.feed-links {display:none;}
Welcome at My Blog

Juni 27, 2013

Not She #4 [ENDDING]

Not She
#4
[ENDDING]

Cast :
Henry Lau
Naoumi Hayashi (Choi Mun Hye)

Cast Pendukung:
Cho Yun Ae
Cho Kyuhyun

Genre :
Drama, Comedy, and Abal2(?)


Kyuhyun POV
Kalau saja tangan dan kakiku ini tidak diikat, aku bisa memeluk Yun Ae sekarang dan menenangkannya. Sesekali aku melihat Yun Ae yang sejak tadi terus menundukkan kepalanya. Apa dia baik-baik saja?

“ Yun Ae-ya~
Ndo gwenchana eo? “

“ Hm~ nan gwenchanayo. “

“ Lihatlah kemari jika kau memang baik-baik saja! “

“ Ani! “

“ CHO YUN AE! “



Setelah aku bentak, akhirnya dengan perlahan Yun Ae mengangkat kepalanya dan sekilas melihatku. Mataku membulat saat melihat pipi kirinya sembam, kening dan sudut bibirnya yang berdarah. NAPPEUNA!! Berani sekali dia memukul wajah yeojachinguku hingga seperti ini! Ash~! Ini tidak bisa dibiarkan!
Dengan sekuat tenaga, aku kembali mencoba membuka ikatan tali di tanganku ini. Aku terus berusaha dan berusaha hingga aku merasakan 1 ikatan terlah terlepas.

“ Ish! Sial! Kenapa mereka mengikat talinya double? “ grutuku sendiri

“ Kau tak mungkin bisa membuka talinya. Mereka menalinya dengan tali mati dan hanya bisa terlepas jika dipotong. “

“ di-potong? “

Aku kemudian mencari benda tajam disekelilingku, tapi aku tidak menemukan benda tajam apapun. Aku hanya melihat tumpukan kertas tua dan.. changkkaman.. rak buku ini terbuat dari besi. Dan jika aku menggesekan tali ini dengan kuat, pasti akan terputus karena gesekan tali di besi menimbulkan efek panas. Lagian juga tali ini tidak terlalu tebal dan mungkin caraku ini akan berhasil.
Aku lantas menggesekkan tali ikatan ditanganku ini ke besi secara horizontal dan sesekali vertical dengan keras.

“ Argh! “ pekikku kesakitan saat merasakan tali ikatan ini mulai memanas dan menyentuh pergelangan tanganku

“ Kyuhyun-a gwenchana? “

“ Hm~ … sebentar lagi kita akan keluar dari sini. “

Dengan sisah tenaga, aku mulai mempercepat gesekan tali ke besi dan akhirnya usahaku tidak sia-sia. Setelah ikatan tali ditanganku terputus, aku lantas membuka tali di kedua kakiku.

“ Omo~ Kyuhyun-a ndo . . . “

Dengan sigap aku langsung membuka semua ikatan tali di tangan dan kaki Yun Ae kemudian memelukknya dengan erat.


Cho Yun Ae POV
Perasaan takut yang menyelimutiku sejak kemarin hingga saat ini akhirnya menghilang saat Kyuhyun memelukku. Bisaku rasakan air mataku keluar dan membasahi pundak Kyuhyun.

“ Jeon dulyeowoyo~ … hiks hiks… Neomu dulyeowoyo, Kyuhyun-a. (TR: Aku takut~ … sangat takut, Kyuhyun) “

“ Tenanglah… kau tak perlu takut sekarang karena aku sudah ada disini sekarang. Hm~ “ ucap Kyuhyun kemudian melepas pelukkannya.

Hangat sekaligus perih. Itu yang aku rasakan dari kedua tangan Kyuhyun yang menempel di kedua pipiku.

“ Sudut bibirmu berdarah. I gotongeun mueosibnika? (TR: Apa ini sakit?) “

“ Hm~ appeuda hiks hiks hiks… “

Dengan sekejab, Kyuhyun menempelkan bibirnya di sudut bibirku yang berdarah kemudian menghisap darah yang keluar. Sedangkan aku hanya bisa terdiam.

“ Sekarang sudah berhenti. Apa merasa lebih baik? “

“ Hm~ geuraeseo… masih sedikit perih. “

“ Ara. Gwenchana hm~. Setidaknya darahnya sudah berhenti keluar. “

“ Hm~ gomawo. “

“ Hm.
Eo… kau jangan berfikir kalau itu ciuman. Aku hanya menghentikan pendarahan di bibirmu agar kau tak merasa pusing karena darahmu banyak keluar. “

“ Araseo~ siapa juga yang berfikir kalau ini ciuman. “ bantahku.

“ Baguslah kalau begitu. “
“ Haahhh~ sekarang berfikir cara untuk kita keluar dari sini.
Haasshhh~ kenapa hanya ada pintu? Jendelapun berukuran kecil. Ash~! “ grutu Kyuhyun sembari melihat keseluruh ruangan.

Tiba-tiba saja aku mendengar suara kunci terbuka dan disaat itu Kyuhyun dengan sigap menyembunyikanku di balik tubuhnya.

“ Eo.. Naoumi-ya~ “ ucapku saat aku berhasil mengintip. Tapi saat aku ingin keluar dari balik punggung Kyuhyun, Kyuhyun tidak mengijinkanku.

“ Kau masih punya muka bertemu dengan Yun Ae-ya setelah semua ini terjadi eo?! Kau tak lihat wajah Yun Ae-ya yang luka karena siksaan Appa-mu hah?!! “

“ … Atas nama Appa-ku… mianhae. Jeongmal mianhaeyo~ “

“ Kyuhyun-a, ndo . . . “

“ Mianhae?! Setelah kejadian ini kau hanya bisa mengucapkan kata MIANHAE! “

“ Araseo, Kyuhyun-a. dan… Yun Ae-ya.. tak seharusnya aku melibatkanmu dalam urusanku ini sejak awal. Karena aku kau jadi seperti ini. Aku tak tau lagi harus berkata apa. Aku tau kalau kata MIAN tidaklah berarti sekarang. Tapi untuk saat ini, aku hanya bisa mengucapkan kata MIAN. “

“ Geuraeseo… ada 1 hal yang bisa kau lakukan.
PPALI KKA! Kau bisa pergi dari kehidupan Yun Ae-ya. “

“ …Araseo. Nan kka (TR: Aku mengerti. Aku pergi). “

“ Naoumi-ya~ “ lirihku diikuti setetes air mataku yang jatuh..

Aku melihat Naoumi mulai menitihkan air matanya dan tetap tak ingin melihat kearahku.

“ Kalian bedua bisa pulang sekarang. Dan kau Kyuhyun-a… jaga Yun Ae-ya dengan baik. Dia satu-satunya temanku. “

“ Tanpa kau suruhpun aku sudah menjaganya sejak dulu. “
“ Kkaja.. kita pulang. “ sambung Kyuhyun kemudian menggenggam tanganku melewati Naoumi.

“ Naoumi-ya~ “ panggilku dan Naoumi melihatku dengan berlinang air mata.
“ Ikutlah bersama kami. “

“ Yun Ae-ya.. kkaja! “ ucap Kyuhyun sembari tetap menyeretku

“ Naneun gwenchana.
Gomawo… kau sudah menjadi teman terbaikku. Annyeong~ “

“ Naoumi-ya~~ Andwae!! “
“ Kyuhyun-a Jebalyo~ lepaskan aku. Ppaliwa! “

“ Andwae! Masuk! “ tegas Kyuhyun dan langsung memasukkanku kedalam mobil serta memasangkanku sabuk pengaman.

Aku melihat Naoumi keluar dari gedung dan melambaikan tangannya kearahku. Sedangkan aku hanya bisa melihatnya dari balik kaca mobil. Kyuhyun kemudian memutar balik mobilnya dan mulai meninggalkan gedung. Ku putuskan untuk melihat kebelakang dan Naoumi masih melambaikan tangannya. Namun bebera detik kemudian, aku melihat Naoumi dipaksa masuk kedalam gedung oleh anak buah appanya.

‘ Aku harap tidak terjadi sesuatu padamu, Naoumi-ya. Dan aku harap hukaman pemotongan jari itu tidak kau lakukan. ‘


Naoumi Hayashi POV

“ Watashi o oriru! Watahsi wa ima… watashi o hanarete ike to itta nda!! (TR : Lepaskan aku! Aku bilang… lepaskan aku sekarang!!) “ perintahku dan kemudian mereka berdua melepaskan gengaman mereka dari pergelangan tanganku.

Setelah memasuki sebuah ruangan, lagi-lagi anak buah appa memaksaku untuk duduk dan berdiri tegap di kedua sisiku. Aku meliaht 1 orang suruhan appa membawa pedang samurai lalu meletakkannya di meja tepat dihadapanku.

“ Kau pasti mengerti konsekuensi atas tindakkanmu ini, Naoumi? “ ingat Appa sembari memegang samurai.

“ … Wakarimashita (TR: Aku mengerti) “

“ Jadi… kau sudah siap kehilangan jari-jarimu? “

Sekilas aku menghembuskan nafas berat sembari memejamkan kedua mataku. Beberapa detik kemudian, perlahan aku meletakan tanganku di atas meja.

‘ ini konsekuensiku… dan aku tak pernah menyesali tindakkan yang sudah aku buat… selama aku mencintai Henry-ya. Tapi, itu semua sudah tidak berarti lagi buatku. Henry-ya akan hidup bahagia setelah hari ini.
Henry-ya… annyeong~ (TR: Goodbye~) ‘
“ Aku siap, Appa. “ ucapku dengan ragu


>>>> PAGI HARINYA <<<<

8:03 AM KST

Kyuhyun POV
Setelah selesai membasuh luka di kedua pergelangan tanganku, aku lantas membalut perban sebelum memberikan sale poles untuk menghilangkan rasa perih.

Ting tong… ting tong…

Mendengar bel apartementku berbunyi, aku kemudian berjalan kearah pintu dan melihat sekilas siapa yang menekan bel apartement dari monitor kecil yang aku pasang di dekat pintu.

“ Annyeonghaseo… ini pesanan Cho Kyuhyun-ssi. Silahkan tandatangan disini sebagai bukti. “

“ Eo nde~ “ ucapku dan kemudian memberikan uang untuk membayar makanan yang aku pesan setelah itu kembali masuk kedalam.

Pertama, aku meletakan semua makanan pesananku itu kepiring dan menata piring2 itu di meja makan. Sebenarnya aku bisa masak, tapi khusus hari ini aku tak ingin membuat sarapan dan meracuninya karena masakanku yang pas-pasan.
Setelah melihat meja makan sudah rapi, aku lantas berjalan menuju kamarku. Aku melihat dia masih berbaring diatas ranjangku. Ku putuskan untuk duduk disampingnya sembari menunggu dia bangun dengan sendirinya.

“ Mianhae~ … kalau saja aku datang lebih cepat, mungkin wajahmu tak akan terluka seperti ini, Yun Ae-ya. “ lirihku. Aku kemudian menyandarkan punggungku ke headboard.


Cho Yun Ae POV
Aku merasakan sebongkah cahaya menyorot ke wajahku. Perlahan aku memuka kedua mataku dan membenarkan pandanganku yang semula buram. Aku sedikit terkejut saat menyadari aku sedang berbaring di ranjang dan ini bukan kamarku.

“ Nan eodi? (TR: Aku dimana? “

“ … Eo.. kau sudah bangun. “

“ .. Kyu… Kyuhyun-a?  ke… kenapa aku.. dan dimana aku sekarang?
Dan… “
“ HYA! KENAPA AKU DAN KAU DI RANJANG YANG SAMA EO?! MWOYAJISA? “ sambungku dan langsung mengubah posisiku menjadi duduk.

“ … hya hya hya! … asshh~ kenapa kau mengajukan pertanyaan yang banyak sekali padaku eo? “

“ JAWAB!! “

“ Araseo araseo. Kau tak perlu berteriak sekeras itu. Untung saja apartement ini kedap suara. Jadi penghuni lain tidak mendengar teriakkanmu. “

“ Mwo? .. apar-tement? “

“ Hm~ ini apartementku.
Semalam saat dalam perjalanan ke Seoul, kau tertidur nyenyak. Aku tak tega membangunkanmu hanya untuk menanyakan dimana alamat apartementmu yang baru. Jadi aku membawamu ke apartementku. Tadinya aku mau memulangkanmu ke rumah orangtuamu, tapi aku tak tega saat mereka melihat putri satu-satunya pulang dengan wajah sembam seperti itu. “ jelas Kyuhyun panjang lebar.

Perjalanan ke Seoul? … abata… aku ingat sekarang. Aku disekap oleh  Appa Naoum di sebuah gudang yang letaknya di luar daerah Seoul.

“ Eo… aku sudah menyiapkan makanan untuk kita sarapan. Cuci muka dan gosok gigimu, setelah itu makan bersama. “ sambung Kyuhyun kemudian keluar dari kamar.

“ Makanan untuk kita sarapan? Makan bersama??
Kenapa bahasanya seformal itu? Hhaasshh~ “


Author POV
Setelah Yun Ae mencuci muka dan gosok gigi, dia kemudian keluar kamar dan melihat Kyuhyun sudah duduk di meja makan.

“ Ppaliwa~ “ suruh Kyuhyun

Yun Ae lantas duduk disebrang meja di depan Kyuhyun dan sekilas menatap takjub semua hidangan yang ada di meja makan.

“ Kkaja! Kita sarapan! “ antusias Kyuhyun kemudian mulai memakan makanannya dan disusul oleh Yun Ae.

Pagi ini mereka hanya sarapan dalam diam. Tanpa adanya topic pembicaraan saat mereka berdua menyantap makanan. Tapi setelahnya, ponsel Kyuhyun berdering. Sekilas Kyuhyun melihat siapa yang menelfon kemudian mengangkat telfonnya.

“ Nde Henry-ya? “
“ … Nan abata (TR: Aku lupa) mianhae..
“ Eo Henry-ya… hmmm~ … sepertinya aku dan… Yun Ae-ya.. tidak bisa menghadiri pernikahanmu pagi ini. “ melihat namanyanya disebut, Yun Ae lantas melihat kearah Kyuhyun. Begitu juga sebaliknya.
“ … Eobseoyo (TR: Tidak ada). Kami tidak bisa hadir karena… kami sedikit mengalami kecelakaan. “
“ Ah~ … aniya. Kami baik-baik saja. Tidak ada luka serius. “
“ Hm~ … mianhaeyo “
“ Hm~ .. annyeong~ “ ucap Kyuhyun kemudian menutup telfon-nya


Cho Yun Ae POV
Berbagai pertanyaan timbul saat aku mendengar percakapan telfon antara Kyuhyun dan Henry. Pernikahan? Henry akan menikah? Tapi dengan siapa? Naoumi kah? Tapi itu mana mungkin, Naoumi tak ingin perasaannya diketahui oleh Henry. Maka dari itu, Naoumi menyampaikannya melalui kue Mochi yang ia buat untuk Henry. Jika bukan Naoumi, mungkin kah… Nami seongseonim? Dan jika benar… kenapa mereka menikah secepat ini jika dilihat mereka baru beberapa bulan berpacaran? Naoumi… aku harus menemuinya dan memberitahukan pernikahan Henry.
Aku lantas menaruh sendokku dan berlari kekamar untuk mencari ponselku. Aku terus mencari di meja, laci, dibawah ranjang, tapi hasilnya NIHIL. Aku tak menemukan ponselku. Changkkaman… ponselku… bukankah ponselku sudah dibanting hancur oleh Appa Naoumi disaat aku bersikeras tidak mau mengatakan keberadaan Naoumi padanya. Hhhhaasshhh~ pabo-ya! Aku harus menghubungi Naoumi dengan cara apa???

“ Kau mencari sesuatu? “ seru Kyuhyun sedikit mengagetkanku.

Kalau aku pinjam ponsel Kyuhyun, percuma… aku tidak hafal nomer ponsel Naoumi yang ia gunakan selama di korea ini. Hhhaaasshhhh~ berfikir berfikir berfikir Cho Yun Ae!!! Ppaliwa!
Eo… aku menulisnya di buku telfon. Ya… aku menulis nomer Naoumi yang baru di buku telfon. Itu berarti aku harus pulang ke Apartementku.

“ Kau mau kemana? Kenapa tergesa-gesa seperti itu? “ cegah Kyuhyun saat aku keluar dari kamar.

“ .. Eo… pernikahan Henry-ya… kapan pernikahan itu berlangsung? “

“ Wae?
Jam… 10 pagi ini. “

Sekilas aku melihat jam dinding yang menunjukkan jam 8.15 dan itu berarti aku harus bergegas untuk memberitahukan pernikahan Henry pada Naoumi. Aku lantas melewati Kyuhyun dan menuju pintu depan. Tepat disaat aku membuka pintu, Kyuhyun kembali mencegahku.

“ Katakan yang sebenarnya. Kenapa kau terlihat panic seperti ini eo? ‘

“ Kyuhyun-a… aku harus bergegas mencari Naoumi un . . . “

“ Naoumi-ya?! …. Hahhh~ HYA CHO YUN AE! Setelah kejadian kemarin kau masih memperdulikan anak yakuza itu eo?! Kau tak ingat perbuatan Appa-nya yang sudah membuat wajahmu sembab seperti ini hah?! “

“ .. Aku tak mungkin lupa kejadian kemarin.
Tapi sekarang ini.. aku harus memberitahukan kabar pernikahan Henry-ya pada Naoumi. “

“ … Untuk apa? Dia sudah tau. “

Jadi… naoumi sudah tau. Pasti saat ini perasaannya hancur mendengar berita pernikahan Henry dan pasti ia merasa usahanya membuat kue mochi untuk Henry itu sia-sia. Aigo~ kenapa seperti ini? Andwae! Henry tidak boleh menikah dengan Nami! Kalau Naoumi tidak ingin Henry mengetahui perasaannya, biar aku yang mengatakannya pada Henry.
Dengan cepat aku langsung keluar dari apartement Kyuhyun dan bergegas masuk kedalam lift yang masih terbuka. Melihat Kyuhyun berlari kearahku, aku kemudian langsung menekan tombol penutup pintu lift sebelum Kyuhyun sampai.

“ Hhhaasshhh~ “ desisku saat merasakan sakit di pergelangan kaki dan tanganku. Mungkin ini efek dari ikatan tali yang melilit pergelanganku.

Begitu pintu lift terbuka, aku langsung berlari dengan pincang menuju keluar gedung dan kemudian menstop taxi yang kebetulan melintas didepanku. Selama dalam perjalanan, aku terus merasakan gelisah. Pemotongan jari… mungkinkah itu akan terjadi pada Naoumi? Semoga tidak.

“ Ajjusi… mianhae… bisakah ajjusi menunggu sebentar disini? Aku akan masuk kedalam dan setelah itu ajjusi antarkan aku lagi. “ tanyaku saat taxinya sudah berhenti di depan gedung apartementku.

“ Nde. Araseumnida, agashi. “

“ Gamsahabnida~ “ ucapku setelah itu turun dari taxi dan berlari masuk kedalam gedung apartement

Tanpa membuang banyak waktu, begitu sampai didepan pintu apartementku, aku lantas masuk dan mencari buku telfon di laci meja TV. Setelah dapat, aku lantas menyobek 1 lembar kerlas yang bertuliskan nomer ponsel Naoumi. Tepat disaat aku kembuka pintu, aku menyadari ada 2 amplop yang tergeletak di lantai. Aku lantas memungut ke 2 amplop dan mebuka 1 amplop yang ada namaku.

Dear Cho Yun Ae… Nae Chingu
Mianhae… mianhae… jeongmal mianhae…
Pasti kau sekarang membenciku setelah kejadian kemarin.
Mungkin saat kau membaca suratku ini, aku sudah dalam perjalanan menuju bandara untuk kembali ke Jepang. Mianhae.. kalau aku tidak berpamitan langsung padamu.

Hmm~ Apa kau masih mengkhawatirkanku? Naneun gwenchana.. kau tak perlu mengkhawatirkanku. Dan aku ingin menyampaikan beberapa hal padamu.
Gomawoyo.. kau telah menjadi chingu yang baik untukku selama ini. Kau tlah mengajariku cara hidup mandiri dan benar selama di Korea. Kau juga sudah mengajariku bekerja untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Kau juga sudah bersedia mendengarkan keluh kesahku sampai perasaanku pada Henry-ya.
Eo.. mengenai Henry-ya… aku sudah mendengar Pernikahannya dengan Nami-ya. Sakit dan hancur, itulah perasaanku saat mengetahui Henry-ya akan menikah. Tapi, aku mencoba untuk tidak memikirkannya dan menghapus perasaanku yang entah sejak kapan aku rasakan. Kalau kau berfikir usahaku untuk membuat kue mochi untuk Henry-ya itu sia-sia.. kau salah Yun Ae-ya. Itu sama sekali tidak sia-sia. Setidaknya saat pertama kali aku melihatnya memakan kue mochi buatanku, dia tersenyum sembari memakan kue mochi. Melihatnya tersenyum saat memakan kue mochi buatanku itu sudah lebih dari cukup.

Yun Ae-ya… aku harus pergi sekarang… pesawatku akan berangkat jam 10.15.
Sekali lagi… gamsahabnida…

NB:
Tolong berikan amplop tanpa nama ini pada Henry-ya.

By Naoumi Hayashi

Tanpa terasa air mataku mengalir saat membaca surat dari Naoumi ini.


09:02 AM KST

Henry POV
Ish! Kenapa aku segugup ini menjelang pernikahanku dengan Nami? Semoga semuanya berjalan lancar.
Aneh memang, jika kami melangsungkan pernikahan padahal kami baru berpacaran beberapa bulan. Nado molla… saat pertama kali Nami memperhatikanku setiap perlajaran olahraga berlangsung, semakin lama aku merasakan hal yang sama saat aku bertemu Hyun Mi pertama kali. Jantung berdebar dan ingin mengenal lebih itu muncul. Tapi tak aku sangka nami memiliki perasaan yang sama sepertiku. Walaupun Nami tak langsung mengungkapkannya dan hanya melalui kiriman kue mochi.

“ Joha… make-up sudah selesai. Kau hanya perlu menata perasaanmu agar tak gugup saat di Altar nanti. “ ucap sang penata make-up

“ Hm~ gomabseumnida, agashi. “

“ Ne, cheonmaneyo. Ingat, jangan keluar dan menemui mempelai wanita. Araci?
Aku pergi dulu. “

“ Araseo. “ jawabku mengerti.

Setelah beberapa menit terdiam, tiba-tiba saja ponselku berdering. Aku melihat dilayar ada 1 pesan masuk.

From Nami chagiya

Henry-ya, bisa kau datang keruang sebelah. Ada sesuatu yang ingin aku berikan padamu.
Ppaliwa ne~


@Nami’s Room

“ Waeyo? “ ucapku saat setelah Nami memperbolehkanku masuk.

“ Duduklah disini… aku ingin memberimu sesuatu. “ perintahnya dan aku langsung duduk di sampingnya.

Sekilas aku terhipnotis dengan penampilan Nami yang menggunakan gaun pengantin berwarna pink. Aku terus memperhatikan penampilannya sebelum akhirnya Nami menyuruhku untuk mencicipi hidangan yang ia buat.

“ Igon (TR: ini)… “

“ Kue mochi?? “

“ Hm~
Cicipilah~ “

Beberapa detik aku melihat detail kue Mochi yang dibuat oleh Nami, tapi… tepat disaat aku menggigit kue mocha itu.. rasa dari kue mocha itu berbeda dengan yang sebelumnya. 180 drajat berbeda.

“ Waeyo? Tidak enak kah? “

“ .. ah.. aniya..
Hanya saja… kenapa rasanya berbeda dengan kue mochi yang sering kau berikan padaku? “

“ .. Jin.. jinjayo?
Aha.. itu.. mungkin.. hmm~ … “

“ Waeyo? … kenapa kau terlihat gugup?
Apa ada yang kau sembunyikan? “

“ … hah?? .. eo aniya..
Tidak ada.. yang aku sem . . . “

“ BOHONG!! “ potong seseorang.

Aku lantas melihat kearah sumber suara itu dan aku mendapati Yun Ae berdiri dengan masih menggunakan piyamanya. Kenapa dia datang dengan dandanan seperti ini eo? Tapi… bukankah tadi Kyuhyun mengatakan kalian mereka berdua tidak jadi datang.

“ Seoseonim… tidak seharusnya seongseonim membohongi Henry-ya seperti ini.
Ah salah… seharusnya aku tidak memanggilmu seongseonim mengingat bahwa kita seumuran.
Joha.. aku tidak memiliki banyak waktu. Kau! Nami-ya.. kau ingin aku menceritakan semuanya atau kau menceritakannya sendiri? “

“ Apa yang kau maksud, Yun Ae-ya? “

“ Cih! Aku tidak menyangka kalau sifat aslimu seperti ini. PEMBOHONG!! “

“ Hya! Kalian berdua sebenarnya sedang membicarakan apa eo? Dan kau Yun Ae-ya, apa maksudmu mengatakan kalau Nami-ya pembohong? “

“ … Henry-ya… sebenarnya.. bukan wanita ini… bukan wanita ini yang kau cintai.
Kau salah mencintai orang! “

“ Ap.. apa yang kau katakan? “


Author POV
Kyuhyun yang semula ingin membuka pintu, tiba-tiba saja menurungkan niatnya saat mendengar perkataan Yun Ae.

“ Bukan wanita ini yang kau cintai… apa maksud perkataan Yun Ae-ya itu?
Mungkinkah Yun Ae-ya mencintai Henry-ya selama ini? Dan… mungkinkah ini alasan Yun Ae-ya tidak memberikan jawaban atas pernyataanku? “ lirih Kyu dengan lemas dan pergi menjauh.

Sedangkan didalam ruangan, Henry menatap kedua yeoja disampingny itu dengan bingung. Nami yang semula mencoba terlihat tenang, kembali terlihat gugup.

“ Aku tau kau melihatnya menaruh kue mochi di meja Henry-ya. “

‘ Yun Ae-ya melihatku… bagaimana bisa.
Kalau aku mengatakan sebenarnya aku pernah beberapa kali memergoki Mun Hye-ya meletakkan kue mochi di meja Henry-ya… mungkinkah pernikahanku akan batal?
Hah~ andwae! Aku tidak akan pernah memeritahukan yang sebenarnya. Memang benar pada awalnya aku ingin mengatakan sejujurnya pada Henry-ya kalau bukan aku yang memberikan kue mochi itu hampir tempo hari. Tapi… saat aku bersama Henry-ya, aku merasa nyaman dan mungkin aku… mulai menyukai namja ini. ‘ ucap Nami dalam hati
“ Apa yang sedang kau katakan Yun Ae-ya? Aku tidak mengerti ucapanmu. “

“ Hah!! Sudahlah… aku tidak ingin berbicara dengan PE-NI-PU. “
“ Dan kau Henry-ya.. ikut aku sekarang. Aku akan membawamu pada yeoja yang selama ini memberimu kue mochi. “ sambung Yun Ae dan tepat disaat Yun Ae menarik tangan Henry, Henry dengan kasar menepisnya.

“ Ikut denganmu?! Membawaku pada yeoja yang selama ini memberiku kue mochi?!
HYA CHO YUN AE! Kau lupa atau BODOH hah?! Hari ini aku menikah dengan yeoja itu! Dan kau… KAU TIBA-TIBA DATANG DAN INGIN MENGHANCURKAN SEMUANYA! “

“ KAU YANG BODOH!! KAU YANG BODOH KARENA KETIDAKPEKAANMU!! “
“ APA KAU TIDAK MENGERTI DENGAN INISIAL NAMA YANG MEMBERIMU KUE MOCHI?! “

“ Aku Mengerti dengan inisial itu. NM… Na Mi. “

“ Mwo? NM?
Kau salah membaca inisial itu. Kau tak melihat ada lingkaran ditengahnya. Lingkaran yang menggambarkan wajah sedang tersenyum.. “

Sejenak Henry terdiam dan mencoba mengingat kembali memo yang ditinggal oleh sang pemberi kue mochi itu.

“ Ini…
Bacalah surat darinya. “

Ragu… Namun Henry perlahan mengambil surat itu dari tangan Yun Ae dan membukanya.


Dear Henry
Hi…
Henry.. walaupun kita di kelas tidak saling berbicara, atau bisa dikatakan jarang berbicara, tapi… perlu kau ketahui.. aku menyukaimu saat aku mengikutimu sampai pemakaman. Sejak saat itu hatiku  mulai tersentuh dengan sikapmu dan… bersalah telah mengataimu sebagai namja yang tidak memiliki perasaan.
Betapa beruntungnya yeojachingumu itu, memiliki namjachingu yang setia sepertimu. Tapi… saat aku mendengar kau menikah, aku lega. Karena hatimu mulai terbuka kembali dan tidak berlarut-larut dengan bayangan yeojachingumu yang sudah tenang didunia sana.
Bagaimana kue mochi yang aku buat?
Jika rasanya terlalu aneh atau tidak enak, maaf. Aku sudah berusaha membuat kue mochi sebisaku. Awalnya aku mencari resep kue mochi lewat internet, tapi aku gagal. Akhirnya aku berusaha lagi membuat kue mochi sendiri. Semoga saja rasanya enak.


“ by NJM “ lirih Henry membaca inisial nama dari pengirim surat.

Sejenak Henry terdiam dan mencoba mengingat kembali memo yang terakhir ia liat. Nama inisial itu sama dengan surat ini. Sekilas bayangan Mun Hye yang berteriak dengan semangat saat Henry menyapa kelas itu muncul.

‘ aku akan semangat mendengarmu mengajar…
Mun Hye-ya… saat aku menyapa kelas, dia semangat sekali menjawabnya. Mungkinkah… mungkinkah yeoja itu.. tapi… itu tidak mungkin. Mun Hye.. sedangkan di nemo itu inisial namanya  . . . ‘ pikir Henry terpotong saat Yun Ae berbicara

“ NJM… Naoumi… arti muka tersenyum itu sebenarnya adalah huruf O dan nama Mun Hye bukanlah nama aslinya. Naoumi Hayashi… itu nama asli Mun Hye-ya. “

“ Na-ou-mi… NOM… “
‘ Kenapa aku baru menyadari ini? Apa yang harus aku lakukan?
Hyun Mi-ya… aku harus bagaimana? Aku menyukai Nami-ya karena kue mochi itu rasanya sama persis dengan kue mochi yang kau buat. Tapi… kenapa kebenaran ini terkuak sekarang saat aku ingin menikah dengan Nami-ya?
Hyun Mi-ya… apa yang harus aku lakukan? “

Selang beberapa detik, tiba-tiba jantung Henry berdetak kencang saat Henry menyebut nama Mun Hye. Henry perlahan memegang dada kirinya.

‘ eo… debaran jantung ini… aku juga merasakannya saat aku menyebut nama Hyun Mi-ya. ‘

“ Yeongseohamnida…
Silahkan mempelai wanita untuk segera menuju altar. “ ucap pelayan WO dari balik pintu.

“ Henry-ya,,, ini sudah saatnya. “ seru nami dan memegang tangan Henry.

“ Henry-ya… dengarkan kata hatimu.
Naoumi… dia sekarang sedang dibandara untuk pulang ke Jepang dan melaksanakan… hukumannya. “

“ Mwo? Apa maksud ucapanmu? “

“ … Naoumi-ya… sebenarnya dia adalah anak dari keluarga Yakuza. Dia melarikan diri dari Jepang dan menetap di Korea karena terintimidasi dengan status keluarga Yakuza yang ia sandang. Karena kaburnya Naoumi-ya ke Korea itu… dia harus menjalankan hukuman… pemotongan jari untuk menebus kesalahannya yang sudah menentang perintah Appanya agar tidak keluar dari jepang. “
“ Pesawatnya akan berangkat jam 10.15 “ sambung Yun Ae.

Nami yang sedari tadi menggenggam tangan Henry perlahan mengajak Henry into jalan keluar ruangan. Henry yang masih bimbang dengan perasaanya hanya berjaln lemas mengikuti langkah nami. Sedangkan Yun Ae hanya diam pasrah melihat Henry berjalan keluar ruangan. Tepat di depan pintu gedung tempat upacara pernikahan, Henry tiba-tiba melepaskan pegangan tangan Nami.

“ Nami-ya… mianhaeyo… pernikahan kita terpaksa dibatalkan. “

“ Henry-ya~… “

“ Jeongmal mianhaeyo~
Seharusnya aku tidak langsung menyimpulkan inisial nama itu adalah inisial namamu. Dan setelah aku fikir, isi memo itu kontras denganmu. Ada kalimat yang aku sadari. Di dalam memo itu, si pemberi kue mochi itu mengatakan akan bersemangat mendengarkanku mengajar.. dan ditepat disaat aku masuk kedalam kelas dan menyapa semua anak-anak… Mun… Mun hye-ya yang paling bersemangat menjawab sapaanku dan ia juga sangat berkonsentrasi mendengarkanku saat aku mengajar.
Nami-ya, mianhaeyo…
Aaku harus pergi sekarang~ “ jelas henry dan langsung pergi meninggalkan Nami yang berdiri didepan pintu dengan berlinangan air mata.

“ Sakit bukan rasanya ditinggalkan oleh seseorang yang kita cintai. Perasaanmu sekarang juga Mun Hye-ya rasakan saat dia mendengar kalian akan menikah. Sejak awal ini memang sudah salah… dan kau membiarkannya. Padaakhirnya kau juga yang sakit.
Jika sejak awal kau mengatakan sebenarnya, ini tidak akan terjadi. “ ucap Yun ae dengan nada sinis disaat Yun Ae berdiri tepat disamping Nami.

Seketika disaat itu tubub Nami ambruk duduk dilantai dengan air mata yang masih mengalir dari kelopak matanya. Sedangkan Yun Ae, dengan perasaan yang mulai iba melihat Nami, lantas meninggalkannya seorang diri dan mengejar Henry. Disaat Yun Ae menuruni anak tangga, Yun Ae melihat mobil Henry melaju cepat keluar gedung. Perlahan langkah Yun Ae melemah dan berhenti, kemudian Yun Ae mulai tersenyum kecil saat mobil Henry hilang dari pandangannya.

“ Semoga kau tidak terlambat, Henry-ya. “ lirih Yun Ae.

Dan tepat disaat Yun Ae membalikkan badannya, Yun Ae samar-samar melihat Kyuhyun sedang berdiam diri didalam mobil.

“ Bukankah… yang didalam mobil itu Kyuhyun-a???
Kebetulan sekali dia ada disini. Dia bisa mengantarkanku ke Bandara untuk memastikan Henry-ya bertemu dengan Naoumi. Iya… betul betul betul (Author: knp jd ikt2an upin ipin? O.O)

Yun Ae lantas berlari kecil menghampiri mobil Kyuhyun. 1 kali ketukkan kaca, Kyuhyun tidak mendengarkannya.

Tok tok tokk

“ KYUHYUN!!!! HYA CHO KYUHYUN!!! “ teriak Yun Ae dari luar tapi sang pemilik mobil masih bergutat dengan pikirannya.

Geram, akhirnya Yun Ae pindah kesamping pintu Kyuhyun. 1 kali ketukkan kaca, Kyuhyun tetap tidak bergeming dan masih sibuk memandangi iPhonenya. Dan saat Yun Ae ingin mengetuk kaca lagi, Yun Ae tak sengaja melihat wallpaper iPhone Kyuhyun. Sedikit samar, Yun Ae lantas mendekatkan wajahnya ke kaca.

“ Itu… foto itu kan… fotoku waktu SD dulu..
Dan itu… Haasshh! Memalukan sekali!! Awas saja kau EVIL!! “

TOK TOK TOKKKKK

“ CHO KYUHYUN!!!! ASH!!
HYA!! CHO KYUHYUN!! EVILLLL!!! “ teriak Yun Ae lagi dengan geram dan akhirnya sang pemilik nama dengan tampang kagetnya melihat kearah Yun Ae.

Yun Ae kemudian memberikan isyarat untuk Kyuhyun agar membukakan pintu sebrang dan dengan tampang innocent, Kyuhyun mengerti isyarat itu dan membukakan kunci pintu dari dalam. Dengan masih suasana kesal, Yun Ae kembali lagi kepintu sebrang dan langsung masuk kedalam mobil.

“ Mm.. mwo?
Ke..Kee.. ke.. kenapa wajahmu terlihat kesal eo?
A~ Kau.. kau sudah lama diluar? “ gugup Kyuhyun dan kemudian dengan terburu-buru memasukkan iPhonenya ke saku jas.

Yun Ae yang melihat gerak gerik Kyuhyun langsung menyambar iPhone Kyuhyun dan menggeser lock dan terpampanglah foto Yun Ae kecil yang sedang mencium pipi Kyuhyun kecil. Kyuhyun yang melihat wajah kesal Yun Ae hanya bisa diam bingung.

“ Ini!! Foto ini bukannya  diambil dengan camera nae eomma?!! Sejak kapan kau menyimpannya eo?!! “

“ .. Yun  . . . “

“ Dan untuk apa kau memakai foto ini sebagai wallpaper iPhonemu eo?! Dan ke . . . “

“ Tak bisa kau memberi jeda untukku menjawab semua pertanyaanmu?!!  “ bentak Kyu dan Yun Ae langsung tutup mulut
“ hahhh! … jawabanku simple. Bukankah aku pernah menyatakan perasaanku saat dirumah sakit padamu. Itulah jawaban dari semua pertanyaanmu! “

“ … Jadi… kata-katamu itu… kau serius menyukaiku sejak kita masih duduk di bangku SD? “

“ Memang kapan aku tidak pernah serius denganmu hah?! “

“ … Hah?! Cih!
HYA!! Kau memang sejak dulu selalu menjailiku. Kau tidak merasa eo. “

“ .. itu.. itu karena aku tidak ada objek lain. Kau dulu sangat cengeng. Maka dari itu aku suka menjailimu. “

“ Objek?
Hhasshhh jinja jinja…
Aku mengerti sekarang. Pantas saja derus dengan senaknya kau mengambil bekal makan siangku sampai aku menangis kau juga tak memberikannya. Dan karena kejailanmu, aku yang harus minta maaf. Kalau bukan nae eomma yang menyuruhku untuk mencium pipimu sebagai tanda maafku, AKU TIDAK AKAN MENCIUM PIPI LABUMU!! “

“ .. Omo~ … kau masih mengingat kejadian itu sampai sekarang? Aku kira kau sudah lupa. “

“ aku tak akan pernah lupa kejadian memalukan itu. Masa yeoja cium pipi namja. ish! “ gumam Yun Ae dengan lirih kemudian menghadap kedepan. Kyuhyun yang mendengarnya hanya tersenyum.
“ Omo!! Abata~ … Antarkan aku ke bandara sekarang! Ppaliwa! “

“ Bandara? Untuk apa? “

“ Haasshh! Akan aku jelaskan saat dalam perjalanan. Ppaliwaa!! Ppali ppali ppali!! “

Dengan tidak mengerti, Kyuhyun lantas menuruti permintaan Yun Ae untuk menuju ke Bandara.


@Incheon Airport

Sesampainya didepan pintu masuk bandara, Henry lantas memarkirkan mobilnya dan langsung berlari kedalam. Pandangannya terus melihat kesekeliling sembari tetap berlari pelan. Diputuskannya Henry untuk melihat jadwal keberangkatan Jepang di papan keberangkatan. Dan tepat disaat Henry melihat kearah jam terbang pesawat, wajah Henry langsung terlihat lelah.

“ Terlambat. Pesawatnya sudah terbang. “ lirih Henry kemudian dengan tubuh lemas, Henry lantas berjalan menuju pintu keluar.
‘ Hyun Mi-ya… aku kehilangannya. Dia sudah pergi. Aku harus bagaimana? ‘

Brukkkk

“ A yeongseohamnida~ aku tidak melihatmu. “ maaf Henry dan membantu yeoja itu merapikan kertas yang berserakkan.

“ Eo… Hen…Henry-ya? “

Mendengar namanya disebut, Henry lantas terdiam dan melihat kertas yang dipegangnya berisi surat kepindahan dengan nama mahasiswi Naoumi Hayashi. Dengan cepat Henry melihat kedepan dan benar… dia adalah Naoumi Hayashi.

“ Sedang apa kau di Ban . . . “ ucapan Naoumi terpotong tatkala Henry dengan tiba-tiba memeluknya.
“ Henry-ya~ “

“ Kenapa kau baru mengatakannya tepat di hari pernikahanku? Kenapa kau baru mengatakan sejujurnya? “

“ … Henry-ya.. “ Naoumi lantas melepaskan pelukkan Henry
“ Mianhaeyo… Tapi jika aku jujur mengenai identitasku yang sebenarnya, aku takut kejadian yang sama seperti di universitasku dulu terulang lagi. “

“ Identitas sebenarnya?
Bukan itu yang aku maksudkan. Mengenai identitasmu… Yun Ae-ya yang sudah menjelaskannya padaku. “

“ .. lalu… kalau bukan masalah identitasku, lantas apa? “

“ Kue Mochi. Kue mochi yang hampir tempo hari kau kirimkan untukku setiap aku menggantikan sengseonim. Kenapa kau menaruh inisial namamu dengan rumit? Karena inisial itu,,, aku mengira yang selama ini mengirimiku kue mochi adalah Nami-ya. “

“ Tapi menurutku itu tidak rumit. NOM… Naoumi. Tidak rumit. “

“ Tapi kau menggambar wajah senyum di huruf O (รจJ). “
“ Saat aku pertama kali memakan kue mochi buatanmu. Aku seperti teringat dengan Hyun Mi-ya… nae yeojachingu. Sebelum dia meninggalkan dunia ini, dia selalu membuatkanku kue mochi setiap kali kita pergi berlibur. Dan karena kue mochi itu, aku mulai memberanikan diri untuk membuka hatiku kembali dan aku mulai menyukai sang pengirimnya. Tak aku sangka, selama ini aku salah menyukai yeoja. Pantas saja rasa kue mochi yang dibuat Nami-ya rasanya berbeda. “ jelas Henry panjang dan Naoumi hanya diam mendengarkan.
“ naoumi-ya… tetaplah tinggal di Korea.
Aku ingin memulai semuanya dari awal. Hyun Mi-ya… dia mengirimu untuk menggantikan posisinya di hatiku. Debaran jantung setiap kali aku rasakan saat menyebutkan nama Hyun Mi-ya terjadipula padamu. Jantung Hyun Mi-ya yang ada dalam diriku berdetak saat aku menyebut namamu. Dan tanpa diduga, kue mochi yang kau buat hampir menyerupai kue mochi yang Hyun Mi-ya buat. Apakah ini hanya sebuah kebetulan? Tapi aku yakin ini bukanlah sebuah kebetulan belaka. Jadi… jebalyo… tetaplah tinggal di Korea. “

“ Tapi Henry-ya… untuk saat ini aku tidak bisa.
Ada hukuman yang harus aku jalani dan aku harus kembali ke Jepang. “

“ Pemotongan jari?
Apa kau bergurau? “

“ Aniyo. Ini bukan gurauan.
Setiap kali Yakuza melakukan kesalahan satu-satunya jalan untuk menebus dosaa dari kesalahan yang ia perbuat adalah… pemotongan jari. “

“ .. Dan aku tidak akan membiarkan itu terjadi padamu.
Aku akan berbicara pada pimpinan Yakuza untuk membebaskanmu dari hukuman. “

“ Percuma Henry-ya. Pemimpin Yakuza saat ini adalah… nae appa. Appa orangnya selalu memegang teguh peraturan Yakuza. “

“ Aku akan mencoba berbicara dengan Appamu. “

“ Apa yang ingin kau bicarakan denganku? “ timpal Appa Naoumi yang entah sejak kapan berdiri tak jauh dari Henry dan Naoumi.

“ Ajjusi, bisakah kau membebaskan Naoumi dari hukuman itu?
Naoumi adalah putrimu… apa sebagai Appa kau tega memotong jari putrimu sendiri? “

“ Tradisi tetaplah tradisi dan Naoumi juga tau konsekuensi yang ia terima atas tindakkannya.
Dan kau.. kau siapa berani menyuruhku untuk membebaskan Naoumi dari hukumannya hah?
Naoumi, siapa namja ini? “

“ Hmm~ … namja ini adalah… teman Naoumi di universitas. Jangan libatkan dia dalam masalah antara Appa dan aku. Aku akan tetap menjalani tradisi Yakuza. “

“ Kau dengarkan apa yang dikatakan Naoumi. “

“ Tak adakah cara untuk membebaskan Naoumi? “

“ … Ada 1 cara.
Jika ada seorang namja yang ingin menikah dengannya, maka hukuman pemotongan jari akan dibatalkan. “

“ Menikah? “ lirih Henry

“ Wae? Bukankah kau hanya teman Naoumi, kenapa kau terlihat peduli pada putriku eo? “

“ Appa~ sudahlah… bukankah kita harus masuk kedalma pesawat. “

“ Eo~ johayo… kkaja. “

“ Dan kau Henry-ya, jangan pedulikan omongan nae appa.
Pulanglah… “ pamit Naoumi dan kemudian berjalan sejajar dengan Appanya yang sudah jalan terlebih dahulu. sedangkan Henry masih tetap berdiri diam dengan wajah yang bingung.

‘ aku tidak ingin kehilangan seseorang yang aku cintai untuk kedua kalinya ‘ ucap tegas Henry dalam hatinya

Henry lantas mengampiri Choi Siwon (appa Naoumi) dan langsung berdiri dihadapan Choi Siwon.

“ Johayo..
Jika itu cara untuk membebaskan Naoumi dari hukuman pemotongan jari… aku akan lakukan.
Aku akan menikah dengan putrimu. “

Shock, bingung, dan perasaan tidak percaya.. itulah mimic wajah Naoumi saat mendengar ucapan Henry pada Choi Siwon dengan lantang. Choi Siwon yang masih terlihat ragu dengan Henry terus menatap tajam kearah dua bola mata Henry untuk memastikan bahwa ucapan namja ingusan(?) yang sedang menghalangi jalannya ini adalah sebuah klise. Namun klise itu tidak Siwon temukan didalam kedua bola mata Henry, justru Siwon melihat Henry sangat serus dengan apa yang ia ucapkan tadi.

“ Nan… Naoumi chingu aniya. Geuraeseo nan Naoumi namjachingu. (TR: Aku… aku bukan teman Naoumi. Tetapi aku boyfriend Naoumi). “

“ Mwo? Sejak kapan? “

“ Selama putrimu berada di Korea. “

“ Hah! Jangan sekali-kali berani membohongiku! “

“ Aniyo. Aku sedang tidak berbohong.
Dan aku… aku akan menikah dengan putrimu. Ajjusi tidak melihat pakaianku.. aku menggunakan tuxedo dan aku menyusulnya ke bandara untuk meminta putrimu menikah denganku. “

“ … Hen… Henry-ya, kau . . . “

“ Naoumi, watashi aisuru anata. (TR: Naoumi, aku mencintaimu) “
“ Ajjusi, ijinkan aku untuk menikahi naoumi. “

“ ... hah!
Bukan hanya menikah, tapi kau juga harus menjadi bagian dari keluarga Yakuza. Mentato sekujur tubuhmu dan kau juga ikut terlibat dengan… beberapa pembunuhan berantai. Apa kau masih tetap menikahi putriku eo? “

“ Appa~ …
Appa tak perlu seperti ini. Appa hiraukan saja Henry-ya. ‘

“ Johayo. Aku akan melakukan semuanya. Menikahi putrimu dan menjadi bagian dari Yakuza.
Aku akan melakukan semua itu asal kau membebaskan Naoumi dari hukumannya. “

“ Henry-ya, kau tak harus melakukan ini. “

“ Aku harus melakukan ini untuk seseorang yang aku cintai. “ ucap Henry lantang dengan tatapan yang tajam menuju kearah Choi Siwon.

“ Kau… tekadmu.. sama persis denganku.
Apapun kau lakukan untuk melindungi orang yang kau cintai itu.
Dan sepertinya… ujian untukmu sudah selesai. Bawalah Naoumi pergi. “

“ .. Mwo? Appa~ .. waeyo? “

“ .. Seorang yeoja sudah menceritakan detai tentangmu. Bahakan.. sebagai appa, aku tidak tau menau detail tentangmu. Masa SMPmu yang brutal dan perasaanmu yang terintimidasi oleh teman-temanmu di universitas. Dan tujuanmu sebenarnya untuk pergi dari Jepang yaitu mengubah dirimu. Semua itu… Appa tidak tau itu semua. Tapi, yeoja itu menjelaskan semuanya. Dan membuat Appa merasa bersalah denganmu karena sudah mendidik keras, bahkan terlalu keras dan diluar batas kemampuan yeoja. “

“ Seorang yeoja? Nugu? “

“ Naoumi-ya!!!!!!!!!! “ panggil seseorang dari belakang.

Naoumi yang hafal betul suara itu lantas membalikkan badannya dan mendapati Yun Ae melambaikan tangannya bersama Kyuhyun yang berdiri disamping Yun Ae.

“ Yeoja itu… dia benar-benar tidak bisa menjaga rahasia dengan baik. “ grutu Naoumi dan tanpa terasa 1 butir airmatanya jatuh.

Yun Ae dan Kyuhyun lantas berjalan menghampiri Naoumi, Henry dan Siwon. Kyuhyun yang masih belum melupakan insiden penyekapan itu lantas menggenggam kuat tangan Yun Ae.

“ Naoumi-ya~ “

“ Kau… tak bisakah menjaga rahasiaku dengan baik eo? “ kesal Naoumi namun Yun Ae hanya menunjukkan deretan giginya.

Disaat Yun Ae ingin memeluk Naoumi, dengan cepat Kyuhyun menarik tangan Yun Ae dan membuat tubuh Yun Ae kembali kesampingnya.

“ HYA! Mwoyasija?! Ish! “ kesal Yun ae dan langsung mengibaskan genggaman tangan Kyuhyun kemudian memeluk Naoumi.
“ Miahaeyo~
Jika aku tidak menceritakan semuanya, Appamu ini pasti tidak akan tau penderitaan putri satu-satunya. “
“ Nae chingu uljima (TR: Temanku jangan menangis) “ sambung Yun Ae saat setelah mereka melepaskan pelukkan.

“ Gomawoyo~
Dan… mianhaeyo.. sudah membuat wajahmu ini sembab. “

“ Yun Ae agashi, saya juga meminta maaf. “

“ Ah ajjusi… nan gwenchana. Hanya luka pukulan sedikit. 2 3 hari juga akan hilang. “

“ Gwenchana?? Kau bilang gwenchana??
HYA CHO YUN AE! Wajahmu hampir babak belur kau bilang itu tidak apa-apa. “

“ HYA CHO KYUHYUN!! Sssttttttsss! Kau ini~~ pelankan suaramu. Ish! “
“ Ajjusi tidak usah dengarkan mulut bebeknya ini namja ya.. anggap saja suara angin puting beliung. “

“ Mwo? Ndo! Ke . . . “ dengan cepat Yun Ae membungkam mulut Kyuhyun.

“ Tapi yang dikatakan namjachingumu ini ada benarnya. Kemarin aku sedang emosi dan memukul wajah cantikmu itu sampai biru. Sekali lagi… mianhaeyo. “

“ hash! “ kesal Kyuhyun sembari menyingkirkan tangan Yun Ae dari mulutnya.
“ Wajah cantik? HYA! Kau sudah berumur dank au juga sudah memiliki putri sebesar ini dan… dan… kau masih bisa merayu yeoja eo?! Ckckck! “

Pletakkkkk

“ HYA! Tidak bisakah kau lebih sopan dengan ajjusi. Kau lupa dengan status orang yang kau bentak ini adalah pimpinan tertinggi YA-KU-ZA. Kau bisa mati dengan sekejab jika ajjusi murka. Ash! “

“ Tapi kau tak perlu memukul kepalaku seperti itu kan. “

“ Itu suatu keharusan agar kau sadar, pabo. “

Naoumi, Henry, dan Siwon hanya bisa memandangi 2 orang didepan mereka ini yang sedang berdebat. Sekilas Naoumi tersenyum pada Appanya dan setelah itu Naoumi tersenyum pada Henry.

Dan dihari itu juga Henry dan Naoumi melangsungkan pernikahan di Gereja yang berbeda dengan yang sebelumnya.





THE END




Don't Be SILENCE and CoPast

Tidak ada komentar :