dan Yun Ae masuk kedalam mobil, Henry lantas mengemudikan
mobilnya menuju ke rumah sakit.
“ Yun Ae-ya…
ireonaseo… jebal.. jangan membuatku khawatir seperti ini eo. Ireona~ “ ucap
Kyuhyun sembari menepuk pelan pipi Yun Ae.
Kyuhyun terus
mencoba membangunkan Cho Yun Ae yang berbaring di pangkuannya, sedangkan Henry
hanya focus menyetir dan sesekali melihat ke kursi belakang melalui kaca.
Begitu mobil
Henry telah terparkir sempurna, dengan segera Kyuhyun menggendong kembali Cho
Yun Ae dan langsung berlari terlebih dahulu masuk kedalam Rumah Sakit. Beberapa
perawat yang melihatpun langsung membawakan kasur roda dan langsung membawanya
kedalam ruang IGD.
“ Tenanglah..
Yun Ae-ya pasti akan baik-baik saja, Kyu. “
“ Bagaimana
aku bisa tenang? Dia tiba-tiba pingsan dan mimisan seperti itu! Bagaimana aku
bisa tenang?! Ash~! “
Setelah
menunggu beberapa menit didepan ruang IGD, akhirnya dokter yang memeriksa Yun
Ae keluar dan menjelaskan kondisi Yun Ae.
“ Pasien
tidak apa-apa. Dia hanya anemia atau kekurangan darah. Ini biasa terjadi pada
orang yang bekerja terlalu keras dan dipaksakan. Secara keseluruhan, dia tidak
apa-apa. Hari ini dia harus menginap dan setelah cairan infusnya sudah habis,
baru boleh dipulangkan. “ jelas Dokter yang memeriksa Yun Ae sebelum ia pergi.
“ Kau sudah
dengar kan apa kata Dokter? Kau bisa tenang sekarang. “
08:47 PM KST
Kyuhyun POV
Kalau saja
aku percaya dengan perkataan Yun Ae kalau ia tak ingin jalan-jalan, pasti
kejadiannya tak seperti ini. Hahh~ mianhae Yun Ae.
“ Kyu, ini
sudah malam. Kau mau menemani Yun Ae-ya atau ikut aku pulang?
Eo… tadi
siang aku sudah menelfon bengkel dan menyuruh untuk membetulkan mobilmu.
Mungkin orang bengkel sudah mengantarkannya ke apartementmu. “
“ … Hm~
gomawo Henry-ya.
Sepertinya
aku akan disini. Kau pulanglah dan maaf kalau aku mengganggu acaramu tadi
siang. “
“ Ish~ kau
ini… kenapa bahasamu formal seperti ini. Gwenchana.. hmm~ walaupun kau memang
sedikit mengganggu acaraku tadi.
Joha… aku
pulang ne. annyeong~ “
“ Hm.
Annyeong. Sekali lagi.. gomawoyo. “
Setelah
menutup kembali pintu kamar, aku lantas kembali duduk di kursi dekat ranjang.
Sekilas aku melihat kursi ini mulai tidak nyaman. Dengan inisiatif sendiri, aku
lantas menyingkirkan kursi itu dan menyeret sofa yang lumayan panjang ke
samping ranjang. Setelah selesai mengatur posisi duduk yang enak, aku lantas
merebahkan tubuhku ke sofa.
Cho Yun Ae
POV
Perlahan aku
membuka kedua mataku dan melihat langit-langit putih yang aku yakini bukan
langit-langit kamarku. Sedikit pening, aku perlahan mencoba untuk duduk dan
bersandar di headboard.
“ Nan eodie?
(TR: Aku dimana?) “ lirihku sampir tak mengeluarkan suara.
Aku kemudian
mengedarkan pandanganku keseluruh ruangan dan pandanganku berakhir pada orang
yang sedang berbaring di sofa samping ranjang. Sejenak aku memandangi wajahnya
dan sesekali ia memukul pipinya yang digigit nyamuk. Aku hanya tersenyum tipis
melihatnya.
Perlahan aku
mencoba untuk duduk dan turun dari ranjang setelah itu menyelumuti tubuhnya
dengan selimut yang tadi aku pakai. Setelah aku menyelimuti tubuhnya, aku kemudian
kembali duduk di ranjang dan kembali melihat Kyuhyun yang masih berkutat dengan
nyamuk yang menggigiti kulit pipinya.
“ Eo… terjadi
lagi. “ kejutku saat merasakan debaran jantungku kembali tidak setabil saat melihat
Kyuhyun.
Mungkinkah
aku mulai menyukai Kyuhyun sekarang? Jeongmal? Tapi… masa aku menyukainya yang
jelas-jelas sejak SD dulu ia selalu menjailiku. Haasshhh~~!!
“ Hhhaasshh~
kenapa banyak sekali nyamuk disini? Apa rumah sakit ini tidak memasang obat
nyamuk? Bagaimana kalau pasien disini terserang DB? Ish! “ grutu Kyuhyun sembari memukul tubuhnya tanpa membuka kedua
matanya.
“ Kyeopta~~ “
lirihku sembari melihat tingkah Kyuhyun.
Entah Kyuhyun
mendengar atau tidak, saat aku mengucapkan 1 kata itu Kyuhyun kemudian melihat
kearahku.
“ Eo… kau
sudah sadar? “ tanyanya dan langsung mengubah posisinya menjadi duduk. Aku
hanya tersenyum tipis dan sedikit menganggukan kepalaku sebagai jawabannya.
“ Mianhae…
kalau aku men . . . “
“ Gwenchana~
ini semua bukan seutuhnya salahmu. Ini salahku karena aku terlalu keras bekerja
sampai-sampai kondisiku drop seperti ini. “
“ Kalau
begitu.. Berhentilah bekerja dan banyaklah istirahat. Dan… pulanglah kerumahmu,
jangan keapartement. Sudah cukup kau selama ini tinggal sendiri diluar. “
“ ..
Kyuhyun-a? ndo . . . “
“ Wae? … hah!
Berapa tahun aku mengenalmu eo? Kau fikir aku percaya dengan cerita klise yang
kau buat tentang dirimu yang sebenarnya berasal dari anak keluarga miskin. Yaa~
walaupun beberapa teman kita ada yang mempercayainya.
Geuraeseo…
kenapa kau menyebarkan info seperti itu? “
“ … Aku hanya
ingin orang-orang melihatku bukan dari harta orangtuaku. Dan kau tau, sejak
saat aku menyebarkannya semua orang perlahan menjauhiku dan aku mengerti,
ternyata kebanyakan orang ingin berteman dengan kita hanya memandang status
social dan kekayaan.
Tapi saat aku
berteman dengan Mun Hye-ya, aku merasakan bertemanan sejati yang tak memandang
status socialku. “
“ Dan apa itu
sebabnya kau bersedia menyembunyikan jatidiri Mun Hye-ya yang sebenarnya dari
kalangan Yakuza? “ dan aku lagi-lagi hanya mengangguk sebagai jawabanku.
“ Yun Ae-ya……
Cho Yun Ae… “ panggil Kyuhyun dengan wajah yang tiba-tiba serius. Aku melihat
Kyuhyun sekilas berdiri, namun setelah itu ia berlutut di hadapanku dan membuat
tatapan kami berdua saling bertemu.
“ Yun Ae-ya…
sasireun orae dongan hago sipeun han marichanha (TR: Sebetulnya ada yang sangat
ingin aku katakana padamu sejak lama). “
“ Geugeon
mwondeyo? (TR: Apa itu?) “
“ Geugeon,
geudongan na neol gamjongiisseo (TR: Sebenarnya, aku sudah lama
memperhatikanmu) “
“ …Kyuhyun-a,
ige museum deusieyo? (TR: Kyuhyun, apa maksdnya ini?) “
“ Nado molla.
Neomaneul bogosipgo gakkai isseumyeon nae simjangi dugeun georinde. Neoreul ban
haetdago georinde. (TR: Aku juga tidak mengerti. Setiap dekat denganmu,
jantungku selalu berdetak cepat. Aku fikir aku jatuh cinta padamu.) “
“ … Mwo? …
jangnani jyo? (TR: Apa? … apakah kau bercanda?) “
“ Aniya.
Yun Ae-ya,
nae sarami doejurae? (TR: Tidak. Yun Ae, maukah kau menjadi pacarku?) “
Seketika
tubuh serta otakku ini kongslet(?) mendengar pernyataan Kyuhyun. Bukankah ini
terlalu cepat dan… apa tidak bisa mengatakannya di situasi yang enak bukan di
rumah sakit seperti ini. Atau jangan-jangan… ini permainan Kyuhyun saja. Diakan
selalu jail. Tapi… bukankah Kyuhyun bilang ini bukan bercanda. Hhhaassshhh~
eotteokhae?
GREEEPP!
Dengan
gerakan yang terbilang cepat, Kyuhyun tiba-tiba memelukku.
“ Nan
dangshineul jeongmal saranghae (TR: Aku benar-benar mencintaimu)
Jeongmal
saranghaeyo, Yun Ae-ya. “ jelasnya lagi dan perlahan melepas pelukannya.
Pandangan
kamipun kembali bertemu lagi. Perlahan.. aku merasakan cengkraman kedua tangan
Kyuhyun yang memegang kedua pundakku mulai erat dan… secara lambat wajah
Kyuhyun menuju mendekat kewajahku.
“ Kyuhyun-a…
“ cegahku saat jarak wajah Kyuhyun hanya 5 cm
“ .. hmmm~ …
naneun…
Akh! Kepalaku
sakit. “
“ Eo.. ka..
kalau begitu tidurlah… “
“ hm~ “
jawabku seadanya dan langsung tidur memunggungi Kyuhyun.
‘ Fiuhh~
setidaknya aku bisa menyelamatkan my first kiss.
Aigo~ kenapa
sikapnya berubah seperti itu eo? Ish! ‘
Author POV
Bulan demi bulan
sudah berlalu begitu cepat dan selama itu pula Henry semakin bisa menerima Nami
sebagai yeojachingunya, begitu juga dengan sebaliknya. Keingin awal yang ingin
mengatakan kalau ini semua kesalahpahaman akhirnya diurungkan oleh Nami. Desas
desus hubungan merekapun akhirnya terdengar oleh hamper seluruh mahasiswa
Kyunghee.
“ Nami-ya… “
“ Hm~ Waeyo?
“
“ Kkaja.. aku
akan mengantarkanmu pulang. Hm~ “
“ .. Eo…
johayo. Gomawo. “
Mereka berdua
lantas berjalan bersama menuju mobil Henry yang terparkir tak terlalu jauh.
Sedangkan di tempat lain, ada sosok yang sedaritadi melihat kearah Henry dan
Nami tanpa mereka berdua sadari.
“ Mun Hye-ya!
“ panggil seseorang yang membuat arah pandangannya teralih ke sumber suara.
“ Sedang apa
kau disini? “
“ Eo… eobseo.
“
“ Hmm~ … Yun
Ae-ya, apa kau dengar desas desus tentang Henry dan Nami seongseonim
berpacaran? “
“ Hm~ aku
mendengarnya dan Kyuhyun-a juga bilang padaku rencana Henry-ya yang ingin
menikahi Nami seongseonim. “ jelas Yun Ae yang sebetulnya ingin merahasiakan ini
dari Mun Hye.
“ Mwo?
Menikah? “
“ Hm~
Eo!! EOMONA!!
“
‘
Hhhaassshhh! Kenapa aku jadi keceplosan seperti ini ‘ grutu Yun Ae
“ Mun Hye-ya…
mian… seha . . . “
“ Gwenchana.
“ ucap Mun Hye lemas dan meninggalkan Yun Ae yang terus memukul pelan
kepalanya.
Cho Yun Ae
terus menggerutu sendiri karena ketidaksengajaannya mengucapkan rencana
pernikahan Henry dan Nami. Hingga sampai akhirnya Cho Yun Ae berhenti memukuli
kepalanya saat tiba-tiba 3 orang namja bertubuh besar berdiri dihadapannya.
“ Kau yang
bernama Cho Yun Ae? “
“ Nnnnde..
nu.. nuguya? “ Tanya Yun Ae dengan gagap dan mulai takut.
Namja yang
ditengahpun langsung melihat kepada ke2 namja yang berdiri disisi kiri dan
kanannya. Sedangkan Yun Ae yang mulai curiga dan mencium bau yang tidak beres
lantas bersiap-siap untuk kambur. Namun, ke 3 namja kekar itu dengan cepat
mengarahkan saputangan kearah hidung Yun Ae.
“#%$&*!^#&*#)@
“ teriak Yun Ae dan sedetik kemudian terdiam karena obat bius yang sudah
diusapkan kesapu tangan sebelumnya.
Naoumi Hayashi
POV
Seperti pagi
sebelumnya, setelah aku mengunci pintu apartemenku aku kemudian menuju ke
apartement Yun Ae.
Hahh~
entahlah… setelah Yun Ae mengatakan tentang rencana Henry yang akan menikahi
Nami… aku menjadi tidak ada semangat untuk pergi ke kampus dan bertemu dengan
Henry. Bagaimana bisa Henry dengan cepatnya ingin menikah dengan Nami??
Tokk tokk
tokk
“ Yun Ae-ya!
Ppali. Kita berangkat bersama! “
“ Yun Ae-ya!!
HYA!! Kau ingin terlambat eo!! “ ucapku lagi setelah sekian menit Yun Ae tak
keluar juga.
Beberapa kali
aku mengetuk pintu apartement Yun Ae, tapi selama itu pula Yun Ae tidak keluar
juga. Dan ini membuatku sedikit aneh. Biasanya kalau Yun Ae berangkat terlebih
dahulu, dia selalu menempelkan kertas memo di pintunya. Dan pagi ini, dia tidak
menempelkannya. Atau… Yun Ae masih merasa bersalah karena kemarin tanpa sengaja
ia mengatakan rencana Henry padaku.
“ Yun Ae-ya…
nan gwenchana. Kau tak perlu merasa bersalah seperti ini. Dan kau juga jangan
menghindariku seperti ini. Ppaliwa! Keluarlah eo! “
Karena
kata-kataku tidak direspon, aku lantas menghubungi ponsel Yun Ae dan ternyata
aku dihibungkan ke mailbox.
“ Sudahlah…
mungkin Yun Ae sudah berangkat dan lupa menuliskan memo untukku. “
Aku lantas
berjalan menuju kampus. Saat aku sampai di depan Kyungee, aku melihat mobil
Henry yang baru saja terparkir dan tepat saat Henry keluar dari mobil saat itu
juga Nami keluar. Aku hanya bisa diam mematung sembari melihat kemesraaan
mereka.
“ Mungkinkah
Henry-ya sudah melamar Nami-ya? “ gumamku
02:02 PM KST
Akhirnya
semua jam mata kuliahku sudah selesai semua. Setelah memasukkan semua buku-buku
kedalam tas, aku lantas berjalan menuju kelas Yun Ae karena hari ini kami tidak
ada kelas yang sama. Sesampainya disana, aku melihat pintu kelas masih tertutup
dan aku putuskan untuk duduk ditangga samping kelas. Sembari menunggu kelas Yun
Ae selesai, aku terus mencoba mengiriminya SMS. Disaat aku telah mengirim pesan
singkat itu, aku melihat pintu kelas terbuka dan Sungmin seongseonim keluar
diikuti mahasisiwa lain. Mataku terus mencari sosok Yun Ae, tapi hingga
akhirnya aku melihat Henry dan Kyuhyun keluar.
“ Eo…
Kyuhyun-a. ige (TR: ini) “
“ Ige mwo?
(TR: Apa ini?) “
“ Ini
undangan pernikahan untukmu. Jangan lupa datang besok ne. Araci.
Eo.. ige. Kau
berikan pada Yun Ae-ya. Araci? Aku pergi dulu ne. “ ucap Henry kemudian pergi.
Pernikahan?
Jadi… Henry benar sudah melamar Nami dan mereka akan besok. Hahhh~ kenapa
tiba-tiba aku merasakan sesak di dadaku mendengar Henry menikah dengan yeoja
lain?
“ Eo… sejak
kapan kau duduk disana? “ ucap Kyuhyun membuyarkan lamunanku
“ Kebetulan
kau ada disini.
Ige. Kau
berikan pada Yun Ae-ya. “
“ Waeyo?
Kenapa harus aku? Bukankah…
Changkkaman...
Yun Ae-ya, tidak masuk hari ini? “
“ .. Hah!
Kalau masuk, Henry-ya tak mungkin menitipkan undangan untuk Yun Ae-ya ini
padaku. Pasti sekarang sudah diberikan langsung pada Yun Ae-ya. Paboya! “
“ Geureom…
aku fikir Yun Ae-ya masuk karena tadi pagi… “ ucapku menggantung saat menyadari
ada hal yang tidak beres.
Dengan cepat
aku mengambil ponselku dan menghubungi nomor ponsel Yun Ae.
“ Wae? Kenapa
kau terlihat panic eo? “
“ Sejak
kemarin sampai siang ini, aku tidak bertemu dengan Yun Ae-ya. Dan tadi pagi aku
sudah menghubunginya tapi ponselnya tidak ak . . . “
“ Yeobeoseo “ potong seseorang yang mengangkat telfon Yun
Ae.
‘ Suara ini…
‘
“ … A… Appa?
“
“ Ternyata selama kau kabur berbulan-bulan, kau
masih mengenali suara Appa-mu ini, Naumi. “
“ … Ap-pa
Han-guk-e? (TR: Ayah di Korea?) “
“ Kalau Appa tidak dikorea, lantas ponsel siapa ini
yang kau hubungi.
Ckckck… kenapa kau memiliki chingu yang sama
keraskepalanya sepertimu eo?
Naumi-ya!!!!!! Naneun… “
“ Yun Ae-ya!!
HYA YUN AE-YA!! “
“ Ssstttsss… kau tak perlu berteriak seperti itu
Yun Ae-ya.
Dan kau NAOUMI!! Ini akibatnya kau tak mau menuruti
apa kataku!
CEPAT KAU KESINI ATAU CHINGU-MU INI AKAN TERSIKSA! IKUTI
SIGNAL GPS PONSEL INI. KAU AKAN MENEMUKAN CHINGU-MU INI. “ jelas Appa dan langsung
memutus sambungan telfonku.
“ Wae? Yun
Ae-ya WAE? “ ucap Kyuhyun sembari mencengkram kuat kedua bahuku
Aku tau pasti
akan seperti ini jadinya. Sejak awal harusnya aku tidak meragukan Appa dan
lambatlaun Appa pasti menemukanku. Ini tak bisa dibiarkan. Ini semua salahku
dan Yun Ae sama sekali tidak terlibat.
“ HYA! Kau
belum menjawab pertanyaanku! “ cegah Kyuhyun saat aku ingin pergi.
“ Kyuhyun-a,
apa kau membawa mobilmu? “
“ Nde. Tapi
kau belum menjawab per . . . “
“ Tak ada
waktu untuk menjawab pertanyaanmu. Sekarang antarkan aku. Ppali! “
@Pabrik Tua
dikawasan pedesaan
06:15 PM KST
Cho Yun Ae
POV
Ternyata
masih ada Appa yang tega ingin memotong tangan putrinya sendiri hanya untuk
menebus kesalahan yang dilakukan putrinya. CIH! Seharusnya hukum seperti itu di
musnahkan! Yakuza! Kenapa mereka terlahir didunia ini eo!!
“ Hei yeoja!
Masih untuk kau hanya dipukul, bukan dibunuh olehku. Tapi… kau tak perlu
khawatir. Setelah putriku kembali, aku akan segera membunuhmu. Kau harus
membayar semuanya karena kesalahanmu yang
sudah ikut campur dan meracuni pikiran putriku untuk kabur. “
“ Meracuni
pikiran putrimu? CIH! PUTRIMU KABUR ATAS KEMAUANNYA SENDIRI! DAN JIKA KAU
MEMANG BENAR AYAHNYA, SEHARUSNYA KAU TAU PENDERITAAN PUTRIMU YANG DIKUCILKAN
OLEH LINGKUKANNYA SENDIRI KERENA IA TERLAHIR DI KELURGA KETURUNAN YAKUZA!! “
“ BERANINYA
KAU BERKATA SEPERTI ITU PADAKU!! “
PLAAAAAAAKKKKKKKKKKKKK!
“ APPA STOP!!
“ cegah Naoumi yang tiba-tiba datang
“ Yun Ae-ya!
Ndo… HYA!
LEPASKAN! HYA!!! “ brontak Kyuhyun yang tiba-tiba didekap oleh anak buah Appa
Naoumi.
“ Lepaskan
Yun Ae-ya, Appa.
Dia tak tau
menau tentang semuanya. “
“ Kau bilang
melepaskannya?
Itu tak
mungkin, chagi. Dia harus dihukum mati atau pemotongan jari untuk menebus
kesalahannya. “
“ Yun Ae-ya
sama sekali tidak bersalah. Dia hanya membantuku disini. “
“ Justru
karena ia membantumu makadari itu ia harus dihukum. “
“ HYA!! ATAS
DASAR APA KAU INGIN MENGHUKUM YUN AE-YA EO?!!
KAU HARUS
MELEWATI MAYATKU TERLEBIH DAHULU JIKA KAU INGIN MENGHUKUMNYA!! ARASEO!! “
“ … Cih! Kau
tau, apa akibatnya kalau kau berteriak padaku, PIMPINAN YAKUZA? “
“ AKU TIDAK
TAKUT PA . . . “
“ CUKUP!
APPA!
Bebaskan mereka berdua. Mereka tidak tau apapun. “
“ Johayo.
Appa ingin aku kembali ke Jepang kan? Joha. Aku akan menurutinya dan menerima
hukumanku. “
“ Tidak
semudah itu. “
“ CEPAT!
SEKAP MEREKA BERDUA DI RUANGAN DAN KAU NAOUMINYA, IKUT APPA SEKARANG! APPA
INGIN MENGHUKUMU! “
“ Appa! Bebaskan
mereka dulu! Appa! “
Aku hanya
bisa melihat Naoumi diseret paksa oleh Appanya menjauh dan memasuki ruangan.
Sedangkan aku, aku dan Kyuhyun juga di dorong dan di sekap di ruangan yang
kuyakini ini gudang penyimpanan arsip karena aku melihat banyak tumpukkan
berkas dan kertas-kertas tua.
TO BE
CONTINNUED >>>>
Tidak ada komentar :
Posting Komentar