>>> Flashback <<<
Author
POV
“
&#@(*&% “ seru Kyuhyun yang suaranya tertahan oleh tangan Rae Ki yang
membungkam mulutnya.
“ Kau
berkata apa? Aku tidak mengerti? “
“ Mian
“ lanjut Rae Ki yang menyadari sorot mata Kyuhyun yang mengarah ke tangannya
yang sedang membungkam mulut Kyuhyun.
“ Cih!
… Untuk apa kita bersembunyi ha? “
‘
hhaasshhh~ cerewet sekali namja ini ‘ gurutu Rae Ki dalam hati.
“
diamlah. “
Rae Ki
perlahan mengeluarkan kepalanya dari pintu gerbang untuk mengintip. Rae Ki
melihat Oppanya dan beberapa anak buah Appanya yang turun dan beberapa dari
mereka masuk kedalam rumah.
“ Eo..
bukankah itu hyungmu? Dan si . . . “
Dengan
cepat Rae Ki menarik tubuh Kyuhyun sebelum suaranya terdengar oleh anak buah
Appanya yang berada didepan pintu rumah Rae Ki.
Bbuukkk
“ Akh!
“ pekik Kyuhyun tertahan karena lagi-lagi Rae Ki membungkam mulut Kyuhyun saat
dengan keras mendorong tubuhnya samping membentur tembok.
Kedua
mata Kyuhyun yang semula tertutup perlahan terbuka dan mempertemukan mata Rae
Ki. Seperti terhipnotis satu sama lain, mereka hanya diam dan saling menatap
satu sama lain. Tanpa mereka sadari, jantung mereka berdetak sangat cepat saat
ini.
>>> FLASHBACK END <<<
èèèèèè MUSIK IN LOVE çççççç
Music in Love
#9
Choi
Rae Ki POV
Eo… ada
apa denganku? Kenapa jantungku tiba-tiba berdetak cepat seperti ini? Hhaasshh~
Setelah
mendapatkan kesadaran, aku langsung melepaskan tanganku dari mulut namja
cerewet ini. Canggung. Kenapa suasananya jadi canggung seperti ini.
“ Apa
yang terjadi? “ ucap namja itu tiba-tiba
“ Hah?
… eo… eobseoyo.. “ jawabku gugup sembari mengelus leherku sendiri. Hash~ kenapa
udaranya dingin sekali? T.T
“ Kalau
tidak ada, kenapa kau bersembunyi dari hyungmu? “
“ …
Hhhaasshhh~ sudahlah… aku sedang tidak ingin berdebat dengan siapapun. Jadi
berhentilah memberiku pertanyaan. “ kesalku.
Sesekali
aku mengelus kedua pundakku agar sedikit lebih hangat. Hhaassshh~ sepertinya
aku tidak bisa pulang saat ini. Kalau aku kerumah, pasti Min Ho oppa akan
menyeretku pulang dan rasa kecewa sekaligus marahku pada Min Ho oppa belum reda
saat ini. Huhh salah sendiri berbohong. Dan bukankah dia memahamiku. Seharusnya
dia dan eomma tidak membohongiku seperti ini. Dan… apa itu selective amnesia?
Jika aku mengalami amnesia, seharusnya aku tidak mengenali siapapun. Tapi ini…
aku masih mengenali keluarku dan teman-teman di USA, bahkan dosenku aku masih
ingat namanya. Ini sungguh membingungkan?
“ huh?
“ kagetku saat namja dihadapanku ini tiba-tiba memasangkan jaketnya di tubuhku.
“
Pakailah. Kau pasti ke dinginan bukan. “
Aku
hanya diam dan membenarkan jaketnya. Sekilas aku melihat namja ini juga
mengelus kedua pundaknya dengan tangan. Pipi dan hidungnya juga mulai memerah
karena kedinginan.
“
Sampai kapan akan bersembunyi seperti ini? Kau tidak pulang? “
‘ mana
bisa aku pulang kalau Min Ho oppa masih di rumah. ‘ jawabku dalam hati.
Eotteokhae?
Mana mungkin aku terus berada disini bersama namja yang tidak aku kenal. Dan…
cuacanya juga sangat dingin.
Disaat
aku menundukkan kepala, aku melihat butiran putih yang jatuh dari atas dan
berakhir ditanah.
“
Omona~ sudah mulai turun salju. Pantas saja cuacanya tiba-tiba dingin. “ seru
namja itu.
“ Hhhasshhh~
kenapa harus turun salju? Menyebalkan. “ lirihku
“ Hmmm~
.. Woo-ya, aku tidak tau pasti apa yang sedang terjadi padamu dan juga oppamu.
Cuaca malam ini sangat dingin dan… bersalju. Jika kita masih disini, kita pasti
bisa terserang flu. “
“ …
hmmm~ … kau bisa sementara tinggal di rumahku sampai oppamu meninggalkan
rumahmu. “
Tinggal
di rumah namja yang tidak aku kenal? Eotteokhae? Tapi benar yang di katakan
namja ini. Kalau terlalu lama disini, aku bisa flu. Tapi… namja ini tidak
merencanakan apapun kan???
“
Jangan menatapku curiga seperti itu. Aku tidak akan melakukan ataupun
merencanakan apapun padamu. “ ucap namja itu seolah mengerti pertanyaan yang
ada di dalam otakku.
“ …
Geuraeseo,
di luar rumahku ada beberapa orang suruhan Appaneun. Bagaimana kita bisa keluar
tanpa diketahui oleh mereka? “ tanyaku dan namja itu langsung berfikir.
“ A~
aku membawa mobil dan mobilku ada di depan kompleks ini.
Dan… “
ucapnya menggantung sembari melihat kearah tubuhku.
Tiba-tiba
namja itu memasukkan tanganku kedalam lengan jaket lalu meresleting dan tak
lupa kepalaku yang ditutupi oleh topi jaket.
“ Saat
kita keluar dari sini, kau harus bersikap biasa Arra? “ ucapnya dan aku hanya
mengangguk tanda mengerti.
“ Hana…
dul… se “ ucapnya lagi dan langsung membuka pintu gerbang ini sembari memegang
tanganku.
Kyuhyun
POV
Aku
terus menggenggam tangan Woo sembari terus jalan menuju mobilku yang sengaja
aku parkir di depan gang kompleks ini. Begitu sampai mobil, aku dan Woo
langsung masuk dan aku memutar balik mobilku. Tak memerlukan banyak waktu
karena rumahku hanya 3 block , aku kemudian memarkirkan mobilku masuk kedalam
garasi lalu berjalan masuk menuju rumah.
“
Kenapa kau diam disana? Kkaja… “ ucapku saat menyadari Woo hanya berdiri
mematung melihat rumahku.
Melihat
Woo tidak bergeming, aku lantas memegang tangannya dan menuntunnya masuk
kedalam rumahku. Sesampainya didalam, aku kemudian melepaskan genggamanku dan
menuju dapur untuk membuatkan susu coklat hangat. Untuk saat aku kesini
kemarin, aku belanja banyak.
Selesai
menuangkan susu coklat panas kedalam gelas, aku lantas membawa 2 cangkir susu
hangat ke ruang tamu.
“
Kenapa kau melihat rumahku seperti itu? “ ucapku membuat Woo kaget.
“ Eo..
mianhae...
Hanya
saja… sepertinya.. aku merasa pernah datang kesini. “
“
ahahah haaa~ kau memang pernah datang kesini saat keluargaku pindah ke Nohwon.
Apa kau lupa? “
“ nde?
… Naneun? … Jinjayo? “
Seketika
aku tertegun dengan perkataan yang Woo ucapkan barusan. Apa maksudnya? Apa dia
sudah melupakan masa-masa kecil kita dulu? Atau… Woo ingin membalas semua
kesalahan yang aku perbuat selama ini padanya dengan tidak mengingat semua
kenangan yang kita lewati semasa kecil dulu. Mungkinkah Woo membenciku dan
melupakanku sekarang?
“
Woo-ya… jebalyo~ aku tau aku salah sudah membuatmu tidak nyaman di hari
pertamamu sekolah dan… sudah membuatmu malu di depan umum dulu.
Dan
juga… tidak mengenalmu. Tapi sungguh… saat pertama kali aku melihatmu
perasaanku seperti mengatakan kalau kau Woo-ya dan kau masih hidup. Aku akui
saat itu aku tidak begitu yakin kalau kau adalah Woo-ya yang aku kenal, karena
sikapmu berbeda 180 drajat dibandingkan sikapmu dulu. Maka dari itu aku selalu
membantah perasaanku yang mengatakan kalau kau masih hidup dengan cara
memusuhimu di sekolah. “ jelasku dan perlahan menundukkan kepalaku
“
Bahkan aku merencanakan untuk menghancurkan showcasemu nanti dengan cara
berpura-pura bersikap baik padamu dan tepat saat showcase nanti… aku
menghancurkanmu saat kau sedang pentas.
Tapi…
sungguh.. itu baru rencanaku dan aku sudah mengurungkannya saat aku mengetahui
kalau kau adalah Woo-ya dan menyesali semua perbuatanku padamu. “ ucapku lagi
dan langsunng menegakkan kepalaku untuk menatap Woo
“ Jadi
aku mohon… jebalyo Woo-ya~ jangan menghukumku seperti ini… Jangan menghukumku
dengan cara berpura-pura tidak mengenaliku dan tidak mengingat semuanya. Jebal~
“
Choi
Rae Ki POV
Aku
melihat dimanaik-manik matanya hanya ada sebuah penyesalan yang aku sendiri
tidak ketahui. Dari semua ucapan yang namja ini lontarkan padaku, sedikitpun
aku tidak mengerti. Berpura-pura tidak mengingatnya dan tidak mengingat
semuanya,, apa maksud perkataannya? Dan apa maksud perkataannya yang mengatakan
kalau perasaannya membantah kalau aku masih hidup? Apa dia menganggap aku sudah
meninggal?
Sungguh…
aku sama sekali tidak mengerti dengan semua ucapannya. Dan aku juga tidak
mengerti dengan perasaanku sendiri saat melihat rumahnya ini. Saat aku turun
dari mobilnya dan memandangi rumahnya ini… aku seperti pernah kesini sebelumnya
dan aku tidak tau kapan itu. Hanya merasakan pernah berkunjung kerumah ini. Apa
mungkin ini ada sangkut pautnya dengan selective amnesia yang aku derita?
“ …
Woo-ya~ .. mianhaeyo~ jeongmal mianhae Woo-ya~ “ ucapnya dengan penuh rasa
menyesal.
“ Hhhmmm~
… perlu kau ketahui… aku tidak sedang berpura-pura.. tidak mengenalmu dan
ataupun tidak mengingat semuanya. Aku memang tidak… mengenalmu dan… apa lagi
mengingat semuanya tentangmu dan masalalu. Bahkan aku tidak mengetahui namamu. “
jelasku dan mendapatkan wajah namja itu yg tertegun.
“ … hhaaahh~ … Woo-ya~
Jebal…
jangan bercanda denganku. “
“ Aku
sedang tidak bercanda. Aku memang tidak mengenal… Hhhaaaccchhhiiimmmmmmmm~ ….
Hhaaaaaaaachhhhiiiiiiimmmmmmmmmm~ “
“ Omona…
Gwenchana? “
“ Hm~
sepertinya aku terserang flu. “ jawabku sembari menyingkirkan tangannya dari
pundakku.
“ Eo~ …
ini. Minumlah susu coklat hangat kesukaanmu. “ perintahnya sembari menyodorkan
secangkir gelas berisi susu coklat. Aku lantas menerimanya lalu meminumnya susu
coklat yang memang pada kenyataannya minuman favoriteku.
Sekilas
aku melihat namja itu berdiri dan mengambil sweeternya.
“ Aku
akan membelikanmu obat flu di apotik. Kau bisa istirahat selagi aku membelikan
obat untukmu. “ ucapnya cepat dan keluar rumah tanpa memberikanku kesempatan untuk
berbicara dan mengatakan aku tidak apa-apa.
Aku
kembali melihat seisi rumah yang kosong tapi bersih ini. Tidak ada foto atau
apapun yang sewajarnya ada didalam rumah. Hanya sofa, TV, beberapa alat dapur,
dan kulkas saja yang ada di dalam.
Tiba-tiba
saja aku kembali teringat tentang rasa penasaranku tentang selective amnesia
yang aku derita sekarang. Dengan cepat aku merogok saku jinsku dan…
“
Abata!! Hhhaassshhh~ aku lupa membawa ponsel. Hahhh~ eotteokhae? Bagaimana aku
mengetahui arti selective amnesia? Hahhh~ Paboya! “ ucapku kesal sembari
mengacak-ngacak rambutku
Cklek~
Sedikit
terkejut, aku langsung buru-buru merapikan kembali dudukku dan melihat namja
itu berlari kecil kedapur dan kembari dengan membawa 1 gelas air putih lalu
namja itu duduk di depanku sembari membukakan obat sebelum akhirnya
memberikannya padaku.
“
Minumlah… “
“
Naneun gwenchana.. aku tidak perlu minum obat. Ini hanya flu ringan. “
“
Jangan menyepelekan penyakit. Cepat minum obatnya. “
Secara paksa
namja itu meletakkan 1 pil obat di tanganku dan secangkir gelas berisi air
putih. Melihatku selesai minum obat, namja itu kemudian merebut gelasku dan
menaruhnya di meja. Hahh~ apa dia mencemaskanku? Dilihat dari gerak geriknya
memang iya.
“ hmm~
… gomawo sudah membelikanku obat flu. Tapi seharusnya kau ti . . “
“
Cheonma. “ potongnya
“ Apa
kau butuh sesuatu? Apa kau lapar? Kebetulan aku memiliki ramen. Aku akan
membuatkannya untukmu. “
“
Aniya. Aku tidak merasa lapar. Tapi… “
“ …
Tapi? Wae? “
“ …
hmmm~ … bolehkah aku… meminjam ponselmu? “
“ nde?
… Eo… joha. “
“
Pakailah. “ ucapnya seletah mengeluarkan ponsel dari saku sweeternya.
Tanpa membuang
waktu, aku langsung membuka bing browser dan mencari tau tentang selective
amnesia. Beberapa detik menunggu loading, aku langsung menemukan sebuah artikel
yang menjelaskan detail tentang selective amnesia.
“ Eo~
di luar masih turun salju. Kau bisa menginap disini.
Aku
akan membereskan kamar Ahra noona untukmu. Kau bisa beristirahat di kamarnya. “
ucapnya namun tidak aku perhatikan dan masih sibuk membaca artikel.
*Layar Ponsel*
Selective amnesia yaitu amnesia hanya kepada
orang tertentu yang disebabkan oleh peristiwa yang menyedihkan atau membuat
trauma si penderita. Sebagian dari memory masa lalunya sampai sekarang kemungkinan
tidak akan di ingat oleh si penderita.
“
Amnesia hanya kepada orang tertentu? apa maksudnya? “
Sekejap
bayangan saat insiden di toko buku beberapa hari yang lalu terlitas di otakku.
Di mulai saat aku bertubrukkan dengan namja itu dan teman-temannya yang
memanggilku dengan nama Choi Rae Ki. Mungkinkah mereka sekumpulan orang-orang
yang tidak aku ingat? … Seoul Music High School. Mengingat 1 nama itu, aku
kemudian membuka tab baru dan mencaritau tentang Seoul Music High School dan
langsung mendapatkan situs web sekolah itu.
*Layar Ponsel*
Seoul Music High School adalah sekolah yang
di khususkan untuk seseorang yang mempunyai bakat di bidang music. Entah itu
pandai bermain alat music atau menyanyi. Banyak penyanyi korea yang beralumni
disini. Sebut saja Insooni, Baek Jiyoung, Lee IU, dan masih banyak lagi.
Walaupun mata pelajaran Musik yang paling diutamakan tapi siswa juga akan
dibekali mata pelajaran yang sama dengan sekolah sekolah pada umumnya.
“ Jadi
semacam sekolah untuk orang yang mempunyai bakat. Tapi untuk apa aku kesana.
Bukankah aku sudah berkata pada Appa untuk tidak bernyanyi dan melanjutkan
kuliah di California.
Ini
sungguh sangat membuatku bingung. Aku butuh seseorang untuk menjelaskan ini
semua.. dan orang itu adalah Min Ho oppa. Ya.. dia yang harus menjelaskan ini.
“
Dengan
tergesa-gesa aku langsung berdiri dari tempat dudukku. Dan tepat saat aku
membuka pintu..
“
Woo-ya, kau mau kemana? “
“ Aku
ingin pulang! “ ucapku dan langsung keluar dari rumahnya.
Author
POV
Sesaipainya
di depan kompleknya, Rae Ki perlahan memperlambat jalannya saat berjalan menuju
rumahnya. Seorang bodyguard yang berjaga di depan pintu gerbang rumah Woo
kemudian memberitahukan Min Ho –yang berada didalam rumah- saat melihat Rae Ki
berjalan. Rae Ki lantas berjalan melewati mereka dan tepat saat membuka pintu
rumahnya…
Cklek~
“
Jenni-ya~ “ ucap Min Ho lalu memeluk yodongsaengnya.
“
Mianhae~ jeongmal mianhaeyo, Jenni-ya. “ sesal Min Ho lalu melepaskan
pelukkannya.
“
Arraseoyo… tidak seharusnya oppa menyembunyikan ini padamu. Oppa menyesal
Jenni-ya. Dan oppa mohon kau jangan membenci oppa. Hm~ “
“ Aku
tidak membencimu. Aku hanya marah denganmu. “ ucap Rae Ki dingin dan Min Ho
hanya tersenyum kecut.
“ Aku
ingin menanyakan beberapa pertanyaan padamu, oppa. “ sambung Rae KI sembari
masuk kedalam rumah dan duduk di sofa.
“ Mwo?
“ tanya Min Ho sembari duduk di sofa sebelah Rae Ki.
“ …
Siapa saja orang yang tidak aku ingat? Dan… apa oppa mengenali namja itu? “
“
Namja? Nugu? “
“ Namja
yang menanyai makam pada oppa. “
Dan
seketika jantung Min Ho seperti berhenti berdetak saat ini. Sejenak Min Ho
diam. Diam dalam artian sedang memikirkan sesuatu untuk mencegah Rae Ki
mengingat semuanya. Mengingat semua dalam 3 bulan ini dan juga Kyuhyun.
“ Min
Ho oppa. Kenapa oppa hanya diam? “
“ …
Johayo.
Oppa
akan menceritakan semuanya. “
Min Ho
sejenak mengambil nafas panjangnya sebelum akhirnya Min Ho kembali berbicara.
“
Seseorang yang tidak kau ingat… seseorang yang tidak kau ingat itu… orang itu…
Adalah…
Kim Ryeowook. Ya… Kim Ryeowook. Hanya orang itu yang tidak kau ingat. Kim
Ryeowook… calon tunanganmu, Jenni-ya. Dan mengenai namja itu… namja itu… dia
adalah junior oppa. Dulu oppa pernah berbuat suatu kesalahan padanya.”
“ …
Kesalahan? … kesalahan apa? “ tegas rae Ki membuat sikap Min Ho menjadi salah
kaprah(?) (Author: maksud author itu glagapan(?) tau kan? Kayak sikap maling
yang tertangkap basah sedang mencuri. Ya kayak gitulah sikap Min Ho sekarang
/garuk2 kepala/)
“ hmm~
… hmm~ … kesalahan…
Eo…
dulu oppa pernah tanpa sengaja menabrak anjing miliknya. Dan… anjing itu
meninggal. Karena saat itu oppa bingung, maka dari itu oppa menguburnya tanpa
sepengetahuannya. Dan oppa tidak menyangka dia masih mencari makam anjingnya
itu sampai sekarang. “ bohong Min Ho.
Sekilas
Rae Ki melihat sikap Min Ho yang salah kaprah itu dan Min Ho yang menyadari Rae
Ki memperhatikannya, Min Ho langsung mencoba semaksimal mungkin agar tetap
tenang.
“ Jinjayo?
Benarkah semua yang dikatakan Min Ho oppa padaku itu kenyataan? Apa hanya
Ryeowook oppa saja yang tidak aku ingat? Oppa tidak sedang membohongiku lagi
kan? “
“ …
nnde. Mana mungkin oppa berbohong padamu.. lagi. Kau tidak percaya pada oppa? “
“ Ani!
“
Dan
lagi-lagi Min Ho terdiam dan dalam benaknya ia takut kalau yodongsaengnya itu
kembali mengingat namja yang sudah membuat waktu kebersamaannya mereka jarang
terjadi dan kembali bersama seperti saat mereka kecil dulu.
Selain
Min Ho berencana mendekatkan Rae Ki dan Ryeowook sejak dulu, alasan lain Min Ho
membenci Kyuhyun adalah karena cemburu. Cemburu dalam artian bukan sebagai
orang yang saling mencintai satu sama lain. Tapi lebih menjuru kepada rasa
cemburu karena saat Rae Ki berteman dengan Kyuhyun, waktu main antara Rae Ki
dan Min Ho menjadi jarang. Rae Ki lebih memilih bermain dengan Kyuhyun
dibandingkan dirinya, kakak kandungnya sendiri. Pernah suatu ketika, disaat Rae
Ki bermain sampai tidak di ketahui keberadaannya, di sana selalu ada Kyuhyun.
Mereka seperti sedang menciptakan dunia hanya untuk mereka berdua sendiri tanpa
di ketahui siapapun, termasuk Min Ho. Dan mulai saat itu Min Ho membenci
Kyuhyun. Kyuhyun merebut yodongsaeng satu-satunya, kalimat itu yang selalu ada
didalam benak Min Ho sampai saat ini.
Choi
Rae Ki POV
Entah
kenapa perasaanku mengatakan perkataan Min Ho oppa tidaklah jujur? Benarkah
semuanya itu. Semua perkataan Min Ho oppa.. apa semuanya benar seperti itu?
“
Jenni-ya… kaja.. kita pulang ke Seoul sekarang. “
“ … Aniyo~
aku masih ingin disini? “
“ Tapi
eomma pasti mengkhawatirkanmu. “
“ Oppa
bisa menelfon dan mengetakan aku tidak apa-apa. “
“ … Min
Ho oppa “
“ hm? “
“ …
Benarkah hanya… Ryeowook oppa saja yang tidak aku ingat? Tidak ada seseorang
yang lain? “
“ Apa
maksud perkataanmu Tidak ada seseorang yang lain? “
“ …
hmmm~ … tidak adakah orang lain yang tidak aku ingat? “
“
eobseoyo. “
Jeongmal?
Lantas perasaan saat pertama kali bertemu namja itu… perasaan apa ini. Saat di
tempat parkir toko buku itu, cara nama itu menatapku, dan saat namja itu
mengetuk berulangkali kaca mobil sembari menyebutkan namaku. Kenapa aku merasa
sangat sesak di dadaku? Dan… Aku juga merasakan kesedihan padaku. Sebenrnya aku
kenapa? Dan mungkinkah namja itu juga salah satu orang yang tidak aku ingat?
Tapi… bukankah Min Ho oppa mengatakan hanya Ryeowook oppa yang tidak aku ingat?
Mana yang harus aku percaya. Perkataan Min Ho oppa atau kata hatiku sendiri?
“
Jenni-ya… waeyo? Apa yang sedang kau pikirkan? “
“ ..
hah? … eo… eobseo. “
“ cih~
kau ini… aku ini oppamu dan sangat memahamimu. Oppa tau di pikiranku masih ada
pertanyaan. Cha~ katakan saja. “
“ …
Hmmm~ … aku sendiri tidak mengerti perasaan apa ini. “
“ ehem~
… apa ini tentang Wookie-ya? Kau ini… mana boleh kau meragukan perasaan Wook .
. . “
“ Bukan
tentang Ryeowook oppa. “
“
lantas? Nugu? “
“ …
hmmm~ … “
“ Apa
tentang namja itu?
Hahhh~
sepertinya oppa harus mengatakannya sejujurnya padamu. “
“ nde?
Apa maksud oppa? “
“ … apa
kau mengerti arti selective amnesia yang kau derita? “
“ Selective
amnesia yaitu amnesia hanya kepada orang tertentu yang disebabkan oleh
peristiwa yang menyedihkan atau membuat trauma si penderita. Itu artinya. Namja
itu adalah teman sekolah minggumu dulu saat di Gereja.
Mungkin
untuk yang satu ini kau tidak mengingatnya. Dulu… saat kau kecil, kau pernah
tertabrak mobil dan itu semua kesalahan namja itu. DIa terus memaksamu untuk
berlatih menaiki sepeda dengan sepedanya dan tepat saat kau bisa dia langsung
mendorongmu dan membuat sepeda yang kau naiki melaju begitu cepat sampai
akhirnya kau tidak bida mengeremnya dank au tertabrak mobil. “
‘ Mwo?
Sejahat itukah namja itu padaku dulu? ‘ batinku tidak menyangka
“ dan sejak kejadian itu, kau trauma memiliki
menaiki sepeda. Maka dari itu kau tidak mengingat namja itu karena namja itu
sudah membuatmu celaka. Dan yang lebih membuatku marah pada namja itu adalah
dia sengaja melakukannya untuk membalas perbuatanku yang sudah tanpa sengaja
membunuh anjingnya. “
“ Dan
sejak saat itu juga oppa dan Ryeowook-ya menjagamu dari namja itu. “
“
Mwoya? “
Sungguh
aku sama sekali tidak menyangka ini. Hanya karena seekor anjing namja itu
mencoba membunuhku. Sungguh… itu sama sekali tidak nalar. Dan sepertinya
perasaanku itu salah yang menyangka bahwa namja itu adalah namja baik. Cih! Dan
sepertinya aku harus jaga jarak dengannya.
Author
POV
Seperti
yang di bayangkan Min Ho. Dalam hatinya iya berharap dengan menceritakan cerita
palsu itu, Rae Ki menjadi benci pada Kyuhyun dan rencananya itu sukses. Min Ho
yang paham betul raut wajah Rae Ki yang berubah menjadi marah saat setelah ia
menceritakan cerita palsunya.
“
Sudahlah… itu hanya masa lalu dan bagaimanapun juga namja itu adalah temanmu.
Teman dekatmu, Jenni-ya. Dan oppa juga tidak seharusnya menceritakan ini pa . .
. “
“
Aniya. Jangan merasa bersalah karna elah menceritakan semuanya. Dan aku juga
menyadari satu hal setelah oppa menceritakan semuanya.]
Aku
seperti yeoja bodoh yang telah tertipu dengan wajah baik namja itu. dan
ternyata dibalik wajahnya itu ada kebencian yang aku yakini masih ada sampai
saat ini. “
“ hahh~
ternyat perasaanku salah selama ini yang sudah menganggapnya sebagai namja
baik. Sungguh… ini membuatku membencinya. “
Sekilas
Min Ho menepuk pelan pundak adik perempuannya itu dan berbalik untuk tersenyum
evil agar yodongsaengnya itu tidak mengetahui smirk evilnya.
Dengan
emosi dan rasa tak percaya dengan semua cerita “palsu” yang oppanya katakana,
Rae Ki lantas menuju kamarnya yang berada di lantai dua dan merebahkan tubuhnya
di atas ranjang. Beberapa detik setelah itu, Rae Ki menyadari sesuatu.
“ Jaket
ini. Bukannya jaket ini milik… nappeun namja itu. Cih! “
Dengan segera
Rae Ki bangkit untuk duduk dan melepas cepat jaket itu. setelah terlepas Rae Ki
lantas melempar keras jaket itu ke sembarang arah. Dan masih dengan perasaan
kesalnya, Rae Ki melepas ke 2 sepatunya dan tanpa sengaja melempar keras
sepatunya di kearah lemari pakain yang berada di depannya.
Bukkkk
Tepat
saat sepatu terakhir terlempar keras mengenai lemari pakaian, sesuatu box jatuh
dan memperlihatkan semua isinya yang berceceran ke lantai kamar. Dengan malas
Rae Ki mau tak mau berdiri untuk merapikannya kembari.
“
aigoo~ ini… bukankah ini foto-foto semasa aku kecil dulu.
Omona~
Aku terlihat menggemaskan. “
Rae Ki
untuk putuskan untuk memasukkan semua isi kotak yang ukurannya hampir
menyerupai kotak sepatu dan membawa kotak itu ke ranjangnya. Satu persatu Rae
Ki melihat foto semasa kecilnya sembari mengembangkan senyumnya.
“ eo…
changkkaman… namja kecil ini seperti bukan Min Ho oppa. “
Rae Ki
terus melihat namja kecil di foto itu. Foto yang memperlihatkan dirinya dan
namja kecil di sebelahnya yang memperlihatkan sebelah tangan mereka –yang
berlawanan-yang membentuk high love sembari tersenyum manis. Cukup lama Rae Ki
terdiam sembari menatap foto itu sebelum akhirnya Rae Ki melihat kedalam kotak
box itu ada kotak kecil berwarna usam. Penasaran, Rae ki lantas menaruh kembali
foto-foto itu sebelum ia mengambil kotak kecil itu. Dibukanya kotak kecil itu
dan memperlihatkan sebuah cincin perak dengan didepannya bergambarkan daun
semanggi berdaun 4 yang bentuknya menyerupai love dan juga terdapat rantai
kecil yang senada dengan cincin itu.
“ CKH…
203 day… “ eja Rae Ki saat mendapati tulisan didalam cincin itu
Dan
tepat setelah membaca 203 days, sebongkah bayangan terlihat di benak Rae Ki.
Dengan cepat Rae Ki menutup matanya dan lagi-lagi bongkahan memorinya
memperlihatkan dirinya waktu kecil yang sedang duduk di bawah kursi kayu yang
ada dibawah pohon besar sebsama seorang namja kecil di sampingnya yang sedang
memberikan kotak kecil padanya. Rae Ki terus mencoba menghilangkan bayangan itu
dari benaknya dan itu membuat kepalanya seketika merasakan sakit.
“
Akkkkk!!!!! “ pekiknya sembari memegang kepalanya.
“ Nugu?
“
Rae Ki
melihat namja kecil itu sedang tersenyum kearahnya dan disaat namje kecil itu
ingin berbicara dengan seketika bayangan itu hilang tatkala Min Ho masuk
kedalam kamarnya.
“
Waeyo? Kenapa kau berteriak? “ ucap Min Ho panic.
Menyadari
oppanya berjalan mendekat, dengan segera rae ki memasukkan kotak sekaligus
cincin itu kedalam kotak box dan menutupnya.
“
Kenapa kau berteriak? “
“ ..
Eo.. gwenchana. Tadi aku hanya… “
‘
haruskah aku mengatakan pada Min Ho? ‘ tanya rae Ki pada hatinya sendiri
“ Hanya
apa? “
“ ..
Eo~~ eobseo. Tadi aku hanya… hanya.. tadi aku hanya terkejut melihat.. kecoa.
Ya… aku terkejut melihat kecoaa. Tapi tenanglah.. kecoanya sudah pergi. “
“
Kecoa? Hahh~ sepertinya bibi Kim kurang bersih menjaga rumah ini selama kita
pindah ke Seoul. Aku akan menyuruhnya untuk lebih lagi merawat rumah ini.
Kau
tidurlah. Hm~ “
“ Hm~ “
Min Ho
sekilas mengacak-ngacak poni Rae ki sebelum ia berjalan keluar kamar. Begitu
pintu kamarnya kembali tertutup, Rae ki lantas kembali membuka kotak box itu
sembari bernafas lega karena oppanya tidak menyadari di balik punggungnya ada
kotak box yang disembunyikannya.
@Kyuhyun’s Home
Kyuhyun
terus menatap kosong langit-langit kamarnya. Beberapa saat lalu ia baru menyadari
1 hal saat ia melihat kelayar ponselnya yang memperlihatkan 2 tab yang
berisikan tentang artikel mengenai penderita selective amnesia dan seoul music
high school.
“
Mungkinkah Woo mengalami selective amnesia? Dan apa itu sebabnya Woo-ya tidak
mengenaliku dan anak-anak Seoul Music High School? “ lirih Kyuhyun
Berbagai
pertanyaan terus keluar di kepalanya dan Kyuhyun harus memastikan itu sendiri
dengan bertanya langsung pada Woo.
=== Keesokkan harinya ===
10:02 PM KST
Kyuhyun
POV
Setelah
memarkirkan mobilku di depan gereja aku lantas turun dan berjalan masuk kedalam
gereja. Aku terus mengedarkan pandanganku keseluruh penjuru gereja yang masih
kokoh ini. Sekilas bayangan saat aku dan Woo beresta semua anak-anak paduan
suara itu muncul dan bernyanyi lagu natal di hadapan semua jemaat. Aku
tersenyum melihatnya. Ku putuskan untuk duduk di salah satu bangku depan dan
berlutut serta menautkan jari-jari tanganku dan mulai berdoa memejamkan mataku.
‘ Jika
kau merencanakan kami untuk bertemu… maka pertemukanlah kami seperti saat kami
pertama kali bertemu di rumahmu ini. Dan jika kau merencanakan kami untuk
berpisah… aku mohon batalkanlah. Sudah cukup selama 10 tahun ini aku
mengganggapnya telah meninggal dan anggapan itu ternyata salah. Tapi… kenapa
saat aku menyadari semuanya, kau malah membuatnya melupakanku. Apa itu hukuman
untukku karena aku tidak mempercayai kata hatiku sendiri yang mengatkan dia
masih hidup? … kau boleh menghukumku, tapi jangan menghukumku dengan cara menghilangkan
semua kenangannya bersamaku dari otaknya. Hahh~ arraseo. Ini memang hukuman
terpantas untukku setelah apa yang aku lakukan saat di sekolah.
Dan
sekarang aku mulai pasrah padamu. ‘ doaku dalam hati dan perlahan sat aku
membuka kedua mataku, aku merasakan kedua mataku basah kerena air mataku yang
entah sejak kapan telah menetes.
“ Dan
jika kau mentakdirkan kita untuk bersama… maka jangan pisahkan kami. “ lirihku
sebelum berdiri dan berjalan keluar dari gereja.
Disaat
aku membuka pintu mobil, tanpa sengaja aku melihat bangku kayu di bawah pohon
besar tempatku dan Woo dulu. Kuputuskan untuk menutup kembali pintu mobilku dan
berjalan lalu duduk disana. Saat setelah duduk, entah mengapa perasaanku
merasakan kehadiran Woo disini dan aku tau pasti Woo tidak mungkin disini
jikalau… dia menderita amnesia.
*Backsound Various Artists Natseon Hae (BBF
OST)
Setelah
merasa cukup duduk di bangku ini, aku lantas berdiri dan berjalan menuju kearah
mobilku. Tepat beberapa langkah aku berjalan, kedua mataku menemukan sesosok
orang yang baru saja beberapa menit yang lalu aku merasakan kehadirannya
disini. Dan ternyata itu benar. Woo masih tetap berjalan tanpa mengetahuiku
yang berdiri melihatnya dan begitu Woo melihat didepannya, dia seketika berhenti
dan terkejut melihatku. Yang ku lakukan hanya tersenyum canggung padanya dan
justru yang ku dapatkan adalah tatapan penuh kebencian. Kuputuskan untuk
menghampirinya dan berusaha bersikap biasa.
“ Apa
flumu sudah . . . “
Perkataanku
terputus saat Woo dengan kasar menepis tanganku saat aku memegang keningnya.
“
Tanganmu itu tidak pantas menyentuh keningku. “ ucap Woo dingin.
“
Woo-ya ndo . . . “
“ Dan
berhentilah menggunakan topeng kebaikanmu itu.
Itu
tidak pantas kau gunakan. Arra! “
“ Dan
kau juga jangan pernah muncul lagi dihadapanku mulai saat ini dan seterusnya. “
“ …
waeyo Woo-ya? “
“ Cih~
kau tak melihat berita 2 hari lalu? “ tanyanya dan aku hanya menjawab dengan
gelengan kepala.
“ Kau
tak punya TV? Cih! Kasian sekali kau. “
“ Nan…
naneun… aku sebentar lagi akan menikah. Jadi menjauhlah dariku! “
“ Mwo?
Menikah? “ ucapku kaget.
Apa dia
sedang bercanda? Tapi candaannya ini tidak lucu sama sekali. Jika Woo ingin
menghindariku, bukan seperti ini caranya.
Sekilas
aku melihat ke jari manisnya dan tak menemukan cincin yang melingkar disana.
Begitu juga jari manisnya yang satu lagi. Bukankah jika seseorang menikah, si
pasangan biasanya memberikan cincin pasa pasangannya. Tapi kenapa aku tidak
melihat cincin itu?
“ Tapi…
dimana cincinnya? “
“ Nde?
“
Choi
Rae Ki POV
Cincin?
Apa maksudnya dia menanyakan cincin?
“ Nde..
cincin. Bukankah jika seseorang ingin menikah pasangannya harus memberikan
cincin pada yeoja. Tapi aku ti . . . “
“
Aaaa~~ cincin…
Itu…
cincin.. hmmm~ … “
‘ hash~
aku harus apa sekarang? Cincin? Ryeowook oppa belum membelikannya. Dan… aku
harus bagimana lagi untuk membuatnya menjauhiku. ‘ ucapku dalam hati dan
beberapa detik kemudian aku meningat sesuatu
Dengan
cepat aku mengeluarkan rantai kecil yang disana tergantung ebuah cincin yang
aku temukan di kotak box semalam. Karena bentuknya bagus dan aku tidak tau itu
milik siapa, ku putuskan untuk memakainya.
“ Ini…
“ ucapku sembari menunjukkan cincin yang tergantung di rantai perak di leherku.
Namja
itu sedikit memiringkan kepalanya –seperti sedang menyelidiki sesuatu- dan
beberapa detik kemudian dengan cepat namja itu tiba-tiba berjalan cepat
kearahku dan berhenti tepat di hadapanku. Sekilas nama itu melihatku dan
kembali memandangi cincin yang sedari tadi aku tunjukkan.
“
Jangan berbohong! “ ucapnya dengan nada sedikit ditinggikan dan sukses
membuatku mati kutu.
“ Si…
siapa yang sedang berbohong! Ini cincin yang diberikan Ryeowook oppa saat
melamarku! “ jawabku tak kalah tinggi.
“ Mwo?
Kau bilang apa?
Ini
cincin pemberian siapa? Hah! Hya! Kau itu sudah ketahuan berbohong! Masih belum
mengaku juga! “
“ Siapa
yang sedang berbohong!! Ini memang benar pemberian dari Ryeowook oppa! “
“ HYA!
Cincin itu adala . . . “
“
Sudahlah! “ potongku dan langsung
berjalan melewatinya.
Saat
beberapa langka, tiba-tiba ada tangan kekar yang menggenggam pergelangan
tanganku. Mengetahui ternyata namaj itu yang memegang, aku lantas menghempaskan
tangannya kasar.
“ Kau
benar-benar melupakanku? Kau tak ingat siapa aku? “
“ Dan…
benarkah kau mengalami… selective amnesia? “ ucapnya lagi dan membuatku
seketika membulatkan mataku. Darimana namja ini mengetahui aku menderita
selective amnesia?
“ Jika
itu benar… aku akan membantumu mengingat semuanya. “
Tanpa
seijinku, namja itu menarikku dan memaksaku untuk masuk kedalam mobilnya.
Begitu ia berhasil memaksaku, namja itu juga memakaikanku sabuk pengaman
–dengan paksa- lalu menutup pintu
mobilnya dan berlari kecil menuju sisi pintu yang lain.
‘ dia
ingin membawaku kemana? Atau… jangan-jangan dia ingin membunuhku lagi?
Eo~
omona~~ eotteokhae!! ‘ ucapku dalam hati dan sembari terus melepas kunci sabuk
pengaman yang melilit tubuhku ini.
“ HYA!
Kau ingin membawaku kemana ha?! “ ucapku dengan nada takut dan masih sibuk
melepaskan pengait sabuk pengaman ini.
Namja
itu tidak berkata apapun lagi dan langsung menstater mobilnya dan melajukan
mobilnya entah kemana. Namja itu dengan focus mengemudikan mobilnya, sedangkan
aku masih tetap tidak bisa membuka pengait sabuk ini. Eotteokhae? Bagaimana
kalau ia berbuat macam-macam padaku? Oppa~~~ help me!!
Tanpa
aku sadari, mobilnya tiba-tiba berhenti dan membuat pandanganku beralih
kesekeliling mobilya.
‘
taman? Untuk apa dia membawaku ketaman? ‘
“
Kkaja~ aku akan membuatmu mengingat semuanya. “ ucapnya sebelum keluar dari
mobil.
Pandanganku
kembali focus pada pengait sabuk ini dan saat aku menyadari ada tombol merah
untuk ditekan, aku lantas menekannya dan pengait sabuknya terbuka. (Author:
paboya? -_-“)
Aku
melihat namja itu membukakan pintu untukku dan kembali menggenggam tanganku
–lembut-. Namja itu perlahan membawaku ke sebuah bangku kayu yang terletak tak
jauh dari mobilnya yang terparkir. Namja itu duduk dan membuatku reflek
mengikutinya karena genggamannya belum terlepas dari tanganku.
“
Semalam aku mencaritau bagaimana caranya untuk membantu seseorang yang sedang
amnesia. Dan ternyata aku berhasil menemukan caranya yaitu dengan cara mengajak
orang itu ketempat favoritya. “ jelasnya
Sekilas
aku melihat keseluruh penjuru taman bunga ini. Dan tiba-tiba saja aku merasakan
kepaku terasa sedikit sakit. Sekilas beberapa bayangan semasa kecilku muncul
kembali. Aku melihat, aku sedang bernyanyi di atas bangku dan dilihat oleh
namja kecil yang duduk di tanah. Dan… tunggu sebentar… namja kecil itu.. namja
kecil itu namja yang sama dengan yang aku liat sebelumnya. Apa yang sedang
terjadi padaku? Kenapa namja kecil itu muncul lagi? Sebenarnya siapa dia?
“
Woo-ya… gwen . . . “
PLAKKKKK
“ CUKUP!
HENTIKAN! … jika aku tidak mengingatmu, biarkanlah aku tidak mengingatmu. “
“
Woo-ya ta . . . “
“ AKU
BILANG CUKUP!! DAN JANGAN MEMAKSAKU UNTUK MENGINGAT SEMUANYA!! “ teriakku dan
langsung berlari menjauh dari namja itu.
Author
POV
Rae Ki
terus berlari, sedangkan Kyuhyun hanya diam seribu bahasa sembari tetap melihat
punggung Rae Ki hingga tak terlihat. Perlahan demi perlahan genangan air mulai
terlihat di kelopak mata Kyuhyun dan akhirnya terjatuh darisana.
“ Kau
boleh membuangku dari ingatanmu. Tapi… setidaknya kau tidak membuang cincin
pemberianku, Woo-ya. “ lirih Kyuhyun
TO BE CONTINNUED
Don't Be SILENCE and CoPast
Tidak ada komentar :
Posting Komentar